Indonesia Akan Produksi Pupuk Berbahan Baku Batubara di Nigeria
Pupuk berbahan baku batubara mampu mengembalikan 26 nutrisi ke dalam tanah. Pupuk ini diyakini akan menggantikan penggunaan pupuk kimia dan pupuk urea yang saat ini digunakan oleh 80 persen pertanian di Nigeria.
Oleh
Agnes Theodora
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Saputra Global Harvest dari Indonesia akan memproduksi dan memasarkan inovasi pupuk berbahan baku batubara, Saputra Futura, di Nigeria, Afrika Barat. Penggunaan pupuk batubara yang lebih ramah lingkungan diyakini akan menggantikan pupuk kimia dan pupuk urea yang saat ini digunakan oleh 80 persen petani Nigeria.
Kerja sama antara PT Saputra Global Harvest (PT SGH) dan perusahaan asal Nigeria, MAAIC & MAAH Ltd, itu dilakukan secara virtual di Kedutaan Besar RI (KBRI) Abuja pada 15 Maret 2021. Turut hadir dalam penandatanganan itu Duta Besar RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap serta perwakilan pemerintah Negara Bagian Jigawa.
Kerja sama PT SGH dengan MAAIC & MAAH Ltd dimulai pada Februari 2021 dengan pengiriman sampel pupuk Saputra dari Indonesia. Pupuk itu kemudian diaplikasikan pada lahan pertanian padi dan sayuran di Negara Bagian Jigawa, yang terletak di bagian utara Nigeria.
Jika hasil panen yang diperkirakan pada Mei 2021 berlangsung baik, MAAIC & MAAH Ltd selanjutnya akan membeli pupuk Saputra Futura hingga senilai 40.000 dollar AS.
Dalam siaran pers yang dikutip Kompas, Kamis (18/3/2021), Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos Hendro Jonathan optimistis pupuk Saputra Futura yang akan diproduksi di Nigeria itu akan diterima dengan baik. Produk ini juga berpotensi menjadi penentu perubahan penggunan pupuk dengan kualitas nutrisi yang lebih tinggi dan harga yang lebih kompetitif.
Dalam kerja sama ini, Indonesia akan mendapatkan royalti atas pemanfaatan teknologi Saputra Futura. Sementara Nigeria akan menjadi penyedia bahan baku batubara untuk diolah menjadi pupuk bernutrisi tinggi.
”Potensi kerja sama ini akan semakin terbuka di masa depan. Produksi pupuk Saputra Futura dengan bahan baku batubara Nigeria akan menghasilkan harga pupuk yang lebih kompetitif di Nigeria,” ujarnya.
Indonesia akan mendapatkan royalti atas pemanfaatan teknologi Saputra Futura. Sementara Nigeria akan menjadi penyedia bahan baku batubara untuk diolah menjadi pupuk bernutrisi tinggi.
Pendiri PT SGH Umar Hasan Saputra mengatakan, salah satu keunggulan produk pupuk batubara Saputra adalah mampu mengembalikan 26 nutrisi ke dalam tanah. Pupuk Saputra Futura diyakini akan menggantikan penggunaan pupuk kimia dan pupuk urea yang saat ini digunakan oleh 80 persen pertanian di Nigeria.
”Perkiraan kebutuhan pupuk Nigeria mencapai 1,8 juta ton per tahun untuk 3 juta hektar total luas lahan pertanian di Nigeria,” katanya.
Hasan menambahkan, penggunaan pupuk batubara akan mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Sebab, penggunaan pupuk batubara tidak mengurangi kandungan nutrisi di dalam tanah. Hal itu berbeda dengan penggunaan pupuk kimia dan urea yang bisa menyebabkan penurunan kualitas nutrisi tanah di lahan pertanian.
Dengan demikian, produk pertanian yang dihasilkan dengan pupuk batubara akan memiliki kualitas lebih baik dengan waktu panen yang relatif lebih cepat. PT SGH menargetkan, secara jangka panjang, akan memproduksi hingga 600 ton pupuk per tahun melalui kerja sama dengan pabrik pupuk di Nigeria.
KBRI Abuja bersama ITPC Lagos akan melakukan pendekatan kontinu kepada pengguna pupuk dan instansi pemerintah Nigeria dalam mempromosikan pupuk Saputra Futura. ”Hal ini mengingat produk itu merupakan inovasi bagi pengembangan sektor pertanian berkelanjutan di masa mendatang,” kata Hendro.
Berdasarkan data Trademap, nilai impor pupuk HS 3105 Nigeria pada 2019 mencapai 20,3 juta dollar AS, dengan negara penyuplai utamanya adalah Maroko, China, Spanyol, dan Italia. Indonesia berada di peringkat ke-9 negara pengekspor pupuk ke Nigeria dengan nilai ekspor 1.000 dollar AS.