Surabaya ingin terlibat dalam promosi Jalur Rempah sebagai warisan dunia dengan menjadi salah satu tuan rumah Festival Jalur Rempah 2021 kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyambut tawaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadi salah satu tuan rumah Festival Jalur Rempah 2021. Kegiatan bertujuan mendorong promosi Jalur Rempah untuk diakui sebagai bagian dari warisan dunia.
Surabaya merupakan bagian dari simpul Jalur Rempah purba yang disinggahi kapal-kapal niaga pengangkut rempah di alur pelayaran Nusantara. Selain ibu kota Jatim itu, simpul Jalur Rempah di provinsi ini ialah Tuban, Lamongan, Gresik, dan Sidoarjo di pesisir utara serta area pedalaman di Daerah Aliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo, yakni Mojokerto dan Kediri.
Keberadaan kerajaan klasik di Jatim, yakni Kanjuruhan-Majapahit atau kurun abad ke-8 sampai abad ke-16, menjadi pendukung keberadaan Jalur Rempah. Kerajaan di Jatim berniaga dan berinteraksi dengan daerah-daerah penghasil rempah dari gugus Papua sampai Sumatera yang kemudian menyebar luas ke jalur pelayaran dunia. Jalur Rempah membuat Nusantara dikenal sebagai kawasan amat strategis dalam jalur niaga internasional.
Dalam audiensi dengan Pemerintah Kota Surabaya di Balai Kota Surabaya, Selasa (6/4/2021), Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, repihan atau peninggalan kerajaan dan peradaban masa silam di Jatim ada yang menjadi bukti keterkaitan daerah ini dengan Jalur Rempah.
Bentuk konkret acara nantinya KRI Dewaruci bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan berlayar hingga mancanegara dengan menyinggahi kota-kota Jalur Rempah. (Hilmar Farid)
Surabaya, misalnya, di masa kolonial Hindia-Belanda dibangun menjadi basis maritim terkuat Nusantara. Hal ini seolah meneruskan status Surabaya sebagai bandar penting dari kerajaan-kerajaan klasik di pedalaman yang memproduksi hasil bumi untuk diperdagangkan melalui Jalur Rempah.
”Bentuk konkret acara nantinya KRI Dewaruci bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan berlayar hingga mancanegara dengan menyinggahi kota-kota Jalur Rempah,” kata Hilmar. Pelayaran akan dimulai dari Banda Neira pada 17 Agustus 2021 yang bertepatan dengan 76 tahun Indonesia. Di Surabaya, pelayaran dijadwalkan tiba pada 28 Oktober 2021 yang bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda.
Di Surabaya nantinya perlu diadakan beragam kegiatan yang mengekspresikan Jalur Rempah. Kegiatan serupa juga dapat dilaksanakan di daerah lain di Jatim yang ingin terlibat dalam Festival Jalur Rempah 2021. Bentuk kegiatan, misalnya, parade seni tradisi, diskusi budaya, festival kuliner atau pangan turunan rempah, dan perlindungan situs-situs Jalur Rempah. Jika situasi pandemi Covid-19 belum mereda sampai berlangsungnya festival, kegiatan akan berjalan dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan.
Daya ungkit
Hilmar mengatakan, Jalur Rempah bisa menjadi daya ungkit daerah-daerah di Indonesia untuk pengembangan produk unggulan dan perekonomian. Pemerintah daerah diajak untuk mengidentifikasi dan melestarikan cagar-cagar budaya terkait jalur rempah sampai seluruhnya terkumpul dan diusulkan kepada UNESCO sebagai warisan dunia.
”Kami ingin memperlihatkan kepada dunia kontribusi Indonesia (Nusantara) selama berabad-abad melalui Jalur Rempah dan ragam komoditas untuk dunia,” kata Hilmar.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Zakaria Kasimin di sela mendampingi Hilmar Farid mengatakan telah menugasi tim arkeologi untuk mengidentifikasi cagar-cagar budaya Jalur Rempah bersama komunitas pemerhati sejarah. Sejumlah diskusi juga telah ditempuh dengan sejumlah pemerintah kabupaten/kota untuk tawaran keterlibatan dalam Festival Jalur Rempah 2021.
”Kegiatannya bersifat kolaborasi dengan tujuan besar agar Jalur Rempah lestari dan menjadi warisan dunia,” kata Zakaria.
Kemendikbud memandang kesadaran masyarakat akan masa lalu atau sejarah tetap penting sebagai bagian pembelajaran perjalanan bangsa. Jalur Rempah bisa dianggap sebagai puncak peradaban Nusantara yang mengiringi pasang surut peradaban masyarakat masa silam. Untuk itu, Jalur Rempah berperan penting bagi perjalanan Nusantara.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pemerintah siap mendukung kegiatan Festival Jalur Rempah 2021 di ”Kota Pahlawan” itu. Suatu tim terpadu akan segera dibentuk untuk mengidentifikasi dan merumuskan berbagai kegiatan festival.
”Kami juga akan meneruskan program pembenahan kawasan kota tua Surabaya,” kata Eri, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. Pembenahan itu terutama mencakup kawasan Jembatan Merah yang oleh tim arkeologi BPCB Jatim diidentifikasi sebagai kawasan penting Jalur Rempah. Pemerintah ingin menghidupkan kembali wisata Kalimas bagian utara sampai Tanjung Perak dengan mengoperasikan perahu-perahu.