logo Kompas.id
EkonomiIroni Upah Buruh Murah
Iklan

Ironi Upah Buruh Murah

Daya beli pekerja berdampak pada konsumsi masyarakat di Tanah Air. Jika pendapatan pekerja terus tertekan, konsumsi semakin merosot. Padahal, 56-60 persen produk domestik bruto Indonesia ditopang konsumsi rumah tangga.

Oleh
Agnes Theodora
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/U4Vmc4bp7klwC49shJ6ikH1hTPc=/1024x562/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F46138048-d237-4e5e-a5ad-601998cbbb39_jpg.jpg
KOMPAS/KARINA ISNA IRAWAN

Kondisi ketenagakerjaan pada masa pandemi Covid-19. Sumber: Bank Pembangunan Asia (ADB)

Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga, lalu tercebur got. Seperti itu nasib sebagian buruh di masa pandemi Covid-19.  Ada bantuan sosial bagi pekerja yang dikucurkan tahun lalu, ada yang dihapus pada tahun ini, tetapi ada juga kebijakan serta regulasi yang berpotensi menggerus upah dan kesejahteraan pekerja.

Hasil survei Angkatan Kerja Nasional per Agustus 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), akibat pandemi Covid-19, rata-rata upah buruh turun 5,18 persen menjadi Rp 2,76 juta per bulan. Pada Agustus 2019, rata-rata upah buruh Rp 2,91 juta per bulan.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000