Pemadaman dan Pendinginan Diperkirakan Butuh Waktu 4-5 Hari
Untuk mengisi kekurangan atau potensi produksi yang hilang, Pertamina akan menambah dan melakukan konsolidasi alih stok bahan bakar minyak dari kilang lain atau terminal bahan bakar terdekat.
Oleh
cyprianus anto saptowalyono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemadaman dan proses pendinginan kilang tangki T-301 di area kilang PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang diterbakar itu membutuhkan waktu 4-5 hari. Untuk mengisi kekurangan atau potensi produksi yang hilang, Pertamina akan menambah dan melakukan konsolidasi alih stok bahan bakar minyak dari kilang lain atau terminal bahan bakar terdekat.
Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) Mulyono, Senin (29/3/2021), mengatakan, potensi kehilangan produksi bahan bakar minyak (BBM) dari kilang yang terbakar itu sebesar 400.000 barel. Sembari menunggu pemadaman yang diperkirakan memerlukan waktu 4-5 hari, kehilangan produksi BBM dari kilang itu akan disuplai dari kilang PT Pertamina RU IV Cilacap, Jawa Tengah, dan Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur.
Kilang di Cilacap bisa dinaikkan produksinya sampai 300.000 barel. Adapun kilang TPPI bisa sampai 500.000 barel. ”Dari Cilacap nanti akan dibawa kapal, disuplai langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara dari TPPI bisa disuplai lewat terminal BBM Balongan,” ujarnya dalam telekonferensi pers di Jakarta.
Sembari menunggu pemadaman yang diperkirakan memerlukan waktu 4-5 hari, kehilangan produksi BBM dari kilang itu akan disuplai dari kilang PT Pertamina RU IV Cilacap, Jawa Tengah, dan Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur.
Sementara CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas\'ud Khamid menambahkan, Pertamina juga menjamin stok elpiji aman. Stok elpiji nasional tersedia untuk 16,89 hari atau hampir 17 hari.
Ia juga menjelaskan, selama ini, kilang Balongan menyuplai kebutuhan avtur di tiga bandar udara (bandara), yakni Bandara Internasional Husein Sastranegara di Bandung Jawa Barat, Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur, dan Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah.
”Untuk Bandara Husein Sastranegara dan Halim Perdanakusuma, kebutuhan avtur akan dilakukan konsolidasi alih suplai dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten. Stoknya sangat cukup karena kebutuhan juga tidak begitu besar,” katanya.
Adapun kebutuhan avtur di Bandara Ahmad Yani, lanjut Mas\'ud, juga akan dilakukan konsolidasi alih suplai dari Terminal Bahan Bakar Rewulu di Yogyakarta. Untuk bandara di sekitar Yogyakarta, yakni Adi Sumarmo di Solo, Adisutjipto, dan New Yogyakarta (International Airport) di Kulon Progo, suplainya berasal dari kilang Cilacap.