Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis Bank Indonesia menyebutkan terjadi peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi pada April 2021. Ini mengindikasikan sektor riil yang mulai membaik.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Minat korporasi menarik kredit dari perbankan cenderung meningkat. Ini mengindikasikan kinerja sektor riil yang mulai membaik sehingga membutuhkan dana untuk ekspansi. Perbankan memperkirakan penyaluran kredit tahun ini bakal lebih baik dari tahun lalu.
Mengutip Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan April 2021 yang dirilis Bank Indonesia pada Rabu (19/5/2021) malam, terjadi peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi pada April 2021. Hal ini ditunjukkan oleh Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi pada April 2021 yang tercatat sebesar 24,8 persen, lebih tinggi dibandingkan periode Maret 2021 yang sebesar 16,6 persen.
Saldo Bersih Tertimbang adalah selisih antara persentase jawaban meningkat dikurangi persentase jawaban menurun terkait kebutuhan penawaran dan pembiayaan perbankan.
”Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama disampaikan oleh responden pada sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, informasi dan komunikasi, penyediaan makanan minuman, serta pertambangan,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya.
Survei ini juga menyebutkan, pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan kedua tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru yang mencapai 81,1 persen.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Aestika Oryza Gunarto memproyeksikan kredit korporasi tahun ini akan tumbuh positif seiring dengan pemulihan ekonomi nasional serta program vaksinasi yang tengah berjalan.
Dalam penyaluran kredit korporasi, pihaknya akan memperhatikan dan menjaga proporsi kredit korporasi tidak melebihi 20 persen dari total kredit BRI. ”Bahkan ditargetkan akan terus melandai hingga 15 persen. Sementara selebihnya sebanyak 85 persen kredit BRI akan fokus pada kredit usaha mikro, kecil, dan menengah,” ujar Aestika.
Sepanjang tahun lalu BRI menyalurkan kredit total sebesar Rp 938,37 triliun, tumbuh 3,89 persen dibandingkan 2019. Sebesar 82,13 persen kredit BRI berasal dari segmen UMKM dan 17,87 persen dari kredit korporasi.
Tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 7 persen. ”Fokus pertumbuhan BRI akan tetap menyasar segmen UMKM dengan pemilihan sektor yang selektif, di antaranya pangan, pertanian, alat kesehatan, dan obat-obatan,” ujar Aestika.
Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, pihaknya akan fokus pada kredit korporasi tahun ini. ”Corporate menjadi engine kami untuk bertumbuh,” ujar Panji.
Sektor-sektor industri pun sudah mulai bergairah, antara lain barang-barang kebutuhan sehari-hari (fast moving consumer goods), telekomunikasi, infrastruktur, dan pertambangan. ”Sektor-sektor ini sudah muncul permintaannya untuk belanja sehingga membutuhkan pembiayaan,” kata Panji.
Menurut Panji, Bank Mandiri memiliki ketersediaan likuiditas dan modal yang cukup untuk ekspansi kredit dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi. Pada tahun ini Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 6 persen. Posisi kredit Bank Mandiri per akhir 2020 sebesar Rp 871,3 triliun.
Presiden Direktur PT Bank Panin Tbk Herwidayatmo mengatakan, pihaknya belum terlalu merasakan adanya kenaikan permintaan kredit korporasi. Menurut dia, segmen kredit terbesar di Bank Panin adalah kredit komersial dengan porsi 50 persen.