Pendapatan Turun, Perusahaan Emas dan Tembaga Tetap Optimistis
Harga komoditas emas dan tembaga yang sedang dalam tren positif menjadi landasan optimisme kinerja perusahaan tambang mineral.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Walaupun pendapatan PT Merdeka Copper Gold Tbk merosot, perusahaan tetap optimistis lantaran pergerakan harga emas dan tembaga yang berada dalam tren positif. Kecenderungan itu juga didukung oleh cadangan emas dan tembaga yang dikelola.
PT Merdeka Copper Gold Tbk membukukan penjualan dan pendapatan usaha sepanjang triwulan I-2021 sebesar 46,5 juta dollar AS. Capaian ini lebih rendah dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang senilai 103,7 juta dollar AS. Meskipun demikian, Wakil Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk Simon James Milroy tetap optimistis terhadap kinerja korporasi.
”Kami tengah menjalankan sejumlah proyek (yang kinerjanya) fantastis,” katanya dalam telekonferensi pers, Selasa (25/5/2021).
Harga emas dan tembaga diperkirakan bergerak dalam tren positif. Harga tembaga sepanjang 2021 telah tumbuh 26,84 persen dibandingkan dengan posisi akhir 2020. Berdasarkan konsensus pasar, harga emas akan berada pada kisaran 2.144 dollar AS per ons.
Harga tembaga sepanjang 2021 telah tumbuh 26,84 persen dibandingkan dengan posisi akhir 2020.
Salah satu aset emas perusahaan ialah Tambang Emas Tujuh Bukit. Produksi emas pada tambang ini sepanjang triwulan-I 2021 mencapai sekitar 16.585 ons. Lokasi ini memiliki cadangan emas sebesar 702.000 ons. Adapun aset Tambang Tembaga Wetar memproduksi 2.489 ton tembaga sepanjang triwulan I-2021. Cadangan tembaga di lokasi tersebut sekitar 108.000 ton.
Perusahaan juga mengelola Proyek Tembaga Tujuh Bukit dengan potensi 8,8 juta ton tembaga dan 28 juta ons emas. Awalnya, proyek ini direncanakan memproduksi 70.000-90.000 ton tembaga hingga 200.000-300.000 ons emas selama lebih dari 20 tahun.
Selain itu, ada juga proyek Wetar/Morowali Acid Iron Metal yang kelayakan studinya telah rampung pada Maret lalu. Korporasi menargetkan konstruksi mulai pada triwulan II-2021 dengan produksi diperkirakan mulai pada triwulan IV-2022. Untuk pabrik pertama di proyek ini, belanja modal diperkirakan 290 juta dollar AS.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk Adi Adriansyah Sjoekri menyatakan, rapat umum pemegang saham (RUPS) menyetujui pembelian kembali saham perseroan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 bulan ke depan. Pembelian kembali yang direncanakan maksimal sebesar 1 persen atau sekitar 229 juta lembar saham dengan alokasi dana paling banyak Rp 530 miliar.
Adriansyah mengatakan, pembelian kembali tersebut bertujuan memperoleh fleksibilitas perseroan dalam menjaga stabilitas harga saham. Upaya tersebut dibutuhkan jika harga saham tidak mencerminkan nilai kinerja perseroan yang sebenarnya.
Pembelian kembali tersebut bertujuan untuk memperoleh fleksibilitas perseroan dalam menjaga stabilitas harga saham.
Selain itu, RUPS juga menyetujui perubahan direksi perusahaan. Setelah surat pengunduran diri Tri Boewono diterima, Albert Saputro diangkat sebagai presiden direktur. Pada saat bersamaan, Titien Supeno juga diangkat sebagai anggota direksi korporasi.
Kenaikan pemeringkatan
Pertengahan Mei 2021, PT Aneka Tambang Tbk atau Antam mengumumkan kenaikan peringkat Corporate Credit Rating S&P Global tahun ini dari ”B/outlook stabil” menjadi ”B+/outlook stabil”. Menurut Sekretaris Perusahaan Antam Kunto Hendrapawoko, peningkatan peringkat itu seiring dengan pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama serta keberlanjutan pengembangan hilirisasi.
Sepanjang triwulan-I 2021, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 1,63 triliun atau melonjak 189 persen dari nilai pada periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perusahaan juga meningkat dari Rp 34,13 miliar menjadi Rp 1,24 triliun.
Kinerja positif tersebut ditopang oleh peningkatan nilai tambah produk serta optimalisasi produksi dan penjualan. Perusahaan mengharapkan produksi dan penjualan komoditas utama, seperti feronikel, emas, bijih nikel, bijih bauksit, dan alumina sejalan dengan penguatan utilisasi operasi tambang dan pabrik pengolahan.