Wisata "Staycation" saat Libur Lebaran Jadi Favorit Warga
Larangan mudik yang membatasi mobilitas mendorong warga untuk memaksimalkan momen Lebaran dengan berwisata tidak jauh dari rumah.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kurang dari sebulan libur Lebaran, sebagian masyarakat di Jakarta sudah merencanakan agenda untuk menghabiskan waktu libur bersama keluarga. Larangan mudik yang membatasi mobilitas mendorong mereka untuk memaksimalkan momen setahun sekali tersebut dengan berwisata tidak jauh dari rumah.
Warga Jakarta seperti Yondi (41), yang sudah dua tahun tidak mudik bersama keluarganya ke Kepulauan Riau, memilih untuk mematuhi aturan pemerintah yang melarang kegiatan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Libur Lebaran sudah menjadi tradisi bagi ayah dua anak tersebut untuk mengajak keluarga berlibur. Jika tahun lalu mereka memilih untuk tidak meninggalkan rumah, tahun ini mereka telah merencanakan untuk menginap di sebuah apartemen di Jakarta.
”Libur Lebaran bagi kami jadi momen meningkatkan kedekatan dengan keluarga. Mengingat pandemi masih ada dan pemerintah juga sudah kasih rambu-rambu larangan bepergian antarkota, kami bikin rencana perjalanan yang aman saja,” tuturnya saat dihubungi, Rabu (21/4/2021).
Keluarga lainnya, seperti Afika (31) dan suami, beserta satu anak balitanya juga sudah merencanakan libur Lebaran di salah satu vila di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya, sang suami sempat mengajaknya berkemah di Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat.
Sayangnya, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) belum lama ini mengumumkan rencana penutupan gunung untuk aktivitas pendakian selama periode 5-17 Mei 2021. Penutupan gunung dalam rangka mendukung larangan mudik juga dilakukan di tempat lain, seperti Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka.
”Kita tinggal berharap rencana staycation di Bogor tidak terkendala,” ujar karyawan swasta yang tinggal di Jakarta Selatan tersebut.
Perusahaan teknologi dan gaya hidup, Traveloka, menemukan, tren berwisata di dalam kota atau menginap di hotel (staycation) masih menjadi pilihan pengguna untuk beristirahat dari rutinitas selama pandemi.
Head of Corporate Communications Traveloka Reza Amirul Juniarshah menilai,
staycation memungkinkan pengguna untuk mendapatkan suasana liburan dengan tetap memperhatikan protokol CHSE (kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan) dan juga imbauan pemerintah.
”Hal ini juga terlihat dari data internal kami per Februari lalu, di mana 52 persen dari pengguna menyatakan bahwa hotel, vila, apartemen, dan homestay menjadi pilihan penginapan yang paling digemari,” kata Reza kepada Kompas.
Traveloka juga mencatat bahwa pada awal 2021, tren pencarian staycation meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kota besar
Tren staycation meningkatkan aktivitas wisata di kota-kota besar. Data Traveloka juga mencatat, pencarian destinasi staycation tertinggi terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Puncak di Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Medan, dan Yogyakarta.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran juga memprediksi sebagian besar pekerja formal, yang terimbas larangan mudik dan pengurangan hari cuti bersama, akan berwisata di tempat domisili mereka, yaitu di kota-kota besar.
”Sekarang orang-orang yang tidak bisa pergi jauh selama Lebaran mungkin akan berlibur di kotanya masing-masing. Mereka bisa merencanakan staycation
di hotel atau pergi ke mal dan restoran untuk berkumpul bersama keluarga,” ujarnya, Senin (19/4/2021).
Sampai Desember 2021, Maulana menyebut rata-rata tingkat okupansi hotel sudah mencapai 35-40 persen, bahkan bisa 50 persen sesuai kapasitas maksimal. Situasi ini jauh lebih baik dibandingkan awal pandemi yang bisa kurang dari 20 persen. Tren staycation pun diharapkan tetap berlanjut di libur Lebaran, yang menjadi salah satu pendorong keterisian hotel, sekalipun terbatas di kota-kota besar saja.
Kecenderungan ini, menurut dia, harus diantisipasi industri pariwisata di kota-kota besar. Sistem protokol kesehatan harus dipastikan penyedia jasa pariwisata, termasuk hotel dan restoran, untuk menyambut masyarakat yang daya beli wisatanya sudah mulai pulih.
Selain staycation, perjalanan darat atau roadtrip juga menjadi salah satu aktivitas perjalanan favorit masyarakat saat ini. Survei internal Traveloka pada Maret 2021 membuktikannya.
”Sebanyak 70 persen pengguna kami yang telah melakukan perjalanan di masa pandemi ini memilih mobil pribadi sebagai pilihan transportasi yang paling diminati,” kata Reza.