Perairan Nusa Penida Masuk Lokasi Percontohan Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang
Kawasan konservasi perairan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Bali, termasuk satu dari tiga lokasi proyek kolaborasi Coremap-CTI yang didukung Bank Pembangunan Asia (ADB) melalui Indonesia Climate Change Trust Fund.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Kawasan konservasi perairan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Bali, termasuk satu dari tiga lokasi proyek kolaborasi Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (Coral Reef Rehabilitation and Management Program/Coremap)-Prakarsa Kawasan Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle Initiative/CTI). Proyek kolaborasi Coremap-CTI yang bertujuan memulihkan ekosistem laut, khususnya terumbu karang, di kawasan konservasi perairan itu didukung Bank Pembangunan Asia (ADB) melalui Indonesia Climate Change Trust Fund.
Proyek Coremap-CTI di Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida, Klungkung, melibatkan pemerintah dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Klungkung, dan Coral Triangle Center (CTC) serta mitra pengampu lainnya. Program kolaborasi Coremap-CTI serupa di KKP Nusa Penida, Bali, juga diluncurkan untuk kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra dan Taman Pulau Kecil (TPK) Gili Balu, Nusa Tenggara Barat.
Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Himawan Hariyoga mengatakan, program Coremap-CTI merupakan bentuk kolaborasi para pemangku kepentingan (stakeholders) terkait pengelolaan dan perlindungan ekosistem pesisir dan laut di Indonesia. Himawan menyatakan, perairan Indonesia menjadi ekosistem 569 jenis terumbu karang dan terumbu karang Indonesia mewakili sekitar 30 persen dari luas terumbu karang dunia.
”Ini merupakan kekayaan sumber daya laut yang merupakan anugerah Tuhan yang wajib dipelihara serta dilindungi,” kata Himawan dalam pidato kuncinya serangkaian acara peluncuran (kick off) Coremap-CTI bersama ADB, ICCTF, dan Kementerian PPN/Bappenas di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (30/3/2021).
Adapun dari Pemprov Bali, hadir antara lain, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bali Gede Indra Dewa Putra dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra.
Ini merupakan kekayaan sumber daya laut yang merupakan anugerah Tuhan yang wajib dipelihara dan dilindungi. (Himawan)
Lebih lanjut, Himawan menerangkan, pelindungan dan pelestarian wilayah pesisir berikut ekosistemnya yang sejalan dengan pengelolaan untuk kesejahteraan masyarakat menjadi target pemerintah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024 juga mencantumkan pencapaian ketahanan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan.
”Implementasi dari pilot project Coremap-CTI di Bali dan Nusa Tenggara Barat diharapkan menjadi model yang dikembangkan dan diadopsi di daerah lain,” ujar Himawan di Nusa Dua, Selasa.
Dalam sambutan yang dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Gede Indra Dewa Putra, Sekretaris Daerah Provinsi Bali menyatakan mengapresiasi pemilihan KKP Nusa Dua sebagai lokasi proyek kolaborasi Coremap-CTI.
Gede Indra menyebutkan, perairan Bali memiliki kawasan terumbu karang di tujuh daerah dengan luas seluruh kawasan terumbu karang mencapai 7.102 hektar. Perairan Bali menyimpan kekayaan laut yang beragam karena merupakan area transisi antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Gede Indra menyampaikan, kawasan pesisir dan laut Bali menjadi aset bermanfaat, selain sebagai sumber pangan, juga berguna dalam kepentingan ritual sampai pariwisata. ”Bali berkomitmen terus menjaga terumbu karang karena terumbu karang memberi manfaat besar bagi Bali,” kata Gede Indra membacakan sambutan Sekretaris Daerah Provinsi Bali.
Peluncuran Coremap-CTI menjadi bentuk kolaborasi multipihak dalam upaya pengelolaan sumber daya pesisir dan laut yang berkelanjutan. Program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di KKP Nusa Penida di Bali dan di TWP Gili Matra serta TPK Gili Balu di NTB mendapatkan dukungan pendanaan dari ADB melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) bersama para mitra pelaksana program.
Program Coremap-CTI dengan dukungan ADB, yang ditujukan menjaga kelestarian terumbu karang Indonesia dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Bali dan Nusa Tenggara Barat, direncanakan berdurasi selama 18 bulan mulai Maret 2021.
Direktur Eksekutif Coral Triangle Center (CTC) Rili Djohani mengatakan, peluncuran proyek kolaborasi Coremap-CTI di masa pandemi Covid-19 ini menjadi momentum yang baik karena menghadirkan dukungan bagi upaya perlindungan kawasan konservasi perairan, khususnya pelestarian terumbu karang, dan secara bersamaan, melibatkan masyarakat yang sedang mengalami dampak pandemi Covid-19.
”Program ini memberikan peluang kerja sama yang lebih luas dan juga memperkuat upaya pelindungan dan restorasi terumbu karang,” kata Rili di sela-sela acara kick off Coremap-CTI di Nusa Dua, Badung, Selasa.
Rili menyatakan, CTC berkomitmen agar tetap terlibat dalam upaya konservasi dan juga pelatihan bagi peningkatan kapasitas lembaga dan masyarakat di kawasan Nusa Penida.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan, implementasi Coremap-CTI di Indonesia mendukung upaya pencapaian target dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan 14 yakni menjaga ekosistem laut (life below water), melalui perlindungan ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan dan juga peningkatan ekonomi secara berkelanjutan.
Arifin menambahkan, intervensi melalui Coremap-CTI di KKP Nusa Penida, TWP Gili Matra, dan TPK Gili Balu dalam bentuk penguatan kelembagaan dan pengelolaan terumbu karang dengan pengembangan rencana pengelolaan sumber daya berbasis ekosistem dan peningkatan mata pencarian berkelanjutan.
Dalam sesi jumpa media, Direktur Eksekutif ICCTF Tonny Wagey menerangkan, terdapat tiga lokasi proyek Coremap-CTI dengan dukungan pendanaan dari ADB, yakni Nusa Penida di Bali serta Gili Matra dan Gili Balu di Nusa Tenggara Barat. Selain itu, terdapat pula dua lokasi Coremap-CTI dengan dukungan Bank Dunia, yakni Raja Ampat, Papua Barat dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur.