Perekonomian Indonesia diyakini tumbuh meski pandemi Covid-19 belum mereda. Situasi ini perlu menjadi atensi industri untuk tetap berusaha dengan menempuh terobosan dan kolaborasi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Situasi perekonomian 2021 diyakini membaik meski pandemi Covid-19 belum mereda. Perusahaan energi Shell mencoba memantapkan posisi sebagai penyedia solusi lubrikasi menyeluruh bagi industri.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi Kompas Biro Surabaya, Rabu (31/3/2021), Presiden Direktur PT Shell Indonesia Dian Andyasuri mengatakan, perusahaan tidak cuma menyediakan pelumas untuk industri, tetapi juga layanan inovatif perawatan mesin, pengetahuan tren industri, dan penanganan teknis.
Dian mengatakan, meski tahun ini pandemi Covid-19 belum akan teratasi, pemerintah tetap berkomitmen untuk memasuki era industri 4.0. Era ini menuntut kehadiran mesin-mesin canggih sekaligus perawatan yang harus efektif dan efisien. Dalam situasi itulah, Shell ingin mantap menyediakan produk lubrikasi menyeluruh.
Ekonom senior Institute for development of Economic and Finance (Indef) Aviliani memprediksi tahun ini masih akan penuh tantangan. Namun, cukup diyakini bahwa perekonomian Indonesia bisa tumbuh.
”Melihat langkah cepat pemerintah dalam program vaksinasi, pemulihan ekonomi bisa lebih cepat dan perekonomian diperkirakan dapat tumbuh 3-4 persen,” kata Aviliani.
Terobosan
Untuk percepatan pemulihan ekonomi, lanjut Aviliani, industri harus menempuh berbagai terobosan dan kolaborasi strategis. Di sinilah Shell mencoba menerapkan terobosan dengan menawarkan produk lubrikasi menyeluruh melalui Shell Lubricant Solutions kepada industri. Shell mengklaim produk-produknya premium dan minim dampak lingkungan sebagai dukungan terhadap Paris Agreement untuk menahan laju pemanasan global.
Melihat langkah cepat pemerintah dalam program vaksinasi, pemulihan ekonomi bisa lebih cepat dan perekonomian diperkirakan dapat tumbuh 3-4 persen. (Aviliani)
Untuk menahan pemanasan global, ekosistem industri harus rendah karbon. Produk-produk berbasis minyak bumi, termasuk pelumas, harus dikembangkan agar berdampak minimal terhadap lingkungan. Ekosistem yang rendah emisi, misalnya, coba diwujudkan dengan menghubungkan berbagai area bisnis dengan jaringan kereta untuk menekan konsumsi bahan bakar minyak.
Selain itu, reformasi pembangkit listrik. Mesin-mesin penunjang ekosistem industri rendah emisi membutuhkan produk lubrikasi yang berkualitas tinggi dan terjamin.
Masih terkait migas, ekspor Jatim untuk sektor tersebut pada Februari 2021 senilai hampir 195 juta dollar AS. Jumlah itu meningkat 29 persen dibandingkan dengan awal tahun ini. Bahkan, ekspor migas tadi naik 132 persen dibandingkan dengan Februari tahun lalu.
”Namun, kontribusi migas terhadap seluruh ekspor 11 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim Dadang Hardiwan.
Secara umum, ekspor Jatim pada Februari 2021 mencapai 1,7 miliar dollar AS. Nilai ini naik 29 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang 1,5 miliar dollar AS. Kenaikan ekspor mengindikasikan perekonomian mulai bangkit.