Sebagian warga di Jakarta merencanakan kunjungan ke mal sesuai keperluan seiring adanya kebijakan pelarangan mudik saat Lebaran. Hal ini menjadi alternatif tujuan rekreasi selama pandemi Covid-19.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Larangan mudik Lebaran selama 6-17 Mei 2021 membuat sejumlah warga berencana mendatangi mal sebagai tujuan rekreasi. Rencana tersebut menjadi alternatif tujuan wisata warga untuk berbelanja sekaligus rekreasi di masa pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19.
Rencana mudik warga berubah drastis seiring adanya Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah selama 6-17 Mei. Pemerintah melarang penggunaan atau pengoperasian sarana transportasi selama periode yang telah ditentukan untuk seluruh moda meliputi darat, laut, udara, dan kereta api.
Karena kondisi itu, Mira Adina (30), pegawai perusahaan aplikasi agen perjalanan di Jakarta, memutuskan untuk tidak mudik ke Kediri, Jawa Timur. Dia berupaya mengikuti aturan pemerintah dan berencana bepergian jarak dekat saja.
Dari apartemen di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, dia hanya berencana pelesiran ke pusat perbelanjaan terdekat. Dua lokasi yang paling dekat adalah Mal Taman Anggrek dan Mal Central Park.
”Saya kemungkinan enggak akan pergi jauh-jauh selain ke mal, terutama karena kantor saya juga meminta agar karyawan tidak mudik. Saya cenderung cari hiburan ke mal juga karena ini lokasi paling dekat dengan apartemen,” ucapnya saat ditemui di Mal Taman Anggrek, Selasa (27/4/2021).
Henston (38), warga Mangga Besar, Jakarta Pusat, berpikiran untuk pergi ke mal sebagai bagian dari liburannya menginap atau staycation di hotel. Dia berencana mengajak keluarganya menginap di hotel kawasan Menteng, Jakarta Pusat, agar bisa lebih dekat dengan pusat perbelanjaan Plaza Indonesia dan Grand Indonesia.
Rencana itu juga untuk mengantisipasi situasi sepi di Jakarta saat Lebaran. ”Siapa tahu nanti Jakarta sepi, keluarga enggak terlalu susah cari makan kalau di hotel. Pilihannya, ya, hotel atau mal,” jelasnya.
Karena pandemi, saya arahkan keluarga untuk enggak pergi terlalu jauh. Mal jadi tujuan paling gampang buat keluarga kalau nanti kota lagi sepi. Bisa makan di mal atau belanja kalau memang ada keperluannya. (Adi Sanjaya)
Adi Sanjaya (36) juga berencana main ke mal terdekat di wilayah Jakarta Timur seiring pembatasan kegiatan yang lebih ketat selama Lebaran. Dia mengincar suasana kebersamaan keluarga, terutama saat makan di restoran di dalam mal. Selain itu, dia juga tidak menampik rencana belanja jika ada barang murah dengan potongan harga.
”Karena pandemi, saya arahkan keluarga untuk enggak pergi terlalu jauh. Mal jadi tujuan paling gampang buat keluarga kalau nanti kota lagi sepi. Bisa makan di mal atau belanja kalau memang ada keperluannya,” tutur Adi yang semestinya Lebaran tahun ini mudik ke Palembang, Sumatera Selatan.
Rencana sebagian warga pergi ke mal selama larangan mudik menjadi harapan bagi industri pusat perbelanjaan. Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menjelaskan, momen Ramadhan dan Lebaran menjadi momentum untuk peningkatan sektor ritel. Pengunjung pusat perbelanjaan diprediksi meningkat, apalagi ada larangan mudik Lebaran (Kompas, 26/4/2021).
Ferry menambahkan, larangan mudik kemungkinan membuat orang tidak punya banyak pilihan berwisata. Hal tersebut dinilai bakal berdampak pada kunjungan pusat perbelanjaan.
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) juga membidik kenaikan pada kunjungan dan penjualan sektor ritel. Meski begitu, Ketua Umum APPBI Alphonzus Wijaya memandang daya beli warga masih relatif lemah (Kompas, 26/4/2021).
Secara terpisah, Ketua APPBI wilayah DKI Jakarta Ellen Hidayat menyebut bahwa kunjungan mal di Jakarta masih jauh dari normal. Dia mengacu kunjungan mal jenis persewaan (mall lease) di Jakarta pada 2019 yang berkisar 60.000-100.000 orang per hari.
Belakangan ini kunjungan mal di Jakarta masih sekitar 45 persen dibandingkan dengan situasi normal. Artinya, angka kunjungan mal di Jakarta baru berkisar 27.000-45.000 orang per hari.
Pada momen Lebaran, Ellen mengharapkan kenaikan kunjungan sebesar 15 persen. Dia yakin dengan penambahan kunjungan pada Ramadhan ini karena hampir seluruh pegawai pelayanan mal sudah vaksinasi. Hal tersebut, menurut dia, mengurangi kekhawatiran paparan Covid-19 di pusat perbelanjaan.
Dengan penambahan kunjungan warga sekalipun, Ellen meyakini 85 mal di Jakarta masih dapat menerapkan protokol kesehatan dengan baik. ”Jaringan mal yang menjadi anggota APPBI berkomitmen menjalankan protokol kesehatan ketat meski sudah vaksinasi. Kami juga punya kawasan yang luas untuk menjalankan praktik jaga jarak di ruangan tertutup,” ungkapnya.
Seiring dengan protokol ketat, APPBI juga mengurangi kegiatan yang berpotensi memicu kerumunan di mal. Karena itu, Ellen menyampaikan tidak akan ada kegiatan semarak di mal selama momen Lebaran.
Meski begitu, APPBI berupaya menggaet kunjungan orang lewat program diskon dan potongan harga. ”Jaringan ritel kami memanfaatkan promo pembelian, diskon, hingga uang kembali untuk menarik minat konsumen. Seiring dengan Lebaran, sebagian orang mungkin ingin berbelanja sesuai dengan keperluan mereka,” tutur Ellen.
Sementara itu Head of Retail Services Colliers Indonesia Sander Halsema menyampaikan, program diskon dan potongan harga menjadi andalan untuk menggaet konsumen. Hal ini penting untuk meningkatkan kembali gairah pasar ritel. Namun, diperkirakan penjualan ritel setelah Idul Fitri akan turun seperti tahun-tahun sebelumnya.