Selama Ramadhan, 3.000 Orang Sudah Masuk ke Banyumas
Ribuan pemudik dari luar kota sudah masuk ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pengawasan dilakukan di tingkat RT untuk memantau serta mencegah penularan masif.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sebanyak 3.000 orang dari luar kota telah memasuki wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pemerintah daerah menerapkan tes cepat antigen untuk memantau dan mencegah penularan Covid-19. Meski sudah dinyatakan negatif, mereka tetap dipantau.
”Sudah ada sekitar 3.000 orang yang masuk dan sudah menjalani antigen. Hasilnya negatif. Di setiap RT sudah dikondisikan jangan sampai masuk rumah sebelum antigen,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein kepada wartawan di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (6/5/2021).
Husein mengatakan, hingga kini total kasus terbaru akibat Covid-19 baik dari kluster mushala maupun shalat Tarawih di Banyumas sudah mencapai 140 orang. ”Tempat karantina sudah penuh. Balai Diklat Baturraden dan Pondok Slamet yang bisa menampung 140 orang sudah penuh. Sekarang sedang disiapkan karantina di Wisma Wijayakusuma,” kata Husein.
Husein menegaskan, jika saat ini ada pemudik yang masuk ke Banyumas dan terkena razia di perbatasan,mereka harus putar balik. ”Kalau sekarang tidak ada toleransi di perbatasan, harus balik,” kata Husein. Sebagai antisipasi penularan Covid-19, pemerintah daerah kembali menyiapkan GOR Satria sebagai tempat karantina massal bagi para pemudik yang nekat masuk ke Banyumas.
Menurut dia, saat ini kasus Covid-19 di Banyumas masih terkendali sehingga tempat wisata di Banyumas tidak ditutup. Meski demikian, pemerintah tetap berupaya melakukan pelacakan terhadap sejumlah kontak erat dari kluster Tarawih dan mushala. ”Shalat Id harus ada izin dari satgas di kecamatan dan desa bisa. Tapi, alun-alun tidak dipakai untuk shalat Id. Kita bekerja lebih keras lagi, lebih sabar, lebih telaten karena masyarakat sudah mulai jenuh. Kita tidak boleh jenuh,” paparnya.
Sementara itu, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyampaikan, hingga kini sudah ada 400 pemudik yang masuk ke Kebumen. Mereka telah menjalani tes cepat antigen dan hasilnya pun negatif. ”Semua pemudik yang tiba di Kebumen kami minta untuk dilakukan rapid test antigen. Alhamdulillah semua sudah rapid (test), hasilnya nonreaktif. Jumlah total pemudik ada 400 orang,” ujar Arif dalam siaran pers.
Arif menyatakan, larangan mudik sudah berlaku dari 6 Mei sampai 17 Mei 2021 dan pihaknya meminta masyarakat untuk patuh terhadap aturan pemerintah agar tidak mudik pada Lebaran tahun ini. Warga yang telah mudik, selain menjalani tes cepat antigen, juga wajib menjalani isolasi empat hari. ”Kita berharap tidak ada lagi warga yang mudik sesuai larangan pemerintah. Bagi yang sudah mudik, harus isolasi empat hari di rumah,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ia juga meminta semua desa di Kebumen untuk kembali mengaktifkan posko satgas Covid-19. Posko ini penting untuk melakukan pendataan dan pengawasan kepada siapa pun warga masyarakat yang telah mudik.