Surabaya Tuntaskan Vaksinasi bagi Pedagang Pasar, Guru, dan Dosen
Vaksinasi bagi guru, dosen, dan pedagang di pasar tradisional di Kota Surabaya, Selasa (23/3/2021), kian digencarkan seiring dengan Pemerintah Kota Surabaya kembali mendapat tambahan vaksin dari pemerintah pusat.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya kembali menerima tambahan 11.770 vial vaksin merek Sinovac serta 10.000 vial AstraZeneca pada Senin (22/3/2021). Direncanakan vaksin tambahan ini digunakan untuk menuntaskan vaksinasi bagi pedagang, guru, dan dosen di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, mulai Selasa (23/3/2021) tambahan vaksin yang baru diterima ini dipakai untuk melakukan vaksin bagi pedagang, guru, dan dosen. Dengan demikian penyuntikan vaksin kepada pedagang dan pelayan publik bisa segera rampung.
”Saya berharap vaksinasi untuk pedagang, guru, dan dosen bisa cepat selesai sehingga pedagang bisa berjualan dengan rasa nyaman. Khusus pendidikan sebelum tahun ajaran baru, Juli mendatang, tenaga pengajar pun yakin beraktivitas saat diberlakukan sekolah atau kuliah tatap muka,” kata Eri Cahyadi.
Menurut dia, ketika penyuntikan vaksin bisa lebih cepat, secara otomatis Pemkot Surabaya akan dapat tambahan lagi untuk vaksin berikutnya sehingga untuk sasaran atau tahap selanjutnya bisa segera dilakukan.
”Semakin cepat menghabiskan vaksin, maka secara otomatis Pemkot Surabaya dapat tambahan lagi untuk vaksin berikutnya. Vaksinasi perlu dilakukan secara cepat karena masyarakat Surabaya dari semua lapisan umumnya sudah menunggu giliran divaksin,” ujarnya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita, tambahan vaksin yang diterima pemkot kali ini ada dua merek, yakni Sinovac dan AstraZeneca. Pihaknya menghitung bahwa jumlah vaksin yang diterima cukup untuk seluruh pedagang di pasar tradisional yang dikelola PD Pasar, guru, dan dosen di Surabaya.
Semakin cepat menghabiskan vaksin, maka secara otomatis Pemkot Surabaya dapat tambahan lagi untuk vaksin berikutnya. Vaksinasi perlu dilakukan secara cepat karena masyarakat Surabaya dari semua lapisan umumnya sudah menunggu giliran divaksin.
Terkait vaksin dengan merek AstraZeneca tersebut, Eri Cahyadi juga memastikan bahwa itu halal dan aman. Apalagi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur juga menyatakan hal yang sama, bahwa vaksin AstraZeneca aman dan halal digunakan. ”Alhamdulillah tadi disampaikan MUI Jatim, penggunaan AstraZeneca disampaikan tidak haram, malah aman atau halal digunakan,” kata mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Oleh karena itu, Eri Cahyadi kembali menekankan kepada masyarakat agar tidak merasa khawatir terhadap vaksin AstraZeneca ini. Sebab, tidak mungkin negara atau pemerintah memberikan sesuatu yang tidak halal atau tidak bermanfaat terhadap rakyatnya.
Ia kembali menegaskan bahwa tidak mungkin ada gubernur, wali kota, atau pemimpin yang memberikan sesuatu yang tidak baik kepada masyarakatnya. Sebab, setiap pemimpin pasti akan memberikan yang terbaik buat warganya.
”Fainsya Allah vaksin ini pasti aman, dan vaksin ini ada manfaatnya buat Panjenengan (Anda) semua sehingga secara bersama-sama dengan gotong royong dapat segera menyelesaikan pandemi Covid-19 di Kota Surabaya pada khususnya,” ujarnya.
Vaksinasi di Surabaya juga sudah menyasar semua pedagang pasar dan pedagang di Sentra Wisata Kuliner (SWK) melalui jemput bola, yakni dengan cara petugas atau vaksinator mengunjungi posko di setiap pasar dan SWK sehingga vaksinasinya dilakukan di tempat mereka masing-masing. Bagi guru dan dosen serta profesi lain, vaksinasi dilakukan di puskesmas terdekat dari lokasi mengajar.
Pedagang termasuk dalam kelompok rentan karena mobilitas dan kontak tinggi.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo, guru yang di bawah Dinas Pendidikan Kota Surabaya mulai SD hingga SMP sudah divaksinasi secara bertahap mulai awal Maret lalu. Jumlah guru seluruhnya 25.442 orang yang secara bertahap akan divaksinasi.
Pencegahan
Supomo menambahkan, dinkes pun terus mempersiapkan protokol baru pencegahan Covid-19 dengan berbagai pihak untuk memutus mata rantai persebaran virus korona jenis baru. Kemungkinan Kota Surabaya akan memakai GeNose untuk siswa dan guru sebelum masuk sekolah.
Secara terpisah, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, ada sekitar 17.000 sasaran vaksinasi tahap kedua. Sasaran meliputi aparatur pelayanan publik di pemerintahan, kepolisian, TNI, pendidikan, keagamaan, dan tenaga kesehatan yang belum mendapat vaksinasi tahap pertama.
Sasaran tahap kedua juga mencakup kelompok rentan, antara lain warga lanjut usia, wartawan, dan pedagang. ”Pedagang termasuk dalam kelompok rentan karena mobilitas dan kontak tinggi,” ujar Arifin saat dihubungi dari Surabaya.
Menurut Arifin, sosialisasi vaksinasi terus ditempuh untuk meyakinkan masyarakat sasaran tidak takut. Sosialisasi penting karena masih ada kalangan masyarakat yang khawatir dengan vaksinasi.
”Dari sudut pandang keagamaan, para ulama sejauh ini telah menyatakan vaksin aman dan halal sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Arifin yang saat ini menjalani periode kedua sebagai Bupati Trenggalek.