Meski laba turun, sejumlah bank swasta dan bank BUMN tetap membagikan dividen kepada pemegang saham.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski pendapatan turun akibat pandemi Covid-19, kelompok bank BUMN dan bank swasta masih membagi keuntungan kepada investor atas laba yang didapat tahun lalu. Keputusan ini diambil karena kinerja perusahaan dinilai masih cukup stabil di tengah kondisi yang sulit.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Senin (29/3/2021), menyetujui pembagian dividen sebesar 25 persen dari laba bersih perseroan tahun 2020. Tahun lalu, laba bersih BNI sebesar Rp 3,28 triliun, turun 78,7 persen dari laba bersih 2019 yang sebesar Rp 15,38 triliun.
Dalam konfrensi pers virtual seusai RUPST, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, besaran dividen yang akan dibagikan perseroan kepada investor tahun ini berkisar Rp 820,1 miliar. Dividen tersebut akan diberikan ke rekening kas umum negara dan kepada publik pemilik saham BNI.
Besaran dividen yang akan dibagikan BNI pada 2020 berkisar Rp 820,1 miliar. Dividen tersebut akan diberikan ke rekening kas umum negara dan kepada publik pemilik saham BNI.
Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah yang sebesar 60 persen, BNI akan menyetorkan dividen sebanyak Rp 492,58 miliar ke rekening kas umum negara. Adapun dividen bagian publik atas kepemilikan 40 persen saham senilai Rp 327,52 miliar akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan kepemilikan saham masing-masing.
”Sebanyak 75 persen dari laba bersih tahun lalu atau senilai Rp 2,46 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan,” ujarnya.
Roykee melanjutkan, manajemen perseroan telah mengambil sejumlah langkah, strategi, dan kebijakan untuk mempertahankan kinerja di tengah kondisi yang cukup sulit ini. Para pemegang saham mendukung sepenuhnya berbagai kebijakan strategis yang diambil pada tahun ini dalam menghadapi tantangan dan dinamika bisnis yang cepat.
Adapun kebijakan strategis itu adalah meningkatkan kualitas kredit melalui perbaikan manajemen risiko, meningkatkan kapasitas digitalisasi produk dalam memenuhi kebutuhan nasabah, meningkatkan ekspansi bisnis secara berkelanjutan, serta meningkatkan dana murah dan pendapatan berbasis komisi melalui peningkatan transaksi.
”Jajaran komisaris secara konsisten turut mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank tahun 2020, antara lain melalui evaluasi terhadap rencana bisnis bank serta kinerja keuangan tahun 2020,” kata Royke.
Penurunan laba BNI tahun lalu disebabkan pendapatan bunga yang menyusut dan pemupukan pencadangan perseroan untuk meminimalisasi risiko kredit. Pendapatan bunga BNI pada 2020 terkontraksi, menjadi tumbuh negatif 4 persen dibandingkan dengan periode 2019. Hal ini seiring dengan pemberian restrukturisasi kredit.
Sementara itu, RUPST PT Bank Central Asia (Tbk) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 48 persen dari total laba bersih perseroan tahun buku 2020 yang mencapai Rp 27,1 triliun. Artinya, investor akan mendapatkan dividen sekitar Rp 530 dari setiap lembar saham yang mereka miliki.
Hasil RUPST bank swasta lain, yakni PT Bank Maybank Indonesia Tbk, menyetujui penggunaan 20 persen dari laba bersih tahun 2020 yang senilai Rp 1,3 triliun dibagikan sebagai dividen tunai. Dengan demikian, dividen yang ditebar kepada pemegang saham sebesar Rp 253,27 miliar atau senilai Rp 3,32 per lembar saham.
Dalam keterangan resminya, Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, di tengah pandemi, pendapatan berbasis biaya tetap tumbuh pada 2020. Kontribusinya dari layanan manajemen kekayaan dan penawaran asuransi melalui bank.
”Di saat yang sama, pembatasan kegiatan masyarakat dan kebijakan jaga jarak sosial telah mengubah perilaku konsumen untuk lebih mengandalkan transaksi secara daring. Hal ini berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan digital banking kami,” papar Taswin.
Perombakan
RUPST BNI memutuskan mengangkat mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto menjadi komisaris independen perseroan. Erwin menggantikan posisi Komisaris Independen BNI Joni Swastanto, yang telah berakhir masa jabatannya.
Sementara itu, BCA mengangkat John Kosasih yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur PT Bank BCA Syariah dan Frengky Chandra Kusuma yang menjabat Kepala Kantor Wilayah III Surabaya BCA untuk masuk ke jajaran direksi perusahaan.