Awal Juni 2021, Bandara Soedirman di Purbalingga Siap Beroperasi
Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, siap beroperasi awal Juni 2021 dan diharapkan menunjang wilayah di sekitarnya. Bandara ini akan dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero).
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, siap beroperasi pada awal Juni 2021. Bandara akan dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) dan diharapkan menopang penerbangan di wilayah selatan Pulau Jawa.
Sejumlah aspek administrasi dipersiapkan untuk menopang operasi bandara, seperti penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 98 Tahun 2021 tertanggal 22 April 2021 yang menetapkan secara resmi pengelolaan Bandara Jenderal Besar Soedirman berada di bawah PT Angkasa Pura II atau PT AP II (Persero).
Presiden Direktur PT AP II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Kamis (26/5/2021), mengatakan, ”Surat keputusan tersebut menyatakan bandara yang dikelola AP II total berjumlah 20 bandara, ada penambahan satu bandara, yaitu Bandara Jenderal Besar Soedirman. Kami berterima kasih atas kepercayaan dan keputusan Kementerian Perhubungan yang menetapkan AP II selaku pengelola 20 bandara di Indonesia.”
Kementerian Perhubungan juga telah menerbitkan Sertifikat Bandara Udara Nomor 0163/SBU-DBU/IV/2021 bagi Bandara Jenderal Besar Soedirman. Dokumen mandatori lainnya pun sudah disusun dan disetujui.
”Dokumen mandatori tersebut adalah Airport Security Programme, Aerodrome Manual, Emergency Plan Document, Safety Management System Manual, Safety Risk Assessment, dan SOP Airside Operation,” tambah Awaluddin.
Dalam rangka persiapan operasional, Muhammad Awaluddin juga telah bertemu dan berkoordinasi dengan Panglima Komando Operasi TNI AU II Marsda TNI Minggit Tribowo. Bandara Jenderal Besar Soedirman merupakan bandara penunjang penerbangan bagi wilayah sekitar, antara lain, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Wonosobo.
”Penerbangan komersial di wilayah kabupaten dan kota tersebut dibuka perdana dengan adanya Bandara Jenderal Besar Soedirman. Dengan kata lain, bandara ini merupakan pelopor konektivitas penerbangan komersial di wilayah tersebut,” kata Awaluddin.
Persiapan operasional
Sebagai bagian dari persiapan aspek operasional, AP II tuntas membangun fasilitas sisi udara (airside), meliputi landasan pacu (runway) berdimensi 1.600 x 30 meter untuk mengakomodasi penerbangan pesawat propeller ATR 72-600 dan sejenisnya, apron seluas 69x103 meter, dan taxiway dengan lebar 15 meter.
”Setelah pembangunan tuntas 100 persen, Kementerian Perhubungan dan Citilink melakukan proving flight, yang berjalan dengan lancar dan sukses,” ujar Awaluddin.
Untuk sisi darat (landside), pembangunan terminal penumpang sudah diselesaikan dalam rangka operasi minimum. Personel AP II akan mendukung operasional bandara, antara lain, dari unit Aviation Security (Avsec), Apron Movement Control (AMC), dan Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF). Persiapan juga dilakukan terkait administrasi personal dan perawatan.
Pemangku kepentingan lain yang dipastikan mendukung operasional bandara adalah ground handling, Pertamina, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes), BMKG, AirNav Indonesia, serta maskapai Citilink hingga penyedia transportasi moda darat.
Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo mengatakan, ”Citilink menyambut positif dan mendukung rencana operasional penerbangan komersial di Bandara Jenderal Besar Soedirman.”
Bahkan, Direktur Utama AirNav Indonesia M Pramintohadi Sukarno menyatakan kesiapan AirNav Indonesia. ”Kami sudah menyiapkan prosedur, SDM dan safety assesment untuk layanan navigasi bandara ini. Semuanya baik dan siap mendukung pengoperasian bandara Jenderal Besar Soedirman yang rencana dioperasikan pada awal Juni 2021,” kata Pramintohadi.
Pada 1 April lalu, saat uji coba pendaratan pesawat Citilink ATR 72-600 telah diterapkan prosedur pendaratan berbasis PBN (Perfomance Based Navigation). AirNav Indonesia berharap pengoperasian bandara ini dapat mendukung pertumbuhan penerbangan di selatan Jawa dan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
Awaluddin menuturkan, ”Di Pulau Jawa, lalu lintas penerbangan lebih banyak di wilayah utara. Lokasi Bandara Jenderal Besar Soedirman yang lebih ke selatan dapat mendorong pertumbuhan lalu lintas penerbangan di selatan.”
AP II mendorong adanya rute penerbangan di wilayah selatan yang transit di setiap kota, dari barat hingga timur Jawa. Misalnya, rute dari Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta)-Bandara Husein Sastranegara (Bandung)-Bandara Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga)-Bandara Banyuwangi. Rute yang seperti sebuah ”tol udara” ini memungkinkan, apalagi seluruh bandara tersebut dikelola oleh AP II.
Adapun untuk penerbangan sebaliknya dapat melalui wilayah utara, semisalnya, rute Banyuwangi-Surabaya-Semarang-Bandung-Jakarta.