Harga Bahan Pangan Mulai Naik, Surabaya Gencarkan Operasi Pasar
Harga bahan pangan biasanya naik, bahkan sebagian komoditas langka saat Ramadhan dan mendekati Idul Fitri. Situasi ini harus dicegah, seperti ditempuh oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan inspeksi dan operasi pasar.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Harga bahan pangan mulai naik di awal Ramadhan. Untuk menstabilkan harga sehingga tidak menimbulkan keresahan publik, Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyiapkan operasi pasar.
Pantauan Kompas di Pasar Wonokromo, Pasar Genteng, dan Pasar Keputran pada hari pertama puasa, Selasa (13/4/2021), kenaikan harga bahan pangan, antara lain, terjadi pada daging ayam broiler dan telur ayam ras.
Harga daging ayam broiler mencapai Rp 38.800 per kilogram (kg). Nilai itu di atas harga acuan penjualan di konsumen (HAPK) yang Rp 35.000 per kg. Harga telur ayam ras Rp 24.700 per kg sehingga juga di atas HAPK yang Rp 22.500 per kg.
”Kenaikan harga sudah terjadi sejak seminggu sebelum puasa,” kata Aminah (45), pedagang daging ayam di Pasar Wonokromo.
Yulianto (40), pedagang telur dan bumbu di Pasar Keputran, mengatakan, asalkan pasokan dari produsen lancar, kenaikan harga tidak akan liar. Kenaikan harga saat puasa, khususnya sepekan awal, dianggap biasa karena biasanya konsumsi masyarakat juga meningkat.
”Tetapi, mungkin seperti tahun lalu. Pandemi bikin warga, terutama yang usaha takjil, kurang bergairah belanja. Mungkin seminggu lagi harga normal,” ujar Yulianto.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widyawati mengatakan, ada satuan tugas yang akan terus memantau harga bahan pangan sehingga tidak fluktuatif secara tajam. Selain itu, pemerintah kota juga menyiapkan skema inspeksi dan operasi pasar.
Namun, mungkin seperti tahun lalu. Pandemi bikin warga, terutama yang usaha takjil, kurang bergairah belanja. Mungkin seminggu lagi harga normal. (Yulianto)
Wiwiek mengatakan, inspeksi akan ditempuh oleh tim terpadu di seluruh pasar untuk melihat sejauh mana lonjakan harga bahan pangan terjadi. Sejumlah komoditas yang mengalami fluktuasi harga tajam akan diintervensi dengan operasi pasar di 31 kecamatan atau seluruh wilayah administratif tersebut.
”Di setiap kecamatan direncanakan ada dua lokasi operasi pasar. Jika diperlukan, intensitas operasi pasar bisa ditingkatkan dengan penambahan lokasi,” kata Wiwiek. Sementara ini ada 5 kecamatan yang meminta penambahan lokasi operasi pasar dari 2 lokasi menjadi 4-5 lokasi, yakni Tandes, Sukolilo, Wonocolo, Karang Pilang, dan Rungkut.
Komoditas yang akan dijual dalam operasi pasar bisa berbeda antara lokasi yang satu dan lainnya, tetapi biasanya tidak signifikan. Perbedaan terjadi karena penyesuaian dari situasi hasil inspeksi komoditas yang mengalami fluktuasi harga tajam. Bahan pangan utama yang hampir selalu dijual dalam operasi pasar ialah beras, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, daging ayam, cabai, bawang, dan sejumlah jenis sayuran.
”Harga bahan pangan yang dijual di operasi pasar sudah pasti di bawah harga di pasar untuk memberikan alternatif kepada konsumen mendapatkan harga yang terjangkau,” ujar Wiwiek. Operasi pasar diadakan di balai RT atau RW yang ditunjuk oleh aparatur kecamatan. Dengan demikian, warga tidak perlu pergi lebih jauh untuk membeli kebutuhan pokok ke pasar.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji seusai rapat koordinasi ketersediaan bahan pangan, Selasa siang, di Balai Kota Surabaya, mengatakan, aparatur ingin mencegah potensi kenaikan harga melonjak atau kelangkaan bahan pangan tertentu dalam masa Ramadhan.
”Biasanya, Ramadhan dan mendekati Idul Fitri, harga-harga naik atau malah ada komoditas yang langka. Kami tidak ingin situasi itu terjadi terus,” kata Armuji, mantan Ketua DPRD Kota Surabaya.
Harga bahan pangan yang dijual di operasi pasar sudah pasti di bawah harga di pasar untuk memberikan alternatif kepada konsumen untuk mendapatkan harga yang terjangkau. (Wiwiek Widayati)
Di sisi lain, pemerintah juga mengimbau pedagang bahan kebutuhan pokok untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19. Percepatan dan perluasan sasaran vaksinasi diperlukan untuk mewujudkan kekebalan kelompok sebagai salah satu upaya menekan penyebaran Covid-19.
Secara terpisah, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, pedagang bahan pangan juga menjadi sasaran dalam vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Pedagang termasuk dalam golongan rentan penularan karena mobilitas dan kontak dengan orang lain yang tinggi. Vaksinasi juga harus diperkuat dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga efektif dalam pencegahan penularan Covid-19.