Bank Milik Negara dan Swasta Kompak Dukung Segmen UMKM
Penyaluran kredit bagi UMKM terus didorong. Program kredit bagi usaha menengah yang bersifat sementara diharapkan mendapat subsidi bunga dan penjaminan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank milik negara dan bank swasta kompak mendorong pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah meskipun segmen kredit ini bukan menjadi segmen bisnis utama mereka. Selain meningkatkan porsi pembiayaan bank, mereka juga memberikan pendampingan dan inovasi layanan untuk mendorong permintaan kredit.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perbankan nasional per Februari 2021 mencapai Rp 1.010,3 triliun atau 18,6 persen terhadap total kredit yang sebesar Rp 5.417,3 triliun. Komposisi tersebut tidak berubah dari akhir 2020.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rudi As Aturridha, Selasa (13/4/2021), mengatakan, perseroan akan terus mendorong pertumbuhan kredit di segmen UMKM. Per Januari 2021, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit bagi UMKM senilai total Rp 88,2 triliun atau 11,9 persen dari total kredit. Porsi ini meningkat tipis dari Desember 2020 yang sebesar 11,8 persen.
”Kami berkomitmen mendukung perkembangan ekonomi berbasis kerakyatan melalui pembiayaan segmen UMKM. Segmen tersebut sebagai salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta.
Kredit UMKM perbankan nasional per Februari 2021 mencapai Rp 1.010,3 triliun atau 18,6 persen terhadap total kredit yang sebesar Rp 5.417,3 triliun. Komposisi tersebut tidak berubah dari akhir 2020.
Tahun ini, Bank Mandiri memproyeksikan penyaluran kredit di segmen UMKM tumbuh di atas 5 persen. Pencapaian itu salah satunya dilakukan lewat pengembangan Mandiri Pintar, yakni aplikasi digital untuk kredit UMKM yang memberikan kemudahan proses pengajuan kredit secara instan.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Aestika Oryza Gunarto mengemukakan, dalam jangka menengah BRI akan meningkatkan porsi kredit UMKM hingga mencapai 85 persen dari total kredit yang disalurkan. pada 2020, porsi pembiayaan UMKM BRI telah mencapai 82,13 persen.
Untuk mencapai target tersebut, BRI fokus mencari debitor UMKM baru yang belum mendapat akses perbankan dan menyediakan produk pembiayaan fleksibel dengan tenor lebih pendek. Di samping itu, BRI juga terus melakukan digitalisasi untuk mempercepat dan mengefisienkan operasional.
”BRI telah menyediakan beragam produk pembiayaan khusus bagi UMKM seperti kredit usaha rakyat supermikro hingga kecil, kupedes, kredit modal kerja, kredit investasi, serta kredit khusus UMKM mitra BRI dan subsidi bunga pembiayaan,” ujarnya.
PT Bank OCBC NISP Tbk juga terus berupaya menyediakan produk dan layanan yang menjawab kebutuhan nasabah untuk memperbesar porsi kredit UMKM. Selain itu, perseroan juga akan berupaya mendukung program yang dicanangkan oleh pemerintah sambil tetap menjalankan kegiatan usahanya secara optimal.
Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja menuturkan, melalui fitur Nyala Bisnis, SME Banking, dan Beyond Banking, OCBC NISP berupaya membantu dan menjalankan dan mengembangkan bisnis secara efektif, melalui pendanaan mulai Rp 500 juta hingga Rp 15 miliar.
Saat ini lebih dari 60 persen usaha mikro dan kecil di Indonesia dijalankan oleh perempuan. OCBC NISP juga mendukung dan mengapresiasi para perempuan pebisnis bangsa yang tangguh ini dengan menghadirkan solusi komprehensif bertajuk ”Woman Warriors”.
”Kami memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas diri debitor dengan membangun komunitas usaha dan penyediaan program edukasi melalui berbagai forum daring,” ujarnya.
Direktur Bank OCBC Hartati menambahkan, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu telah menekan aktivitas usaha masyarakat sehingga membuat permintaan terhadap kredit produktif turun. Namun, perseroan berharap permintaan kredit UMKM tahun ini bisa tumbuh lagi.
”Sesuai dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang akan mulai positif tahun ini, diharapkan hal ini akan dapat mendorong aktivitas pengusaha UMKM kembali,” ujarnya.
Head of Small Medium Enterprise PT Bank CIMB Niaga Tbk Tony Tardjo menuturkan, CIMB Niaga menawarkan produk pembiayaan konvensional dan syariah dengan batas maksimal hingga Rp15 miliar. Produk ini ditawarkan kepada pelaku UMKM agar bisa bangkit dan mengembangkan bisnis mereka.
Sejalan dengan strategi bank untuk fokus pada keahlian utama, CIMB Niaga akan terus mengembangkan potensi bisnis dari sektor usaha kecil dan menengah. ”Kami terus mendampingi nasabah terdampak pandemi melalui program relaksasi dan restrukturisasi kredit, selain tetap mengoptimalkan penyaluran kredit untuk mendukung nasabah bangkit,” tuturnya.
Kredit segmen menengah dengan rentang plafon Rp 500 juta hingga Rp 25 miliar masih jarang tersentuh stimulus.
Dalam keterangan resminya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, kredit segmen menengah dengan rentang plafon Rp 500 juta hingga Rp 25 miliar masih jarang tersentuh stimulus. OJK mengusulkan program kredit untuk usaha menengah yang bersifat sementara juga mendapatkan skema subsidi bunga ataupun penjaminan pemerintah.
”OJK terus mendorong Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara) berbicara dengan lembaga penjaminan menetapkan kriteria bersama untuk mempercepat proses penjaminan kredit,” ujar Wimboh.