Mulai 1 Juni, Aktivitas Perbankan ATM Link Dikenai Biaya
Mulai 1 Juni, nasabah ATM Link akan dikenai biaya Rp 2.500 untuk cek saldo dan Rp 5.000 untuk penarikan tunai dari sebelumnya tidak dikenai biaya. Ini upaya perlahan mendorong konsumen beralih ke layanan digital.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mulai 1 Juni 2021, nasabah yang hendak melakukan kegiatan perbankan di jaringan anjungan tunai mandiri atau ATM Link akan dikenai biaya. Ini merupakan salah satu upaya mendorong konsumen untuk perlahan beralih ke perbankan digital.
Bank-bank yang tergabung dalam jaringan ATM Link Himpunan Bank Negara (Himbara) adalah BRI, Bank Mandiri, BNI, dan Bank Tabungan Negara (BTN). Mereka akan mengenakan biaya dalam kegiatan perbankan di ATM Link. Biaya Rp 2.500 dikenakan untuk cek saldo dan Rp 5.000 untuk penarikan tunai dari sebelumnya yang tidak dikenai biaya. Adapun biaya transfer antarbank tidak berubah, yakni Rp.4.000.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Aestika Oryza Gunarto menjelaskan, penyesuaian biaya cek saldo dan tarik tunai di ATM Link merupakan kesepakatan di antara bank yang tergabung dalam Himbara.
Langkah ini juga dilakukan untuk mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) atau mendorong cashless society untuk mengurangi ketergantungan masyarakat atas penggunaan uang tunai dalam bertransaksi.
”Penyesuaian biaya tersebut juga menjadi bentuk bisnis perbankan yang lebih sehat dan untuk menciptakan bisnis berkelanjutan. Selain itu, penyesuaian biaya transaksi tersebut juga merupakan komitmen untuk meningkatkan layanan perbankan inklusif, peningkatan keamanan, dan kualitas layanan yang pada akhirnya menciptakan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi,” ujar Aestika, Jumat (21/5/2021).
Tak hanya itu, lanjut Aestika, upaya ini juga untuk mendorong konsumen lebih aktif memanfaatkan fasilitas perbankan digital. Langkah ini juga dilakukan untuk mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) atau mendorong cashless society untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan uang tunai dalam bertransaksi.
Melalui layanan digital perbankan, yakni ATM BRI, internet banking, dan BRImo, kegiatan cek saldo dan tarik tunai, serta transfer ke sesama rekening BRI tidak dikenai biaya.
”Selain itu, untuk transaksi yang lebih praktis, mudah, dan lebih murah, BRI mengimbau nasabah untuk dapat bertransaksi secara nontunai dan melakukan berbagai macam transaksi perbankan secara digital, seperti menggunakan internet banking BRI, BRImo, dan mobile banking,” ujarnya.
Pengamat ekonomi dan perbankan Ryan Kiryanto mengatakan, pilihan kembali ke tangan konsumen. Apabila konsumen berkeberatan dengan biaya di ATM Link, sudah ada alternatif pilihan lain yang bebas biaya, yaitu di perbankan digital. Apabila hendak tarik tunai yang bebas biaya, bisa mencari ATM bank Himbara langsung yang bebas biaya.
”Ini merupakan upaya Himbara untuk perlahan mendorong konsumen beralih pada perbankan digital. Sebab, penggunaan aplikasi atau fasilitas perbankan digital yang tidak mengenakan biaya bisa perlahan mengubah perilaku nasabah untuk memanfaatkannya,” ujar Ryan.
Bisnis bank
Mengenai anggapan konsumen bahwa pengenaan biaya di ATM Link untuk menambah pendapatan nonbunga bank, Ryan tidak sepakat tentang hal itu. ”Kalau memang untuk mendapatkan pendapatan non bunga, kalau memang ingin mencari untung sebesarnya, kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari dulu?” ujar Ryan.
”Perkembangan perbankan digital itu sebuah keniscayaan. Dalam 5-10 tahun lalu, jumlah ATM dan kantor cabang akan semakin berkurang. Branchless banking atau perbankan tanpa kantor cabang. Kegiatan perbankan itu di genggaman konsumen. Di aplikasi perbankan ponsel atau gawai konsumen,” kata Ryan.