E-dagang Memperluas Jangkauan UMKM ke Pasar Global
Pemerintah mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah masuk ke pasar ekspor lewat pemasaran berbasis digital. Platform perdagangan secara elektronik berperan penting menjembatani UMKM untuk menjangkau pasar global.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Platform perdagangan secara elektronik atau pasar dalam jaringan berperan penting untuk mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah dalam memasuki pasar global. Pemerintah menargetkan tambahan 500.000 eksportir baru sampai dengan 2030.
Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Handito Joewono mengemukakan, Indonesia perlu mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk tidak hanya menggarap pasar lokal. Namun, UMKM juga bisa masuk ke pasar global.
Saat ini, jumlah eksportir di Indonesia masih kurang dari 15.000 pelaku usaha. Padahal, pemerintah menargetkan penambahan eksportir baru sebanyak 500.000 pada 2030.
Animo pelaku UMKM untuk menjadi eksportir dinilai sangat besar dan merata di seluruh Indonesia. Namun, sumber daya manusia perlu dikembangkan agar kemampuan UMKM untuk mengekspor produk terus meningkat. Oleh karena itu, kolaborasi ditingkatkan untuk mengembangkan eksportir baru.
Sumber daya manusia perlu dikembangkan agar kemampuan UMKM untuk mengekspor produk terus meningkat.
Sejak Februari 2021, pemerintah meresmikan program kolaborasi dengan sejumlah asosiasi pelaku usaha, seperti asosiasi peritel, produsen makanan-minuman, pengelola pusat belanja, dan sekolah ekspor untuk mencetak pengembangan 500.000 eksportir baru. Sekolah ekspor menjadi jawaban kebutuhan pelaku usaha untuk memulai ekspor.
Upaya menggarap ekspor dapat dilakukan pelaku UMKM dengan cara non-konvensional, yakni memanfaatkan e-dagang untuk memasarkan produk ke luar negeri. E-dagang dinilai berperan penting menyediakan platform yang membantu pelaku usaha masuk ke pasar global.
”Marketplace diharapkan bisa membuka pasar ke luar negeri,” kata Handito, yang juga Kepala Sekolah Ekspor, dalam Media Gathering ”Wujudkan 500.000 Eksportir Baru bersama Shopee dan Sekolah Ekspor”, Kamis (1/4/2021).
Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Usaha Kecil Menengah Kementerian Koperasi dan UKM Dwi Andriani Sulisyowati mengemukakan, di era digitaliasi, perubahan terjadi dengan cepat. Hingga kini, penetrasi digital UMKM masih timpang.
Situasi pandemi Covid-19 memaksa masyarakat mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Perkembangan usaha UMKM di platform e-dagang terus meningkat, bahkan pelaku usaha memanfaatkan promosi serta bekerja sama dengan e-dagang untuk membuat produk.
”Inisiatif ini diharapkan bisa ditularkan ke pelaku usaha yang belum memanfaatkan digitalisasi dalam pengembangan usaha. Kami perlu mendorong (digitalisasi) ini agar UMKM tidak ketinggalan dan bisa mumpuni dalam ekspor produk,” kata Dwi Andriani.
Ia menambahkan, peran e-dagang sangat besar untuk memudahkan pasar global mencari produk asli buatan UMKM Indonesia. Keberadaan laman pasar daring juga berdampak positif terhadap pelaku UMKM untuk memperluas pasar ke tingkat global sehingga mendorong perputaran ekonomi dan ekspor Indonesia.
Peran e-dagang sangat besar untuk memudahkan pasar global mencari produk asli buatan UMKM Indonesia.
Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Shopee Indonesia Radityo Triatmojo mengemukakan, sejak Maret 2021, pihaknya bekerja sama dengan Sekolah Ekspor dan Kadin untuk menyiapkan kemampuan UMKM dalam produksi dan ekspor. Hingga saat ini, Shopee telah memiliki jejaring pemasaran produk ke lima negara, yakni Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Singapura.
Sejak 2019, Shopee juga membuat kanal khusus produk UMKM, yakni Kreasi Nusantara, yang salah satu targetnya memasarkan produk UMKM ke luar negeri. Perkembangan pengguna fitur dinilai luar biasa. Semula ada 10 UMKM yang jadi percontohan program ekspor produk. Kini, sebanyak 180.000 UMKM memanfaatkan Kreasi Nusantara melalui 1,5 juta produk yang dipasarkan ke lima negara.
Radityo menambahkan, UMKM yang masuk ke pemasaran ekspor lewat e-dagang diseleksi, mulai dari pembuatan toko hingga cara mengemas produk. Mitra UMKM yang masuk kriteria akan mendapat pembekalan dari sekolah ekspor untuk bisa melangkah ke pasar ekspor.
”Produk Indonesia sudah siap jual. (Pelaku UMKM) harus percaya diri dan memanfaatkan peluang menjadi pemain global,” kata Riyanto. (LKT)