Indonesia Tawarkan Peluang Investasi bagi Pengusaha Inggris dan Eropa
Pemerintah Indonesia menawarkan investasi bagi pengusaha Inggris dan Eropa dalam acara webinar Indonesia Investment Forum 2021. Sektor yang ditawarkan, antara lain, perikanan, pertambangan, kehutanan, dan energi hijau.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia menawarkan peluang investasi bagi pengusaha Inggris dan Eropa dalam acara webinar Indonesia Investment Forum 2021, Kamis (27/5/2021). Capaian pertumbuhan ekonomi yang terus membaik dan harmonisasi regulasi dari Undang-Undang Cipta Kerja menjadi cara pemerintah untuk menarik investor. Adapun sektor yang ditawarkan untuk investasi, antara lain, adalah perikanan, pertambangan, kehutanan, dan energi hijau.
Hadir sebagai pembicara dalam webinar itu Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadilia, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dan Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, Irlandia, dan Organisasi Maritim Internasional Desra Percaya.
Selain itu, juga hadir dalam panel diskusi Director Client Relations (Europe) Indonesia Business Partners Antony Colin Turner, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarinves Septian Hario Seto, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, serta Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani.
Dalam webinar itu hadir puluhan pengusaha untuk menyimak paparan kondisi perkembangan ekonomi, langkah pengendalian Covid-19, dan peluang investasi yang ditawarkan pemerintah.
Bahlil menjelaskan, di tengah pandemi yang membuat gejolak ekonomi di seluruh dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya dan wilayah lainnya.
Sepanjang 2020, Indonesia berhasil mencatat investasi sebesar Rp 827 triliun. Dari jumlah tersebut, investasi asing langsung (FDI) hanya menurun 10 persen. ”Dengan demikian, kepercayaan dunia untuk berinvestasi masih tetap terjaga,” ujarnya.
Bahlil menjelaskan, salah satu daya tarik Indonesia menjadi negara tujuan investasi adalah memiliki sumber daya alam yang sangat lengkap. Mulai dari perikanan, pertambangan, kehutanan, hingga green energy.
Menurut Bahlil, negara-negara Eropa memberikan sumbangsih yang besar bagi investasi di Indonesia. Belanda menduduk posisi kelima terbesar dalam berinvestasi di Indonesia. Adapun Inggris berada di peringkat ke-20 dengan investasi sebesar 192,8 juta dollar AS.
Sementara Luhut mengatakan, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja bakal menjadi insentif bagi investor. Melalui UU itu, pemerintah mengharmonisasikan sebanyak 8.451 peraturan pemerintah pusat dan 15.965 peraturan daerah. ”Harmonisasi ini untuk menarik investasi datang,” ujarnya.
Ajakan berinvestasi di Indonesia juga dikemukakan Perry karena Indonesia punya catatan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik. Meski pertumbuhan ekonomi triwulan pertama tahun ini masih minus 0,74 persen, itu sudah membaik ketimbang triwulan sebelumnya yang minus 2,49 persen.
Pihaknya optimistis bisa mengakhiri tahun ini dengan pertumbuhan ekonomi yang positif pada kisaran 4,1 persen-5,1 persen di saat negara lain masih berjuang keluar dari pertumbuhan negatif.
”Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi masyarakat yang besar serta dipicu berbagai kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah serta otoritas keuangan,” ujar Perry.
Selain itu, perkembangan ekonomi digital terpacu sangat cepat di Indonesia saat pandemi. Hal ini terlihat dari transaksi e-dagang yang tahun ini diperkirakan tumbuh 39 persen, mencapai 25 miliar dollar AS. Transaksi uang elektronik dan digital banking juga diperkirakan akan tumbuh sebesar masing-masing 32 persen dan 22 persen.