Jangan Takut Jualan Daring, Pendapatan Bisnis Berbasis Teknologi Meningkat Pesat
Riset yang dilakukan Google menyebutkan, pendapatan bisnis berbasis teknologi meningkat 80 persen lebih cepat dibandingkan bisnis konvensional. Sayangnya, masih ada sebagian pengusaha yang ragu melakukan digitalisasi.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
Kompas/Priyombodo
Desi memperlihatkan penjualan daring di pasar digital (marketplace) di kios miliknya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/11/2020). Desi mengakui promosi di pasar digital mampu meningkatkan penjualan daring. Dalam sehari, ia mampu menjual sekitar 400 produk tas dan dompet melalui pasar digital.
JAKARTA, KOMPAS —Teknologi menopang bisnis para pelaku usaha selama pandemi Covid-19. Pelatihan untuk pengusaha dan inovasi fitur digital dibutuhkan agar digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM semakin kuat.
Raksasa teknologi, seperti Google, pun bahkan mengajak banyak orang untuk terlibat dalam bisnis berbasis teknologi. Masyarakat diyakinkan untuk tak perlu takut berjualan secara daring (online) dan menggunakan teknologi digital karena peningkatan pendapatannya jauh lebih melesat dibandingkan bisnis konvensional.
Digitalisasi terbukti memberi peluang bagi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk bangkit selama pandemi Covid-19. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat penjualan e-dagang naik 26 persen selama pandemi Covid-19. Ada 3,1 juta transaksi per hari (Kompas,30/8/2020).
Digitalisasi UMKM pun jadi penting. Belum lagi UMKM memegang peranan penting untuk ekonomi nasional. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 60 persen. Adapun UMKM menyerap 97 persen dari total tenaga kerja nasional. Pada akhir 2020, pemerintah mencatat ada 10,2 juta pelaku UMKM yang telah masuk ke pasar digital.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Laman akun media sosial milik usaha konfeksi Imajinasi Corp di Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (8/3/2021). Akun media sosial menjadi salah satu upaya pemasaran usaha ini, terutama tetap bertahan di masa pendemi. Bagi beberapa UKM, fungsi akun media sosial turut dalam penciptaan pasar melalui e-dagang.
Menurut penelitian Google, pendapatan bisnis berbasis teknologi meningkat 80 persen lebih cepat dibandingkan dengan bisnis konvensional. Namun, masih ada sebagian pengusaha yang ragu melakukan digitalisasi. Teknologi dinilai sulit dipahami.
Menurut penelitian Google, pendapatan bisnis berbasis teknologi meningkat 80 persen lebih cepat dibandingkan dengan bisnis konvensional. Namun, masih ada sebagian pengusaha yang ragu melakukan digitalisasi.
”Menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), hingga kuartal II-2020 ada lebih dari 196 juta pengguna internet. Sebanyak 95 persen di antaranya menggunakan ponsel. Artinya, konsumen sudah ada di sana. Jangan takut ribet dan jangan takut memulai menggunakan teknologi. Semua bisa asal mau belajar,” kata Product Marketing Manager Google Indonesia Dora Songco pada diskusi daring ”Ayo Jualan Online (Pemula)”, Rabu (17/3/2021).
Diskusi daring ”Ayo Jualan Online (Pemula)”, Rabu (17/3/2021). Diksusi ini membahas pentingnya UMKM mengadopsi teknologi untuk usahanya. Google mencatat bahwa pendapatan bisnis berbasis teknologi meningkat 80 persen lebih cepat dibandingkan dengan bisnis konvensional.
Pasar daring dinilai menguntungkan. Pengusaha bisa menemukan pelanggan baru di pasar daring. Selain itu, digitalisasi UMKM mendukung efektivitas kerja pengusaha dan mengembangkan peluang bisnis.
Namun, belum semua orang yang terkoneksi internet memaksimalkan potensi itu. Belum semua pengusaha memanfaatkan teknologi untuk bisnis. Sebagian lainnya tidak tahu cara menemukan hal yang diinginkan di internet. Fitur untuk mempermudah digitalisasi UMKM pun dibutuhkan.
”Kami menyediakan sejumlah tools (alat) untuk membantu pengusaha. Mereka bisa mendaftarkan usahanya di Google Bisnisku agar bisa dicari di mesin pencari. Ada juga tools Google Ads, dan Google Shopping,” kata Dora.
Hingga kuartal II-2020, ada lebih dari 196 juta pengguna internet. Sebanyak 95 persen di antaranya menggunakan ponsel. Artinya, konsumen sudah ada di sana. Jangan takut ribet dan jangan takut memulai menggunakan teknologi. Semua bisa asal mau belajar.
Vice President Group Head of Merchant Marketing Gojek Bayu Ramadhan mengatakan, pandemi mengubah pola konsumsi masyarakat. Publik semakin terbiasa melakukan transaksi daring.
Gojek mencatat 68 persen pengguna lebih sering bertransaksi dengan GoPay, dompet digital dari Gojek, pada masa pandemi dibandingkan pada masa sebelumnya. Sebanyak 65 persen pengguna pun lebih sering memesan makanan secara daring.
”Ini peluang bagi UMKM untuk memaksimalkan platform digital. Kami akan membantu mitra usaha untuk beradaptasi ke (ekosistem) digital,” ucap Bayu.
Gojek berkomitmen membantu UMKM di masa pandemi. Pihaknya mengedukasi para mitra usaha untuk mengoptimalkan fitur di Gojek. Selain itu, edukasi tentang cara menggunakan media sosial, pemasaran digital, dan beriklan. Program pelatihan itu hasil kerja sama baik dengan swasta maupun pemerintah.
Ada pula sejumlah program buat membantu UMKM menghadapi masa pandemi, misalnya Hari Kuliner Nasional. Program ini merangkul 74.000 mitra usaha. Pendapatan mitra usaha rata-rata naik 12 persen per hari.
Digitalisasi usaha pun didorong. Beberapa proses bisnis manual diganti menjadi otomatis. Bayu mengatakan, ia menyediakan fitur-fitur pendukung di ekosistem Gojek, misalnya fitur kasir digital. ”Intinya bagaimana meningkatkan keterampilan agar mitra usaha siap menghadapi tantangan,” ujar Bayu.
Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan (DWP) Nanny Hadi Tjahjanto mengatakan, ekonomi perlu digerakkan melalui kolaborasi. DWP pun membuat LaDaRa pada Oktober 2020, yakni e-dagang yang mewadahi para istri TNI yang ingin berwirausaha. Platform ini juga terbuka buat semua pelaku UMKM.
”LaDaRa disupervisi oleh Dewan Kerajinan Nasional. Sejauh ini ada lebih dari 800 industri kecil menengah yang bergabung dan menjangkau lebih dari 47.000 pengguna,” kata Nanny.