Ekspor Perikanan Ditargetkan Naik 15,31 Persen Tahun Ini
Pemerintah mendorong ekspor perikanan tahun ini meningkat 15,31 persen. Sejumlah komoditas unggulan akan digenjot untuk ekspor.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menargetkan nilai ekspor perikanan Indonesia pada tahun ini mencapai 6 miliar dollar AS atau tumbuh 15,31 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang sebesar 5,203 miliar dollar AS. Lobster hasil budidaya merupakan salah satu komoditas unggulannya.
Direktur Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Machmud Sutedja menyampaikan, komoditas unggulan yang dibidik untuk peningkatan ekspor perikanan tahun ini antara lain udang; tuna, tongkol, dan cakalang; rajungan; kepiting; rumput laut; dan lobster hasil budidaya. Adapun tujuan ekspor pada 2021 masih fokus pada pasar utama, yakni Amerika Serikat, China, dan Jepang.
Pada 2020, ekspor udang sebanyak 239.227 ton atau senilai 2,04 miliar dollar AS. Volume ekspor itu berkontribusi 7,15 persen terhadap ekspor dunia. Target ekspor udang antara lain Amerika Serikat, China, Jepang, Uni Eropa, Korea Selatan, dan Timur Tengah.
Lobster hasil budidaya yang mulai digarap tahun lalu juga mulai ditargetkan menjadi unggulan ekspor. ”(Ekspor lobster) sudah, untuk hasil budidaya, tetapi masih kecil (target) untuk tahun 2021. Targetnya masih dihitung,” kata Machmud, Rabu (23/3/2021).
Komoditas unggulan yang dibidik untuk peningkatan ekspor perikanan tahun ini antara lain udang, tuna, tongkol, dan cakalang; rajungan; kepiting; rumput laut; dan lobster hasil budidaya.
Pemerintah menetapkan lobster sebagai komoditas unggulan perikanan budidaya. Dengan penetapan ini, lobster akan menjadi fokus garapan program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020-2024 (Kompas, 19/3/2021).
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Artati Widiarti memaparkan perlu upaya hulu-hilir untuk mendorong ekspor hasil perikanan. Upaya itu di antaranya memetakan peluang pasar dan tren ekspor di pasar utama dan pasar potensial. Selain itu, meningkatkan produksi hilir dan mengembangkan produk bernilai tambah.
Upaya meningkatkan daya saing produk perikanan perlu ditopang logistik ikan nasional. Penopang logistik itu, antara lain, penyediaan sarana pergudangan dan distribusi ikan yang dilengkapi pendingin, yakni gudang pendingin dan truk berpendingin.
Tahun ini, pihaknya berencana membangun gudang pendingin di 16 lokasi, yang terdiri dari 15 unit gudang pendingin portabel dan 1 unit bangunan gudang pendingin. Selain itu, diadakan 15 mobil kendaraan pendukung distribusi produk perikanan.
”Penguatan kinerja logistik ikan menjadi salah satu strategi KKP untuk memperkuat daya saing produk kelautan dan perikanan,” kata Artati.
Dalam kesempatan terpisah, Co-Founder dan General Director Aruna Utari Octavianty menyambut rencana pemerintah menambah gudang pendingin di wilayah-wilayah yang memiliki potensi besar perikanan tangkap. Ketersediaan gudang pendingin sangat diperlukan untuk membantu distribusi produk nelayan. Namun, pihaknya berharap penempatan gudang pendingin juga mempertimbangkan daerah yang belum terlayani jaringan listrik.
”Banyak nelayan mitra yang di daerahnya tidak memiliki akses listrik. Dengan ketersediaan listrik, maka rantai dingin akan terjaga,” katanya.
Banyak nelayan mitra yang di daerahnya tidak memiliki akses listrik
Selama ini, pihaknya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk menyediakan gudang pendingin sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Kerja sama juga dijalin dengan pemerintah dalam menyalurkan bantuan generator listrik ke desa-desa nelayan. (LKT)