Pasar perkantoran masih menghadapi tantangan besar tahun ini. Selain dampak pandemi Covid-19, tingkat okupansi ruang kantor turun seiring bertambahnya pasokan. Peluang muncul bagi bisnis perkantoran yang fleksibel.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tren sewa ruang perkantoran di Jakarta diproyeksikan terus menurun karena dampak pandemi Covid-19. Okupansi perkantoran kian tertekan oleh pasokan ruang kantor yang berlebih sampai tahun 2022. Namun, peluang baru muncul di bisnis ruang kerja bersama atau coworking space.
Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto, selain pandemi Covid-19, turunnya sewa ruang perkantoran juga dipicu oleh semakin banyaknya suplai perkantoran. Hingga tahun 2020, suplai ruang baru perkantoran terus meningkat seiring selesainya proyek-proyek pembangunan.
Pada 2021, tambahan ruang perkantoran diproyeksikan mencapai 231.857 meter persegi atau naik 9,2 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 212.247 meter persegi. Pasokan terbanyak ada di kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta. Pada triwulan I (Januari-Maret) 2021, dua gedung perkantoran di Jakarta mulai beroperasi, yakni Menara Binakarsa di CBD serta Menara Tendean di luar CBD.
”Pasokan ruang perkantoran yang berlebih membuat tingkat okupansi melandai. Kegiatan bisnis yang melambat akibat pandemi Covid-19 semakin memberi tekanan sehingga beberapa penyewa hengkang dan ini berimplikasi pada penurunan tingkat hunian,” kata Ferry, dalam konferensi pers ”Property Market Jakarta dan Bali triwulan I-2021”, Rabu (7/4/2021).
Data Colliers International Indonesia, tren penurunan ruang sewa perkantoran mulai terlihat sejak tahun 2013. Pada 2013, rata-rata okupansi ruang perkantoran mencapai 95,3 persen, kemudian menurun pada tahun-tahun berikutnya. Pada 2020, tingkat okupansi ruang perkantoran hanya 80,6 persen, sementara pada 2021 diperkirakan 77,9 persen dan tahun 2022 turun lagi ke level 77,7 persen.
Menurut Ferry, tingginya ruang kosong baru yang tersedia menyebabkan tarif sewa ruang kantor tertekan. Penurunan tarif sewa di CBD Jakarta rata-rata -1 persen per bulan, sedangkan di luar CBD turun hampir -5 persen. Tarif sewa kantor di Jakarta diperkirakan terus turun sepanjang 2021, baik di CBD dan luar CBD. Pasokan ruang perkantoran yang berlebih diprediksi baru akan menemukan keseimbangan pada 2023 dan 2024 dengan ketiadaan pasokan baru.
Senior Director Office Services Colliers International Indonesia Bagus Adikusumo menambahkan, tantangan bisnis perkantoran masih sangat berat akibat pandemi dan krisis ekonomi global. Fleksibilitas perusahaan dalam mengambil ruangan kantor sangat diperlukan. Pola bekerja dari rumah selama 1 tahun pandemi menyebabkan sebagian perusahaan merekonfigurasi ruang kantor dan menghitung ulang kebutuhan ruang untuk optimasi sewa ruang kantor.
”Pengurangan ruang kantor sudah menjadi tren. Ini menjadi tantangan bisnis perkantoran karena suplai berlebih, sedangkan permintaan ruang kantor tidak banyak akibat ketidakpastian ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19. Ini menyebabkan prospek bisnis perkantoran semakin berat,” katanya.
Ia menambahkan, peluang muncul untuk bisnis ruang kerja bersama (coworking space) yang menawarkan fleksibilitas dalam sewa ruang kantor, baik dari segi masa sewa, dan luas ruangan. Usaha ruang kerja bersama yang sebelumnya banyak menyasar usaha rintisan baru (start-up), proyek-proyek dari beberapa perusahaan, ataupun kantor penyangga, kini menawarkan opsi fleksibilitas terhadap perusahaan lokal dan multinasional yang membutuhkan fleksibilitas sewa ruang kantor.
”Coworking space menawarkan fleksibilitas sewa ruang kantor. Fleksibilitas itu tidak bisa didapatkan dari gedung perkantoran konvensional,” kata Bagus.
Meski demikian, kata Bagus, bisnis usaha ruang kerja bersama juga menghadapi tantangan selama pandemi Covid-19, yang ditandai dengan tutupnya beberapa ruang kerja bersama seiring tumbangnya sebagian usaha rintisan baru yang menjadi penyewa utama. Sebagian usaha ruang kerja bersama tengah menata ulang dan mencari ruang perkantoran yang bisa digunakan optimum sesuai kebutuhan.
Di beberapa negara maju, usaha ruang kerja bersama mulai menyasar wilayah pinggiran yang dekat dengan permukiman untuk membangun kantor satelit dengan sasaran perusahaan yang tidak perlu berkantor di pusat kota. ”Di Indonesia, pendirian usaha ruang kerja bersama di wilayah pinggiran tinggal menunggu waktu,” katanya.