Sebanyak 2.512 Aparat Gabungan Amankan Idul Fitri 1442 H di NTT
Peraturan yang berlaku di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur ialah dilarang melakukan takbir keliling dan shalat Id tetap memperhatikan protokol kesehatan agar tidak muncul kluster Covid-19 baru pasca-Idul Fitri.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sebanyak 2.512 aparat gabungan mengamankan Idul Fitri 1441 H yang berlangsung di 22 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur. Umat yang merayakan pun dilarang melakukan takbir keliling, dan shalat Id tetap memperhatikan protokol kesehatan agar tidak muncul kluster Covid-19 baru pasca-Idul Fitri. Polda NTT mengamankan 4.970 ampul vaksin Covid-19 Sinovac yang tiba Bandara El Tari Kupang.
Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Lotharia Latif, dalam apel gelar pasukan pengamanan Idul Fitri di Kupang, Rabu (5/5/2021) sore, mengatakan, pengamanan Idul Fitri tidak hanya tanggung jawab aparat keamanan, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Seperti hari raya keagamaan sebelumnya, biasanya ada inisiatif dari kelompok pemuda lintas umat beragama untuk melakukan pengamanan bersama aparat keamanan.
Kapolda didampingi Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Legowo Jatmiko dan Kabinda NTT Brigjen TNI Adrianus San dan Wadanlantamal VII Kupang. Kegiatan apel pasukan ini tetap mematuhi protokol kesehatan.
Apel bersama ini untuk mengecek persiapan akhir kesiapan pelaksanaan Operasi Ketupat 2021 dalam rangka pengamanan Idul Fitri 1442 H baik pada aspek personel maupun sarana prasarana, serta keterlibatan unsur terkait, seperti TNI, pemda, dan mitra kantibmas lain. Meski NTT masuk kategori daerah aman, standar pengamanan tetap dikedepankan sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebanyak 2.512 aparat gabungan dilibatkan dalam pengamanan shalat Id di 22 kabupaten/kota di NTT. Jumlah 2.512 ini terdiri dari 698 personel jajaran polres di NTT, 125 personel polda, dan dari TNI dan instansi terkait.
Kasus korona
Ia mengatakan, menjelang Idul Fitri 1442 H tren kasus Covid-19 di Indonesia umumnya dan NTT khususnya mengalami kenaikan karena aktivitas masyarakat menjelang akhir bulan suci Ramadhan dan mobiliasi warga karena bencana badai Seroja. Masyarakat NTT sedang didera badai Seroja, jangan lagi diperburuk dengan masalah penyebaran Covid-19.
”Biar jaga diri masing-masing agar tetap sehat dan aman dari pandemi Covid-19 sehingga bisa menata kehidupan yang porak-poranda akibat bencana kemarin,” kata Latif.
Proses pengamanan Idul Fitri yang paling diutamakan adalah tindakan preemtif dan preventif, secara humanis, sehingga masyarakat betul-betul mematuhi protokol kesehatan. Penegakan hukum sebagai upaya terakhir, ultimum remedium secara tegas dan professional terhadap para pelanggar protokol kesehatan.
Tujuan yang dicapai adalah masyarakat dapat merayakan Idul Fitri 1442 H dengan rasa aman dan nyaman serta terhindar dari bahaya Covid-19. Sejauh ini, wilayah NTT cukup kondusif. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tidak mudik. Meski situasi NTT tidak seperti di Pulau Jawa, pengawasan terhadap tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian dan kerumunan tetap dilaksanakan.
”Banyak kasus kecelakaan terjadi pada hari libur. Karena itu, kami siaga dalam Operasi Ketupat 2021 ini, dengan mendirikan posko-Posko baik di pelabuhan maupun Bandara. Posko ini ditempatkan petugas untuk berjaga,” kata Latif.
Wilayah NTT masih menjalankan PPKM mikro sehingga Latif mengimbau agar masyarakat yang merayakan Idul Fitri tidak melakukan takbir keliling. Takbir bisa dilakukan di masjid dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai imbauan dari Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2021.
Ia mengingatkan, jangan sampai kegiatan keagamaan memunculkan kluster baru penyebaran Covid-19. Karena itu, dibutuhkan kesadaran bersama untuk mematuhi imbauan pemerintah.
Sehari sebelumnya, Lotharia Latif menerima sejumlah tokoh Muslim di Kota Kupang. Para tokoh muslim ini meminta agar pihaknya mengizinkan mereka melakukan shalat Id secara bersama-sama di Lapangan Latsitarda Kupang. Namun, Lotharia Latif meminta agar kegiatan shalat itu tetap memperhatikan kapasitas lapangan dan terutama mengindahkan imbauan dari Menteri Agama.
Terpisah, Kabid Humas Polda NTT Kombes Rishian Krisna Buhiaswanto mengatakan, belasan personel Polda NTT mengawal ketat proses penjemputan vaksin Covid-19 Sinovac dari Bandara El Tari Kupang menuju Gudang Farmasi Pemprov NTT. Kehadiran vaksin ini merupakan kelanjutan dari upaya pencegahan pandemi Covid-19 di NTT.
Sebanyak 4.970 ampul vaksin Sinovac tiba di Kupang. Vaksin ini akan dilanjutkan ke sejumlah kabupaten/kota yang membutuhkan. Sesuai catatan Kompas, sebanyak 20 kabupaten di NTT memiliki tingkat vaksinasi masih di bawah 15 persen. Hanya Kota Kupang dan Kabupaten Manggarai Barat yang memiliki tingkat vaksinasi di atas 15 persen, bahkan Kota Kupang sudah mencapai 98 persen.
Ia mengatakan, Polri telah mendapat perintah dari Presiden agar tetap mengawali vaksin mulai dari kedatangan di bandara sampai tempat penyimpanan, bahkan sampai saat vaksinasi nanti. Pemerintah memastikan, vaksin itu benar-benar dimanfaatkan sesuai sasaran dan tujuan, yakni mengeliminasi penyebaran Covid-19 di masyarakat.