Lonjakan Harga Barang Kebutuhan Pokok Jelang Puasa Diantisipasi
Lonjakan harga barang kebutuhan pokok di Kalimantan Selatan menjelang bulan puasa mulai diantisipasi. Pemerintah daerah memastikan ketersediaannya cukup hingga dua bulan ke depan dan distribusinya juga lancar.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Lonjakan harga barang kebutuhan pokok di Kalimantan Selatan menjelang bulan puasa mulai diantisipasi. Pemerintah daerah memastikan ketersediaannya cukup hingga dua bulan ke depan. Hambatan dalam distribusi karena ada jalan dan jembatan yang rusak akibat banjir juga sudah mulai teratasi dengan penanganan darurat.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga barang kebutuhan pokok akibat kekurangan pasokan ataupun gangguan distribusi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah menggelar rapat koordinasi bersama pemerintah kabupaten/kota dan instansi terkait. Rapat koordinasi itu juga sebagai bentuk kesiapan pemerintah daerah menghadapi bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 2021.
Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA lewat rekaman video yang diterima di Banjarmasin, Rabu (17/3/2021), mengatakan, pihaknya mulai mengecek satu per satu ketahanan pangan dan logistik di Kalsel dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Hal itu untuk memastikan ketersediaan 11 barang kebutuhan pokok dan tujuh barang penting bagi masyarakat.
”Secara umum logistik untuk Maret-April masih tersedia dan aman. Sampai April, kami yakin tidak akan ada inflasi yang besar karena harganya masih stabil. Tentu saja, ini akan terus kami pantau,” kata Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri itu.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2020, yang termasuk 11 barang kebutuhan pokok adalah beras, kedelai barang baku tahu dan tempe, cabai, bawang merah, gula, minyak goreng, tepung terigu, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, dan ikan segar. Selanjutnya tujuh barang penting adalah benih (padi, jagung, kedelai), pupuk, gas elpiji 3 kilogram, tripleks, semen, besi baja konstruksi, dan baja ringan.
Menurut Safrizal, ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting akan terus dipantau agar harganya tidak bergejolak. Barang yang sudah surplus akan dijaga distribusinya agar tetap lancar, sedangkan yang berpotensi masih kurang akan segera dipenuhi lewat perdagangan antar-kabupaten/kota, antar-provinsi, ataupun impor.
”Menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, kami harus siaga. Untuk itu, kami memegang prinsip ADA, yaitu availability (ketersediaan), distribution (distribusi), dan affordability (keterjangkauan),” ujarnya.
Barang kebutuhan pokok dan barang penting di Kalsel dipastikan harus tersedia, distribusinya lancar, dan terjangkau oleh masyarakat. ”Dengan tiga prinsip itu, kami yakin tidak akan ada gejolak yang berarti pada barang kebutuhan pokok dan barang penting saat Ramadhan dan Idul Fitri,” katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel Birhasani mengatakan, harga barang kebutuhan pokok di Kalsel sejauh ini belum bergejolak. Harga beras, kedelai, gula, minyak goreng, tepung terigu, dan daging sapi dilaporkan masih stabil.
Secara umum logistik untuk Maret-April masih tersedia dan aman. Sampai April, kami yakin tidak akan ada inflasi yang besar karena harganya masih stabil.
Namun, ada beberapa barang kebutuhan pokok dan barang penting yang dikhawatirkan mengalami kenaikan harga menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, yaitu gula, cabai, bawang merah, dan elpiji kemasan 3 kilogram.
”Untuk komoditas cabai, kami sudah koordinasikan dengan kabupaten/kota untuk mendata daerah-daerah mana saja yang akan segera panen. Sementara untuk elpiji 3 kilogram, kami akan jalankan instruksi gubernur untuk memperketat penjualannya hanya bagi masyarakat miskin,” katanya.
Distribusi lancar
Birhasani juga memastikan, distribusi barang ke semua kabupaten/kota di Kalsel masih berjalan lancar sampai sekarang. ”Meskipun ada jalan dan jembatan yang rusak akibat banjir, angkutan bahan pokok masih bisa menyesuaikan tonasenya. Kalau mobil besar belum bisa lewat, pengangkutannya menggunakan mobil kecil,” ujarnya.
Akibat banjir besar di Kalsel pada Januari lalu, ada dua jembatan di ruas jalan nasional Trans-Kalimantan yang putus, yaitu Jembatan Sungai Salim di Kabupaten Banjar dan Jembatan Tabanio II di Tanah Laut. Untuk lalu lintas, saat ini sudah dibangun jembatan darurat untuk kendaraan dengan tonase maksimal 5 ton.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar sebelumnya mengatakan, perbaikan dua jembatan itu ditargetkan selesai sebelum Lebaran (Mei 2021). ”Di lokasi pekerjaan saat ini sudah ada tiang pancang, sedangkan rangka baja jembatan dalam proses pengiriman dari Jakarta,” kata Roy yang juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel.