Perekonomian sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus mengantisipasi kondisi domestik dan global yang bisa memengaruhi keberhasilan pemulihan ekonomi.
Oleh
Joice Tauris Santi dan Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagai indikator menunjukkan pemulihan ekonomi. Meski demikian, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus mengantisipasi tantangan dan kondisi domestik dan global. Pengendalian kasus Covid-19 di dalam negeri dan respons kebijakan yang tepat terhadap kondisi global jadi kunci.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, berbagai indikator menunjukkan kondisi perekonomian Indonesia perlahan bangkit. Pada triwulan kedua tahun ini, Indonesia mulai mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif setelah empat triwulan sebelumnya mencatat pertumbuhan negatif.
”Tahun ini kami memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,4 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Andry Asmoro pada Media Gathering Virtual Economic Outlook & Industri Kuartal II 2021 yang digelar Rabu (19/5/2021).
Ia menjelaskan, pemulihan sudah mulai terlihat pada triwulan pertama tahun ini. Meski pertumbuhan ekonomi tiga bulan awal tahun ini masih terkontraksi minus 0,74 persen, itu sudah membaik dibandingkan dengan triwulan akhir 2020 saat pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus 2,19 persen.
Berbagai indikator ekonomi lain, seperti konsumsi, produksi, investasi, dan belanja pemerintah menunjukkan perbaikan. Indeks kepercayaan konsumen meningkat pada level optimistis. Beberapa sektor juga sudah menunjukkan pertumbuhan pada triwulan pertama, di antaranya sektor informasi dan komunikasi (8,7 persen) dan pertanian, serta kehutanan & perikanan (3,0 persen).
Total investasi pada triwulan pertama tahun ini Rp 219,7 triliun, meningkat 4,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan meningkat 2,4 persen dibandingkan dengan triwulan keempat tahun lalu.
Realisasi belanja pemerintah juga mencatat kenaikan. Pada triwulan pertama tahun ini belanja pemerintah Rp 523 triliun, meningkat 16,52 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, Andry menyebutkan, ada sejumlah tantangan domestik yang harus diantisipasi pemerintah. Pengendalian jumlah kasus Covid-19 dan suksesnya program vaksinasi jadi kunci pemulihan ekonomi.
”Pemulihan ekonomi hanya dapat berjalan jika penyebaran Covid-19 dapat ditekan dan jumlah vaksinasi bisa ditingkatkan. Penerapan protokol kesehatan yang ketat juga perlu dilanjutkan mengingat masih ada ancaman varian virus yang memicu peningkatan kasus Covid-19,” ujar Andry.
Tak hanya urusan domestik, faktor global juga harus diantisipasi dengan baik. Andry menjelaskan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, yakni Amerika Serikat dan China, mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif pada triwulan I-2021. AS mencatat pertumbuhan ekonomi 0,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan pertumbuhan ekonomi China meroket tajam sebesar 18,3 persen.
Sementara banyak negara di kawasan Eropa dan Asia yang masih mencatat kontraksi meski dengan skala yang membaik. Bahkan, beberapa negara Eropa mengalami dua kali resesi akibat lockdown yang kembali diterapkan menyusul gelombang kedua kasus Covid-19.
”Pasar keuangan global sempat terimbas kekhawatiran akan terjadinya reflasi atau kenaikan inflasi yang cepat AS akibat ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih cepat,” ujar Andry.
Pertumbuhan global yang tidak seimbang ini perlu diantisipasi. Sebab, kondisi ini membuat negara-negara dunia akan mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal yang juga akan mempengaruhi Indonesia.
Meski demikian, tetap ada kabar baik dari faktor global. Negara-negara mitra dagang utama Indonesia menunjukkan pemulihan ekonomi pada triwulan pertama tahun ini. Selain China dan AS, Korea Selatan mencatat pertumbuhan 1,8 persen, dan Singapura 0,2 persen. Adapun Uni Eropa pada triwulan pertama tahun ini mencatat pertumbuhan minus 1,7 persen lebih baik ketimbang triwulan IV-2020 yang minus 4,6 persen.
”Pertumbuhan ekonomi beberapa mitra tetangga yang membaik pada triwulan pertama tahun ini memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia,” ujar Kepala Riset Ekonomi Danareksa Research Institute Moekti Prasetiani Soejachmoen.