Lobster Jadi Komoditas Prioritas Budidaya Perikanan
Potensi benih lobster di Indonesia dimanfaatkan untuk budidaya. Selain lobster, komoditas budidaya lain yang diunggulkan adalah rumput laut dan udang.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menetapkan lobster sebagai komoditas unggulan perikanan budidaya. Dengan penetapan ini, lobster akan menjadi fokus garapan program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020-2024.
Oleh karena itu, berbagai persoalan yang membelit mesti dituntaskan jika ingin menggenjot budidaya lobster di Tanah Air. Persoalan itu termasuk polemik ekspor benih bening lobster yang sedang dihentikan sementara.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebiakto menyampaikan, akuakultur menjadi kekuatan pembangunan kelautan dan perikanan. Tiga komoditas unggulan budidaya yang fokus digarap sebagai bagian program terobosan KKP 2020-2024 adalah udang, lobster, dan rumput laut.
”Aspek pasar menjadi pertimbangan untuk pemilihan dan pengembangan komoditas unggulan yang berorientasi permintaan pasar,” kata Slamet dalam webinar ”Outlook Perikanan: Reposisi Produk Akuakultur Indonesia di Kancah Dunia”, Kamis (18/3/2021), yang diselenggarakan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak dan Trobos Aqua.
Menurut data KKP, volume ekspor lobster Indonesia pada 2020 sebanyak 2.022 ton atau 4,21 persen dari pasar ekspor dunia. Ekspor RI senilai 75,25 juta dollar AS. Indonesia merupakan produsen lobster kedua terbesar di dunia setelah Vietnam. Pasar utama lobster antara lain China, Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Timur Tengah.
Slamet menambahkan, budidaya pembesaran lobster akan dikembangkan melalui korporasi budidaya. Strategi pengembangannya, antara lain, melalui pembentukan model kawasan budidaya lobster dengan penguatan teknologi.
”Harapannya, budidaya lobster akan meningkatkan kesejahteraan pembudidaya dan nelayan penangkap benih,” ujarnya.
Adapun komoditas udang diprioritaskan karena peluang ekspornya tinggi. Pada 2020, ekspor udang sebanyak 239.227 ton atau senilai 2,04 miliar dollar AS. Volume ekspor itu berkontribusi 7,15 persen terhadap ekspor dunia. Target ekspor udang antara lain Amerika Serikat, China, Jepang, Uni Eropa, Korea Selatan, dan Timur Tengah.
Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan KKP Tinggal Hermawan mengakui, ekspor benih lobster masih jadi isu sensasional. Dalam waktu dekat, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono akan menerbitkan aturan yang melarang ekspor benih lobster serta fokus pada pembesaran (budidaya) lobster di Tanah Air.
Indonesia dinilai memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-negara lain dalam reproduksi benih lobster. ”Konsekuensinya, pembudidaya diharuskan kerja keras agar potensi benih lobster yang berlimpah ruah di perairan Indonesia bisa dimanfaatkan untuk budidaya skala besar,” kata Tinggal yang juga Pelaksana Tugas Direktur Perbenihan KKP.
Pembudidaya diharuskan kerja keras agar potensi benih lobster yang berlimpah ruah di perairan Indonesia bisa dimanfaatkan untuk budidaya skala besar.
Potensi
Tinggal menambahkan, hasil survei Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan menyebutkan, potensi benih bening lobster yang bisa dimanfaatkan setiap tahun mencapai 139,48 juta-418,42 juta ekor atau 50 persen dari potensi lestari.
Apabila budidaya digarap optimal seperti Vietnam dengan tingkat hidup 65 persen dan ukuran panen 250 gram, Indonesia bisa memproduksi lobster ukuran konsumsi hingga 22.655 ton per tahun.
Pengembangan budidaya lobster akan difokuskan melalui pembentukan kampung-kampung lobster di sentra penangkapan benih lobster. Kawasan yang dibidik antara lain Lombok Timur, Jawa Timur, Jawa Barat, dan pantai barat Sumatera.
Pengembangan budidaya lobster akan difokuskan melalui pembentukan kampung-kampung lobster di sentra penangkapan benih lobster.
Secara terpisah, Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo) Effendy Wong berpendapat, pengembangan budidaya lobster perlu memperhitungkan aspek pasar. Vietnam yang mengandalkan 80 persen pasokan benih lobster dari Indonesia menguasai pasar lobster karena lebih dekat dengan China.