Produk unggulan UMKM ataupun IKM di Indonesia, khususnya Bali, berpeluang besar dipasarkan secara nasional ataupun internasional. Pemanfaatan teknologi digital akan memperluas pemasaran produk UMKM dan IKM lokal.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Produk unggulan dari usaha mikro, kecil, dan menengah ataupun industri kecil dan menengah di Indonesia, khususnya Bali, berpeluang besar dipasarkan secara nasional ataupun internasional. Pemanfaatan teknologi digital, termasuk aplikasi layanan niaga elektronik, akan memperluas pemasaran produk-produk UMKM dan IKM.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar Ni Putu Kepra Mareni mengatakan, UMKM dan IKM merupakan kegiatan ekonomi masyarakat yang mampu bertahan dalam kondisi krisis, termasuk dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini. ”Produk UMKM dan IKM di Bali juga menopang industri pariwisata,” kata Mareni seusai lokakarya tentang IKM berbasis manajemen digital di Kota Denpasar, Kamis (25/3/2021).
Hal senada juga disampaikan Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Mahasaraswati Denpasar I Gusti Agung Eka Teja Kusuma. Eka menambahkan, UMKM dan IKM menghadapi persoalan klasik, yakni permodalan, pemasaran, dan kapasitas sumber daya manusia. Perbankan sudah membuka akses permodalan bagi UMKM dan IKM. Sementara untuk pemasaran, menurut Eka, sudah berkembang program pemasaran berbasis digital.
”Kami dari akademisi berperan membantu meningkatkan kapasitas SDM sehingga UMKM dan IKM di Bali mampu beradaptasi dengan menggunakan teknologi digital, termasuk dalam manajemen dan pemasaran produknya,” kata Eka.
Pemilik Bara Silver and Jewelry di Kabupaten Gianyar, Ni Putu Sudiadnyani, mengakui kalangan UMKM dan IKM, termasuk dirinya, masih awam tentang pemanfaatan teknologi digital untuk mempromosikan dan memasarkan produk mereka. Sudiadnyani menyatakan dirinya lebih sering memanfaatkan lini media sosial, misalnya Instagram, Facebook, ataupun WhatsApp, untuk mengenalkan produk kreasi terbarunya.
”Harus diakui, belum semua pelaku IKM ataupun UMKM sudah melek digital. Selain masih mengandalkan pameran langsung, selama ini kami masih menggunakan media sosial untuk mengenalkan produk baru. Keberadaan marketplace lokal ini akan benar-benar membantu kami,” kata Sudiadnyani, seusai acara lokakarya itu.
Terkait keberadaan aplikasi pemasaran berbasis digital di Bali, menurut CEO Baliyoni Group Ni Wayan Sri Ariyani, hal itu akan membuka peluang promosi dan pemasaran produk-produk lokal dari UMKM dan IKM ke kalangan lebih luas, bahkan sampai ke mancanegara.
Melalui aplikasi Balimall.id yang dibangun dan dikembangkan Baliyoni Group, menurut Ariyani, pihaknya ingin mendorong masyarakat Bali memanfaatkan teknologi digital, termasuk marketplace, untuk menguatkan perekonomian Bali.
”Sudah sekitar 500 UMKM dan IKM lokal yang bergabung di Balimall.id. Kami membangun aplikasi marketplace Balimall ini untuk menghubungkan UMKM dan IKM Bali dengan pemerintah, pihak swasta, ataupun konsumen sehingga mereka mengenal produk lokal Bali yang asli dan berkualitas,” kata Ariyani.
Lokakarya tentang IKM berbasis manajemen digital di Gedung Ksirarnawa, Kamis, berangkaian dengan pameran aneka produk UMKM dan IKM Bali yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bali bersama Dewan Kerajinan Nasional Indonesia Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali. Sebanyak 50 IKM difasilitasi berpameran di kawasan Taman Budaya Bali selama dua bulan, sejak 1 Februari 2021.
Dalam kurun satu bulan kegiatan pameran bertajuk ”IKM Bali Bangkit 2021” itu, sampai awal Maret 2021, transaksi mencapai Rp 1,56 miliar. Dari catatan Kompas, Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ni Putu Putri Suastini Koster menyatakan, pameran ”IKM Bali Bangkit 2021” tidak semata-mata bertujuan menghasilkan transaksi.
Namun, dia mengatakan, ini lebih untuk membangkitkan dan menggairahkan kembali aktivitas UMKM dan IKM pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, juga mengenalkan produk berkualitas dari UMKM dan IKM Bali.
Beragam produk UMKM dan IKM di Bali dipamerkan di area Gedung Ksirarnawa ataupun area Ardha Candra, Taman Budaya Bali. Ini mulai dari produk busana, kain tenun, perhiasan, produk perawatan tubuh, hingga produk kerajinan lainnya.
Pameran dilangsungkan secara hibrida, baik secara di luar jaringan (luring) maupun secara dalam jaringan (daring). Calon konsumen juga dapat mencari beraneka produk IKM yang dipamerkan itu melalui layanan Balimall.id dan bertransaksi secara daring, termasuk melalui QRIS.
Lebih lanjut, Sudiadnyani menyatakan, pameran secara luring tetap dibutuhkan demi menjaga semangat dan kegairahan kalangan UMKM dan IKM menghadapi masa sulit akibat dampak pandemi Covid-19. ”Kami mengapresiasi dukungan pemerintah dan Dekranasda Bali yang memberikan kesempatan bagi UMKM dan IKM mengikuti pameran ini,” ujarnya.
Dia menambahkan, ”Sebagai pelaku usaha dan seniman, saya menilai pameran secara offline tetap penting untuk mengetahui kesan dan tanggapan dari masyarakat.”