Semakin tersentuh pribadinya, konsumen kian merasa klik dengan produk dan jasa yang ditawarkan. Oleh sebab itu, perusahaan mesti mampu memanfaatkan data interaksi dengan konsumen untuk menghadirkan pengalaman unik.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
Setiap ”klik” dari jemari konsumen saat mencari, mempelajari, hingga membeli barang di layar gawai menjadi data yang merupakan aset krusial bagi pelaku usaha. Oleh sebab itu, signifikansi pertumbuhan bisnis bergantung pada pemanfaatan data tersebut untuk menawarkan produk yang sarat dengan sentuhan pribadi yang unik ke tiap konsumen.
CEO Adobe Shantanu Narayen menilai, hubungan dengan konsumen menjadi faktor keberlangsungan ekonomi digital. Semakin personal pengalaman yang diperoleh konsumen, semakin kuat pula keterikatannya.
”Hubungan (perusahaan) dengan konsumen juga kian langgeng. Dengan demikian, personalisasi mendorong pertumbuhan bisnis,” katanya saat membuka ”Adobe Summit” secara daring, Selasa (27/4/2021) waktu setempat.
Hubungan dengan konsumen menjadi faktor keberlangsungan ekonomi digital. Semakin personal pengalaman yang diperoleh konsumen, semakin kuat pula keterikatannya.
Pemasaran digital turut membuka rangkaian data konsumen beserta interaksinya. Dia berpendapat, kumpulan data ini menjadi aset penting bagi perusahaan untuk menggali nilai-nilai yang terdapat pada konsumen.
Berdasarkan data yang dihimpun Adobe, pengeluaran e-dagang sepanjang Maret 2020-Februari 2021 mencapai 844 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Nilai tersebut lebih tinggi 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Shantanu memprediksi angka tersebut dapat menembus 1 triliun dollar AS pada 2022. Untuk mencapai pertumbuhan itu, pengalaman konsumen dalam ekosistem ekonomi digital berperan strategis.
Selama pandemi Covid-19 yang memacu pemanfaatan e-dagang, President dan COO FedEx Rajesh Subramaniam mengatakan, perusahaannya mengantarkan rantai pasok pribadi konsumen ke huniannya. Korporasi memiliki data rantai pasok global dan kecerdasan logistik untuk menciptakan pengalaman unik bagi tiap konsumen.
Rata-rata FedEx mengantarkan 20 juta paket per hari. Setiap paket dipindai 20-30 kali. Sistem dan data yang sama juga digunakan untuk menyokong mitra usaha skala kecil dan menengah dalam ekosistem e-dagang yang kian terbuka.
Tak hanya lewat data secara daring, penggalian pengalaman dan interaksi konsumen dengan perusahaan juga tetap dapat mengandalkan pertemuan fisik. ”Personalisasi (dengan konsumen) merupakan peluang untuk menciptakan produk yang mampu beradaptasi terhadap beragam kebutuhan. Kami ingin memberikan pengalaman pribadi dalam mobilisasi, terutama dengan kendaraan listrik,” tutur Global CMO General Motors Deborah Wahl dalam kesempatan yang sama.
Dia melanjutkan, perusahaan memiliki siklus konsumen yang kompleks. Konsumen mulai mencari produk secara daring dan membeli di dealer terdekat. Sebelum memutuskan membeli, konsumen akan mempelajari kategori produk serta mempertimbangkan merek dan kendaraan. Dalam mempelajari siklus tersebut, korporasi mengandalkan sistem yang mampu merekonsiliasi identitas konsumen melalui beragam latar belakang untuk menghadirkan konteks berkendara pada waktu yang tepat.
Di sisi pertemuan fisik, dia menyatakan, dealer independen menjadi aspek strategis bagi General Motors. Para dealer tinggal bersama konsumen dalam komunitas sehingga lebih mengetahui kebutuhan mereka. Selain itu, dealer juga berperan dalam mengintegrasikan konsumen ke pengalaman digital yang telah dibangun korporasi.
Sementara itu, CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan, tahun 2021 menjadi momentum yang mentransformasikan perusahaan semakin fokus pada kebutuhan pasien dan ilmu pengetahuan. Transformasi tersebut mengandalkan teknologi digital.
”Contohnya, proses formulasi vaksin yang sangat spesifik membutuhkan waktu empat hari. Namun, dengan analisis tingkat tinggi dan platform komputer super, proses tersebut dapat selesai dalam 18 jam,” katanya.
Membangun bisnis tak bisa lepas dari perjalanan memahami kebutuhan konsumen, salah satunya dengan menggunakan teknologi digital. Ketika konsumen merasa ”klik” dengan pengalaman dan produk yang ditawarkan, perusahaan pun memperoleh manfaat yang lebih dari sekadar materi.