Dalam rangka mencegah meningkatnya penyebaran Covid-19 selama libur Lebaran, obyek wisata di Pulau Lombok ditutup sementara.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
PRAYA, KOMPAS — Hingga saat ini, penyebaran Covid-19 di Nusa Tenggara Barat belum bisa dikendalikan. Oleh karena itu, upaya pencegahan terus dilakukan, termasuk menutup sementara obyek wisata yang ada selama libur Lebaran. Itu antara lain terlihat di Lombok Tengah, Kota Mataram, dan Lombok Barat.
Menurut Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, hingga Jumat (14/5/2021), total pasien positif Covid-19 di NTB sebanyak 12.825 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 11.117 orang dinyatakan sembuh, 597 orang meninggal, dan 1.111 orang masih dalam perawatan.
Kasus harian terpantau meningkat. Sempat berada di angka 14 kasus pada Rabu (12/5/2021), pada Jumat kemarin meningkat kembali menjadi 62 kasus. Pasien positif baru terbanyak berasal dari Kota Mataram.
Oleh karena itu, untuk mencegah terus meningkatnya kasus baru, penutupan obyek wisata menjadi salah satu langkah yang diambil oleh kabupaten kota yang ada.
Di Lombok Tengah, misalnya, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ditutup untuk pengunjung. Sejak gerbang masuk, anggota Kepolisian Sektor Kuta hanya membuka jalur keluar. Sementara jalur masuk ditutup.
Warga yang diperbolehkan masuk hanya yang tinggal di Kuta atau karyawan yang bekerja di sana. Termasuk kendaraan pengangkut logistik. Sementara yang dari luar hanya untuk yang telah reservasi menginap di Kuta. —Muhammad Fajri
Setiap kendaraan yang masuk, baik roda dua maupun roda empat, diperiksa dengan ketat. Termasuk kelengkapan protokol kesehatan.
”Warga yang diperbolehkan masuk hanya yang tinggal di Kuta atau karyawan yang bekerja di sana. Termasuk kendaraan pengangkut logistik. Sementara yang dari luar, hanya untuk yang telah reservasi menginap di Kuta,” kata Kepala Kepolisian Sektor Kuta Inspektur Polisi Satu Muhammad Fajri di Kuta, Sabtu (15/5/2021) siang.
Bagi warga selain ketentuan tersebut, langsung diminta putar balik. Warga Kuta yang hendak pulang baru diizinkan melintas jika menggunakan masker.
”Menurut rencana, penutupan ini akan kami lakukan hingga Lebaran Ketupat nanti,” kata Fajri.
Lebaran Ketupat merupakan salah satu tradisi masyarakat Sasak di Pulau Lombok. Lebaran Ketupat berlangsung tujuh hari setelah Idul Fitri. Biasanya, pada momen ini warga beramai-ramai mengunjungi kawasan wisata.
Akibat penutupan itu, kawasan Pantai Kuta tampak lengang. Lebih banyak pedagang makanan hingga suvenir. Jika pun ada pengunjung, lebih banyak warga yang sedang menginap di hotel di kawasan itu.
Sekitar pukul 16.00 Wita, petugas keamanan berpatroli ke seluruh kawasan. Mereka meminta seluruh pengunjung, termasuk para pedagang untuk meninggalkan kawasan Pantai Kuta. Mereka menyampaikan bahwa hal itu dilakukan sebagai upaya mencegah penularan Covid-19.
Tidak semua pengunjung langsung mengindahkan imbauan itu. Begitu juga pedagang. Banyak yang bertahan. Beberapa wisatawan berusaha mencari area yang tidak terpantau oleh patroli petugas.
Sepinya kawasan Pantai Kuta berdampak langsung pada omzet pedagang di sana. Junardi, anak-anak yang berjualan suvenir mengaku sebelum pandemi, bisa mendapat Rp 200.000 per hari. Setelah pandemi, paling banyak Rp 20.000. ”Hari ini, karena sepi, belum satu pun barang yang terjual,” kata Junardi.
Jumasih (40), yang berjualan mainan, juga mengaku sebelum pandemi yang biasanya ramai, bisa mendapat omzet Rp 500.000 per hari. Namun, setelah pandemi, menurun.
”Sampai sore ini, baru dapat Rp 20.000. Mau bagaimana lagi, sepi pengunjung. Warga tidak boleh masuk kesini. Kalaupun ada wisatawan yang menginap, tidak belanja,” kata Jumasih.
Menurut Jumasih, ia sebenarnya sangat berharap dari momen libur Lebaran karena pengunjung Pantai Kuta bisa membeludak. ”Tetapi, mau bagaimana lagi, tidak bisa memaksa. Namanya juga sedang ada pandemi Covid-19 sehingga harus ditutup dulu,” kata Jumasih yang akan beralih berjualan ke pasar untuk sementara waktu.
Penutupan
Selain di Pantai Kuta, penutupan juga dilakukan di pantai hingga makam yang ada di Kota Mataram. Pantai dan Taman Loang Baloq, Pantai Mapak Indah, Pantai Gading dan Pantai Ampenan, juga Makam Loang Baloq. Obyek wisata itu biasanya selalu ramai di kunjungi warga tidak hanya dari Kota Mataram, tetapi juga luar Mataram.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram Komisaris Besar Heri Wahyudi, Wali Kota Mataram telah mengeluarkan surat edaran terkait penutupan sementara kawasan wisata selama libur Lebaran.
Oleh karena itu, guna memastikan tidak ada masyarakat yang datang ke lokasi-lokasi tersebut, pihaknya menyiagakan 204 personel.
”Sekarang masih pandemi Covid-19. Masyarakat kami himbau untuk sementara waktu tidak mendatangi tempat wisata tersebut. Kami juga mengharapkan partisipasi semua pihak untuk bersama-sama menekan penyebaran Covid-19,” kata Heri.
Pantauan Kompas, hingga sore, kawasan Pantai Ampenan terus didatangi warga. Akan tetapi, begitu sampai di pintu gerbang, anggota Polresta Mataram langsung meminta mereka putar balik.
Pintu gerbang itu juga diportal agar tidak bisa dilewati. Lalu di dekat pintu gerbang dipasang spanduk berisi informasi bahwa kawasan pantai itu ditutup dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.
Pantai di kawasan Senggigi juga ditutup. Sejak gerbang masuk, petugas sudah berjaga guna memastikan tidak ada warga yang masuk. Pemeriksaan protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat. Selain di gerbang, di pintu-pintu masuk masing-masing pantai, anggota kepolisian bersama TNI juga ikut berjaga.