Selama Larangan Mudik, Bandara Juanda Kurangi Jam Operasionalnya
Bandar Udara Juanda Surabaya akan mengurangi jam operasionalnya selama masa larangan mudik Lebaran. Bandara dengan jumlah penumpang terbesar kedua di Indonesia ini hanya layani penerbangan dengan kategori pengecualian.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo akan mengurangi jam operasionalnya selama masa larangan mudik Lebaran. Sesuai anjuran pemerintah, bandara dengan jumlah penumpang terbesar kedua di Indonesia ini hanya melayani penerbangan terbatas dan meniadakan layanan penerbangan niaga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 H dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 dan Surat Edaran Satgas Covid-19 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya, pemerintah melarang masyarakat mudik mulai 6 hingga 17 Mei.
Menyikapi hal tersebut, General Manager Bandara Juanda Surabaya Kicky Salvachdie mengatakan, pihaknya mendukung penuh kebijakan pemerintah dengan tidak melayani penerbangan niaga dan bukan niaga. Namun, dalam aturan tersebut dimungkinkan ada penerbangan yang dikecualikan.
Penerbangan yang dikecualikan itu misalnya penerbangan pimpinan lembaga tinggi dan tamu kenegaraan, penerbangan khusus repatriasi, serta penerbangan yang berhubungan dengan operasional penegakan hukum, ketertiban, dan pelayanan darurat. Kemudian, penerbangan angkutan kargo serta operasional angkutan udara perintis dan penerbangan operasional lainnya seizin Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub.
”Pada dasarnya Bandara Juanda tetap beroperasi untuk melayani penerbangan yang masuk dalam kriteria dikecualikan tersebut. Namun, jam operasionalnya akan dikurangi karena hanya melayani penerbangan terbatas,” ujar Kicky, Selasa (20/4/2021).
Kicky mengatakan, pihaknya masih mengkaji operasional bandara selama masa larangan mudik Lebaran nanti. Namun, menurut prediksinya, waktu operasional Bandara Juanda akan berkurang signifikan. Bahkan, diperkirakan, operasional penerbangan hanya dibuka sekitar 4-5 jam setiap harinya, menyesuaikan dengan jadwal penerbangan yang termasuk dalam kriteria pengecualian.
Manajer Humas Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro menambahkan, berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, jumlah penumpang pesawat selama triwulan pertama 2021 mencapai 1.265.192 orang. Mayoritas atau sebesar 50,43 persen merupakan penumpang datang dengan jumlah mencapai 637.997 orang.
Bandara Juanda tetap beroperasi untuk melayani penerbangan yang masuk dalam kriteria dikecualikan tersebut. Namun, jam operasionalnya akan dikurangi.
Jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Juanda selama tiga bulan tersebut tercatat 627.195 orang atau 42,97 persen. Tren jumlah penumpang menunjukkan pergerakan yang positif diikuti dengan jumlah pergerakan pesawat dan volume pengiriman barang melalui transportasi udara atau kargo.
”Selama rentang waktu tiga bulan pertama tahun ini, pergerakan penumpang terbanyak terjadi pada Maret. Hal itu terjadi karena ada momen libur hari besar keagamaan,” kata Yuristo.
Bandara Juanda mencatat jumlah penumpang yang menggunakan angkutan udara selama Maret mencapai 496.905 orang. Jumlah penumpang itu meningkat 42,8 persen apabila dibandingkan dengan Februari yang tercatat 347.992 orang. Sementara itu, jumlah penumpang pada Januari 420.295 orang.
Berdasarkan rute penerbangannya, jumlah penumpang di Bandara Juanda masih didominasi penumpang domestik. Hingga saat ini penerbangan internasional masih terbatas melayani repatriasi. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 11/2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jumlah penumpang internasional di Bandara Juanda belum pulih seperti masa sebelum pandemi. Meski demikian, sejak Januari hingga Maret, jumlah penumpang internasional menunjukkan pertumbuhan signifikan. Selama Maret misalnya, tercatat sebanyak 10.749 penumpang atau meningkat 59,4 persen dibandingkan bulan Februari yang hanya 6.740 orang.
“Kenaikan jumlah penumpang ini diprediksi terkait dengan menjelang datangnya Ramadhan sehingga banyak yang kembali ke Tanah Air. Seperti halnya penerbangan domestik, penerbangan internasional didominasi oleh penumpang yang datang yakni sebanyak 9.604 orang, sedangkan yang berangkat hanya 1.145 penumpang,” ucap Yuristo.
Yuristo mengatakan berdasarkan pergerakan jumlah penumpang yang menunjukkan kecenderungan positif tersebut, pihaknya optimis kepercayaan publik mulai pulih tahun ini setelah selama 2020 lalu menghadapi tantangan berat akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itulah, pengelola bandara terus berupaya meningkatkan kualitas layanannya demi meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan pengguna jasa bandara.
Upaya meningkatkan kualitas layanan ditempuh dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan sebaran Covid-19 secara ketat di area bandara. Dia mencontohkan, mewajibkan semua pengunjung memakai masker, menjaga jarak, dan turut serta menjaga kebersihan di lingkungan bandara.
Selain itu menyediakan fasilitas layanan protokol kesehatan seperti sarana mencuci tangan dengan air mengalir, menyediakan cairan pembersih tangan, memeriksa kondisi kesehatan penumpang melalui pengecekan suhu tubuh dan surat keterangan negatif Covid-19.
Pengelola Bandara Juanda juga menyediakan fasilitas pengetesan Covid-19 berupa tes Genose yang berlokasi di lobi baru terminal satu atau terminal domestik. Fasilitas tes ini untuk melengkapi layanan tes antigen dan tes antibodi yang disediakan sebelumnya dengan lokasi di area parkir kendaraan.
Yuristo menambahkan kinerja angkutan udara di Bandara Juanda selama triwulan pertama juga menunjukkan pertumbuhan positif pada pergerakan pesawat dan pengiriman barang. Total tercatat sebanyak 14.343 pergerakan pesawat dengan rincian, Januari sebanyak 5.187 pergerakan.
Pada Februari pergerakan pesawat mengalami penurunan menjadi 3.979 pergerakan. Namun, pada Maret kembali terjadi peningkatan pergerakan pesawat sebanyak 30 persen menjadi 5.177 pergerakan.
Kondisi serupa terjadi pada trafik angkutan barang atau kargo udara. Selama Maret tercatat volume kargo udara sebanyak 6 juta kilogram (kg) atau meningkat 23 persen dibandingkan Februari sebanyak 4,8 juta kg. Sementara itu, volume kargo selama Januari tercatat sebanyak 5,9 juta kg.