Tata Kelola Aset dan Data Optimalkan Transformasi Digital
Perusahaan dapat mengoptimalkan transformasi digital dengan pengelolaan aset dan data yang baik. Hal penting lainnya adalah mengintegrasikan teknologi operasional dengan teknologi informasi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Adopsi teknologi digital penting bagi pengembangan bisnis perusahaan. Oleh karena itu, strategi pengelolaan kinerja aset dan data yang optimal diperlukan untuk mengefektifkan investasi perusahaan dalam bertransformasi digital.
Country Digital Transformation Schneider Electric Indonesia Fadli Hamsani mengatakan, pemanfaatan teknologi digital dapat mengefisienkan beban biaya perusahaan. Pengambilan keputusan perusahaan juga dapat didasarkan data yang tersedia dan terintegrasi.
”Data itu bisa digunakan perusahaan dalam pengambilan keputusan, baik menyangkut konsumsi energi, operasional, utilisasi, maupun strategi bisnis,” kata Fadli dalam telekonferensi pers di Jakarta, Rabu (24/3/2021).
Data itu bisa digunakan perusahaan dalam pengambilan keputusan, baik menyangkut konsumsi energi, operasional, utilisasi, maupun strategi bisnis.
Pada kondisi pandemi Covid-19 ini, menurut Fadli, setiap perusahaan mesti menjalankan perencanaan kelangsungan bisnis. Pemanfaatan teknologi digital dapat membantu perusahaan memetakan perubahan perilaku pelanggan, permintaan pasar, dan rantai pasok.
Ketersediaan data, kesiapan aset yang terkoneksi, dan pemberian informasi secara langsung (real time) dapat menjadi solusi dalam perencanaan kelangsungan bisnis perusahaan. Perusahaan dapat mengoptimasinya di tengah kondisi pandemi ini.
”Selain itu, pemanfaatan data dalam pengambilan keputusan di perusahaan yang bertransformasi digital juga dapat menciptakan model bisnis baru,” katanya.
Chief Information Officer Toyota Astra Motor (TAM) Wilbertus Darmadi menuturkan, TAM sudah mulai bertransformasi digital sejak beberapa tahun lalu. Transformasi digital tersebut bertujuan untuk mendukung bisnis.
Transformasi digital ini merupakan suatu tahapan ketika sebuah perusahaan membuat pemetaan kembali arah bisnis. ”Pemetaan baru ke depan ini memiliki dua tujuan, yaitu agar bisnis bisa berlanjut dan meningkatkan efisiensi yang ujung-ujungnya adalah profit,” ujarnya.
Darmadi menambahkan, di era digitalisasi ini, perusahaan yang tidak memanfaatkan teknologi akan susah bersaing. Perusahaan-perusahaan dituntut memanfaatkan aset-aset digital, baik peranti lunak maupun infrastruktur, untuk mendukung kinerja bisnis.
Penyediaan layanan ke pelanggan dengan menggunakan aplikasi teknologi digital juga membutuhkan optimalisasi aset-aset digital, termasuk data. ”Perusahaan yang bisa unggul adalah perusahaan yang bisa melakukan utilisasi data dengan tepat,” katanya.
Head of Information Technology Enterprise Sales Schneider Electric Indonesia Ronny Siswanto berpendapat, ada empat faktor yang diperlukan dalam transformasi digital. Faktor tersebut adalah sumber daya manusia, standardisasi proses bisnis, teknologi, pengawasan, dan tata kelola.
Hal lain yang perlu diperhatikan di era digital adalah menyangkut keamanan data. Informasi-informasi yang bersifat sensitif harus bisa tersaring sehingga tidak menjadi liar dan tidak terpapar untuk hal-hal yang tak berkaitan.
”Selain itu, data yang ditampung juga harus dikelola agar dapat digunakan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan. Tata kelola pusat data itu sebaiknya mendekati pengguna,” ujarnya.
Secara umum, lanjut Ronny, ada tiga tata kelola pusat data. Pertama, pusat data tersentralisasi yang masif dan ditempatkan di area tertentu. Misalnya, ada perusahaan yang memiliki sekian cabang dan memutuskan menempatkan pusat data di satu lokasi.
Kedua, pusat data regional yang sudah mendekati tempat pengguna. Ketiga, pusat data lokal yang lokasi dan sebagian pemrosesan datanya sudah dilakukan di tempat pengguna.
Sementara itu, analis kebijakan dan ahli madya Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Jasa Industri, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian, Bambang Riznanto, menuturkan, transformasi digital merupakan sebuah pilihan strategi manufaktur. Pandemi membuat beberapa perusahaan mendesain kembali bahan baku hingga cara berproduksi.
Mereka juga mengupayakan inovasi untuk menjangkau konsumen. Transformasi digital menjadi pilihan mereka. ”Perangkat digital digunakan untuk memudahkan atau meningkatkan kinerja manufaktur, menjual ke konsumen, dan memantau pergerakan pemasok,” katanya.