Pemerintah Fasilitasi Pemasaran Digital Usaha Kuliner
Peningkatan usaha kecil terus didorong dengan cara memfasilitasi pemasaran secara digital, terutama bagi pengusaha kuliner. Pengusaha kuliner diarahkan untuk meningkatkan penjualan melalui lokapasar.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terus mendorong peningkatan usaha kecil, di antaranya memfasilitasi pemasaran secara digital bagi usaha kuliner. Pengusaha kuliner diarahkan untuk meningkatkan penjualan melalui lokapasar.
Langkah mendorong usaha kecil ”naik kelas” ini sesungguhnya telah dirintis saat penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenkop UKM dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) tahun 2019. Menindaklanjuti hal itu, realisasinya baru diwujudkan, Kamis (6/5/2021), melalui perjanjian kerja sama antara Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.
”Melalui perjanjian kerja sama ini, Kementerian Koperasi dan UKM akan memfasilitasi usaha mikro bidang kuliner untuk masuk ke aplikasi GoFood dan laman Bela Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada acara Sinergi untuk Penguatan Usaha Mikro Berdaya Saing, Kamis (6/5/2021), di Jakarta.
Hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Eddy Satriya, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo, dan Staf Khusus Menteri Bidang Ekonomi Kreatif Fiki Satari.
”Melalui kerja sama dengan lokapasar dan LKPP, untuk perluasan jaringan pemasaran, pengusaha makanan ini akan kita dorong untuk bergabung dengan lokapasar dan on boarding laman Bela Pengadaan,” jelas Teten.
Laman Bela Pengadaan menjadi pasar daring yang disediakan pemerintah. Melalui e-Katalog dan laman Bela Pengadaan LKPP di platform tersebut, UMKM dapat memenuhi kebutuhan belanja pemerintah.
Selain itu, ada Pasar Digital (PaDi) yang merupakan hasil kerja sama Kemenkop UKM dengan Kementerian BUMN untuk menyerap produk UMKM. Tujuannya, produk UMKM dapat terserap melalui belanja barang dan jasa BUMN dengan nilai di bawah Rp 14 miliar.
Lebih dari itu, Teten mengatakan, upaya pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi nasional dilakukan dengan kebijakan subsidi bunga, penempatan dana restrukturisasi, imbal jasa penjaminan, insentif pajak, tambahan modal kerja kepada koperasi melalui LPDB-KUMKM, dan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro.
Target pemerintah tahun 2023 sebanyak 30 juta UMKM dapat terhubung ke ekosistem digital.
Dari sisi hilir, pemerintah memperluas akses pasar produk UMKM, terutama melalui pasar daring. ”Target pemerintah tahun 2023 sebanyak 30 juta UMKM dapat terhubung ke ekosistem digital. Hingga bulan April 2021, tercatat baru sekitar 12 juta atau 18 persen pelaku UMKM masuk ke dalam ekosistem digital,” jelas Teten.
Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah PT Aplikasi Karya Anak Bangsa Dyan Shinto E Nugroho menjelaskan, pihaknya mencatat ada perubahan perilaku konsumen saat ini. Banyak orang belanja makanan pindah ke sistem daring.
”Kami juga mencatat ada peningkatan jumlah layanan logistik dan transportasi daring. Bahkan, selama pandemi ada sekitar 180.000 UMKM yang bergabung dengan GoFood dan Gojek. Dari jumlah tersebut, sekitar 90 persen merupakan pelaku usaha mikro,” kata Shinto.
Manajemen Gojek juga melakukan langkah strategis berupa penawaran ekosistem bisnis dengan berbagai kemudahan dan fitur-fitur bagi UMKM. Itu termasuk pula pelatihan-pelatihan bagi UMKM, seperti pelatihan manajemen dan cara pengemasan.
Selain penandatanganan perjanjian kerja sama, ada juga penyerahan bantuan jaring pengaman sosial kepada pengusaha warung makan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) serta penyerahan santunan kepada anak yatim dan duafa. Melalui program bantuan jaring pengaman sosial, Baznas akan memberikan bantuan senilai Rp 1 miliar.