Ramadhan dan Larangan Mudik Dibidik Sebagai Peluang Bisnis Pengiriman Barang
Perusahaan logistik Lion Parcel membidik peluang pengiriman barang yang berpotensi meningkat sepanjang momen Ramadhan. Prediksi ini salah satunya dipengaruhi kebijakan terkait larangan mudik.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pengiriman barang diprediksi berpotensi meningkat sepanjang momen Ramadhan. Prediksi tersebut dipengaruhi kebijakan larangan mudik selama pandemi dan adanya tren kenaikan pengiriman barang di masa yang sama pada tahun sebelumnya.
Peluang ini pun dibidik PT Lion Express, salah satu perusahaan logistik dengan merek dagang Lion Parcel.
CEO Lion Parcel Farian Kirana memandang, kebijakan larangan mudik pada Ramadhan kali ini bakal berdampak besar untuk industri logistik. Meski ada larangan orang bepergian, dia yakin tradisi berkirim barang saat Ramadhan dan Lebaran masih akan berlanjut.
Hal tersebut juga terlihat dalam kecenderungan kiriman barang yang terjadi belakangan. Farian menyebutkan, pengiriman barang saat ini mulai didominasi oleh barang dari bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berupa pakaian, makanan ringan, hingga produk kecantikan.
"Saya melihat momen Ramadhan masih membawa kenaikan pada volume pengiriman. Ditambah lagi ada kebijakan larangan mudik selama Lebaran kali ini, orang pasti akan makin membutuhkan jasa pengiriman barang," jelas Farian dalam pertemuan terbatas dengan wartawan, Rabu (14/4/2021) malam.
Chief Sales Officer Lion Parcel Arif Wibowo menyebutkan, ada sekitar 2,5 juta paket yang dikirimkan selama momen Ramadhan pada Mei 2020 silam. Pengiriman pada bulan itu menjadi angka yang lumayan di tengah lesunya bisnis logistik selama pandemi Covid-19.
Meski tidak merinci angka pasti, Arif menyebut ada tren kenaikan yang masih terus dihitung oleh perusahaan sejak awal periode 2021. Dengan berkaca tren serupa pada Ramadhan tahun lalu, dia meyakini ada tren kenaikan di tahun ini meski belum terukur besarannya.
"Peluang logistik (pengiriman barang) sebenarnya masih luas untuk kami garap. Lion Parcel juga bersaing baik lewat sistem pengiriman maupun paket biaya pengiriman," jelasnya.
Untuk infrastruktur pengiriman, Lion Parcel menyiapkan sedikitnya 200 pusat gudang untuk pengiriman, melibatkan sekitar 4.000 agen mitra pengiriman, 1.000 mobil dan 8.000 sepeda motor dari mitra kurir. Sistem infrastruktur itu juga untuk memperkuat pengiriman dari jalur darat yang mencakup seputar wilayah Pulau Jawa.
Farian menyampaikan, pihaknya bersiasat memberi diskon biaya pengiriman di bulan puasa. Promo Setengah Kilo Hemat, misalnya, memberi diskon ongkos kirim pembulatan ke bawah setiap penambahan beban 0,5 kilogram dengan tanpa menghitung dimensi.
Lion Parcel juga menawarkan paket pengiriman di atas 10 kilogram. Hal ini, menurut Farian, menjadi keunggulan Lion Parcel lantaran tidak banyak logistik yang menerapkan promo untuk pengiriman paket berbal-bal lewat jalur udara.
"Promo ini menyasar pedagang yang mengirim barang dalam bentuk bal (karung) besar. Mereka yang berjualan online, misalnya, sering kali kirim ke beberapa distributornya dalam bentuk seperti itu. Dengan pengiriman paket besar, semestinya lebih murah," ucap Farian.
Bisnis jasa logistik menjadi peluang yang banyak dijajaki selama pandemi Covid-19. Staf Ahli Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi mengatakan, sektor logistik masih melaju saat transportasi orang sedang lesu.
Menurut dia, perlu ada upaya untuk lebih mengefisienkan ekosistem logistik. Salah satunya yakni mendorong pemanfaatan teknologi (Kompas, 25/3/2021).