Bunga Kredit Terus Turun, Saatnya Sektor Riil Ambil Pinjaman
Bunga kredit bank kian turun. Inilah saatnya sektor riil mengambil pinjaman dengan bunga murah.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perbankan sudah menurunkan suku bunga kredit secara signifikan tahun ini. Era bunga murah ini bisa dimanfaatkan sektor riil untuk mengambil pinjaman. Dengan modal dari perbankan, perekonomian bisa berputar lebih cepat.
Pengamat Ekonomi dan Perbankan Ryan Kiryanto mengatakan, era bunga murah ini sebaiknya dimanfaatkan oleh sektor riil untuk mengambil pinjaman. ”Suku bunga sedang rendah. Likuiditas bank juga sangat cukup. Ini kesempatan sektor riil untuk mengambil pinjaman,” ujar Ryan yang dihubungi Senin (17/5/2021).
Permodalan dari perbankan bisa menggulirkan perekonomian karena mendorong konsumsi di masyarakat dan produksi di sektor barang dan jasa. ”Permodalan dari perbankan ini bisa menggairahkan aktivitas perekonomian yang pada ujungnya mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Ryan.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Aestika Oryza Gunarto menjelaskan, sejak 28 Februari, BRI telah menurunkan SDBK untuk seluruh segmen, yaitu kredit korporasi, ritel, makro, kredit pemilikan rumah (KPR), dan non-KPR. Penurunan itu sebesar 150 basis poins (bps) sampai dengan 325 bps.
Sepanjang tahun 2020, BRI juga telah menurunkan suku bunganya secara umum sebesar 75 bps–150 bps.
Mengacu situs BRI yang diakses Senin, rincian besaran bunga kredit bank di BRI antara lain kredit korporasi 8 persen, kredit ritel 8,25 persen, kredit mikro 14 persen, KPR 7,25 persen, dan kredit konsumsi 8,75 persen.
Direktur Treasury & International Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Panji Irawan menjelaskan, pada Februari 2021 pihaknya telah menurunkan SDBK untuk seluruh segmen kredit berkisar antara 25 bps dan 220 bps.
Mengacu situs Bank Mandiri yang diakses Senin, rincian besaran bunga kredit bank di BRI antara lain kredit korporasi 8 persen, kredit ritel 8,25 persen, kredit mikro 11,25 persen, KPR 7,25 persen, dan kredit konsumsi 8,75 persen.