THR Cair, Saham-saham Emiten Ritel Bakal Terdampak
Meskipun ada larangan mudik tahun ini, para peritel seharusnya masih mendapatkan keuntungan dari Ramadhan karena ada kewajiban perusahaan untuk membayarkan THR.
Oleh
Joice
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pekan lalu, tunjangan hari raya untuk pegawai negeri sipil, TNI, dan Polri sudah didistribusikan walaupun sedikit menurun untuk PNS,mengingat tak ada tunjangan kinerja. Sementara THR perusahaan swasta sebagian besar telah dibayarkan dua pekan sebelum Lebaran tiba.
Walaupun mudik kembali dilarang tahun ini, pemerintah berharap kucuran THR dapat memutar konsumsi rumah tangga. Jumlah yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp 30,6 triliun. Selain itu pemerintah memiliki rencana untuk memberi stimulus berupa ongkos kirim gratis dalam program Hari Belanja Online Nasional.
Sebagian uang tambahan penghasilan ini dibelanjakan oleh para penerimanya. Walaupun sedang pandemi, pasar dan pusat perbelanjaan tetap penuh. Masa puasa dan Lebaran merupakan masa panen bagi emiten-emiten peritel.
Hariyanto Wijaya CFA, analis Mirae Aset Sekuritas Indonesia, mencermati, meskipun ada larangan mudik tahun ini, para peritel seharusnya masih mendapatkan keuntungan dari Ramadhan karena ada kewajiban perusahaan untuk membayarkan THR dan gerai peritel sudah bisa beroperasi penuh.
”Berdasarkan pengamatan kami terhadap mal, kami menemukan bahwa minat masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk berbelanja telah meningkat secara signifikan, terlihat dari pemulihan signifikan arus pelanggan ke mal, terutama orang berpenghasilan menengah ke bawah,” kata Hariyanto dalam risetnya akhir pekan lalu.
Lebih jauh dia mengatakan, peningkatan pengeluaran konsumen untuk membeli pakaian dan sepatu seharusnya menguntungkan PT Ramayana Sentosa Tbk. Pendapatan PT Mitra Adiperkasa Tbk dan PT Erajaya Swasembada Tbk diprediksi juga meningkat seiring dengan peningkatan arus pelanggan.
Indeks saham
Sementara itu, menurut William Surya Wijaya, analisis teknikal dari Indosurya Bersinar Sekuritas, indeks saham akan bergerak dalam rentang konsolidasi. ”Tingkat inflasi pada hari ini (Senin (3/5) diperkirakan masih dalam kondisi terkendali, peluang kenaikan jangka pendek Indeks Harga Saham Gabungan masih terbuka mengingat kuatnya fundamental perekonomian Indonesia,” kata William.
Adapun data yang dapat dicermati investor, antara lain, adalah data Purchashing Manager Index (PMI) Manufaktur, data inflasi serta pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2021.
Di pasar valuta, kurs rupiah berhasil menguat terhadap dollar AS pada akhir pekan lalu. Sudah dua pekan ini rupiah menguat setelah selama sembilan pekan berturut-turut selalu tertekan dollar AS. Penguatan pada dua terakhir tersebut merupakan penguatan pertama sepanjang 2021.
Dalam satu pekan ini rupiah menguat 0,55 persen menjadi Rp 14.440 per dollar AS. Faktor penguatan, antara lain, adalah aliran dana asing yang masuk ke Indonesia. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sejak awal April hingga 26 April ada aliran dana segar masuk ke pasar obligasi negara senilai Rp 8,8 triliun.
Masuknya dana ini berbanding terbalik dengan keadaan sepanjang Maret lalu. Ketika itu terjadi arus modal keluar dari Indonesia pada pasar obligasi negara sebesar Rp 20 triliun. Arus dana ini juga menopang penguatan rupiah. Di sisi lain, indeks dollar AS melemah karena Bank Sentral AS mengumumkan masih mempertahankan tingkat suku bunga sebesar 0,25 persen hingga 2023.