Kembalikan Aktivitas Pariwisata, Bali Menawarkan Berkegiatan dari Pulau Dewata
Kalangan asosiasi pariwisata di Bali menawarkan program berkegiatan dari Bali atau Work from Bali sebagai pilihan bagi kementerian dan lembaga maupun badan usaha untuk mengadakan rapat dan sekaligus berwisata.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Industri pariwisata di Bali menyepi akibat terdampak pandemi Covid-19. Kalangan asosiasi pariwisata di ”Pulau Dewata” ini menawarkan program berkegiatan dari Bali sebagai pilihan bagi instansi kementerian dan lembaga maupun badan usaha untuk mengadakan rapat ataupun pertemuan sekaligus berwisata.
Tawaran program berkegiatan dari Bali ini sekaligus menjadi respons positif asosiasi pariwisata di Bali atas rencana program Work from Bali yang dicanangkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Hal itu disampaikan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)/Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana dalam jumpa pers di Sanur, Kota Denpasar, Sabtu (22/5/2021) sore.
Adapun konferensi pers GIPI Bali di Sanur, Sabtu (22/5/2021), juga diikuti beberapa pimpinan asosiasi maupun himpunan usaha pariwisata dan juga perwakilan Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (Hildiktipari) Bali. Baik GIPI Bali maupun kalangan asosiasi usaha pariwisata sepakat dan juga berharap agar Bali segera dipulihkan, termasuk pula industri pariwisata Bali, dalam masa pandemi Covid-19.
”Salah satu support yang akan mendorong pergerakan perekonomian adalah program Work from Bali dari kementerian, lembaga negara, lembaga negara nonkementerian, dan badan usaha milik negara,” kata Partha Adnyana.
GIPI Bali dan kalangan usaha pariwisata di Bali mendorong pemerintah pusat segera merealisasikan program Work from Bali ini. Partha Adnyana menambahkan, GIPI Bali juga mencanangkan program Let’s bring Bali back sebagai bentuk komitmen memulihkan pariwisata Bali.
Usaha wisata Bali mengalami dilema. Dibuka (beroperasi) rugi, enggak buka (tidak beroperasi) lebih rugi. (Inda Trimafo)
Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, termasuk usaha dan jasa pariwisata di Bali. Inda menyebutkan, pandemi Covid-19 mengakibatkan ekonomi Bali mengalami ”rapor merah”, antara lain, dipengaruhi industri pariwisata di Bali yang menyepi.
”Usaha wisata Bali mengalami dilema. Dibuka (beroperasi) rugi, enggak buka (tidak beroperasi) lebih rugi,” kata Inda di Sanur, Denpasar, Sabtu (22/5/2021).
Wakil Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, yang juga mewakili Hildiktipari Bali, I Nyoman Sudiarta menyebutkan sejumlah kondisi yang harus disiapkan di Bali dalam menyambut program Work from Bali, di antaranya tersedianya jaringan telekomunikasi (internet) yang andal. Selain itu, terjaganya kondisi kesehatan, kenyamanan, dan keamanan melalui penerapan protokol kesehatan secara benar.
”Kami berharap program Work from Bali ini berlanjut sehingga Bali ke depannya juga dikenal menjadi destinasi virtual,” kata Sudiarta dalam jumpa pers bersama GIPI Bali, Sabtu.
Ketua Bali Mice Forum Putu Gede Wiwin Gunawasika mengungkapkan, asosiasi penyelenggara kegiatan rapat, pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran (MICE) yang bergabung dalam Bali Mice Forum sudah menyiapkan berbagai paket mendukung program Work from Bali.
Sebanyak 18 professional conference organizer (PCO) lokal di Bali sudah disiapkan untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan serangkaian program Work from Bali. ”Kami berharap kegiatan dilaksanakan di Bali, penyelenggaranya juga dari Bali,” kata Wiwin.
Lebih lanjut, Partha Adnyana mengatakan, GIPI Bali bersama kalangan asosiasi usaha pariwisata di Bali mengapresiasi positif langkah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang sudah mencanangkan program Work from Bali.
Bali juga menyambut optimistis rencana kementerian maupun lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menjalankan program ini.
”Kami memastikan Bali siap dan kami juga akan mengontrol serta mengawal bersama program Work from Bali ini,” kata Partha Adnyana. Ditambahkannya, hantaman pandemi Covid-19 benar-benar dirasakan Bali yang perekonomiannya lebih banyak bergantung pada industri pariwisata.
Dia menyatakan, Bali membutuhkan bantuan untuk mengatasi ketertinggalan pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi dalam akibat pandemi Covid-19. Maka, pada kesempatan itu juga menyoroti kondisi ekonomi Bali yang terdampak pandemi Covid-19.
Sementara itu, dari laporan Bank Indonesia Provinsi Bali, ekonomi Bali mengalami tekanan sangat dalam sejak pandemi Covid-19 melanda. Perekonomian Bali terkontraksi dengan mengalami pertumbuhan negatif setelah triwulan IV 2019. Pada triwulan I 2021, ekonomi Bali masih tertekan dengan pertumbuhan -9,85 persen.