Sarang Burung Walet dan Porang Jawa Timur Jadi Komoditas Unggulan Ekspor
Meningkatkan eksportasi menjadi salah satu strategi pemerintah memulihkan ekonomi. Sarang burung dan porang dinilai prospektif dijadikan komoditas unggulan guna mempenetrasi pasar ekspor karena peluangnya terbuka lebar.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 32 ragam komoditas pertanian senilai Rp 1,2 triliun asal Indonesia diekspor melalui 52 pintu keluar dengan tujuan 27 negara, Jumat (12/3/2021). Dari beragam komoditas tersebut, sarang burung walet dan umbi porang menjadi unggulan karena pangsa pasarnya prospektif.
Dari nilai ekspor sebesar Rp 1,2 triliun, terbesar berasal dari Provinsi Jawa Timur dengan nilai Rp 140 miliar yang keluar melalui Pelabuhan Teluk Lamong di Gresik. Adapun komoditas unggulan Jatim, antara lain, kopi, edamame, kepala kupas beku, gula pasir, mente, daun cincau kering, dan tokek kering.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dari beragam komoditas ekspor tersebut, sarang burung walet dan umbi porang akan didorong sebagai sektor unggulan tahun ini. Sarang burung walet selama ini menguasai pasar China.
Namun, produk ini berpeluang diperluas pangsa pasar ekspornya ke Amerika Serikat dan Eropa karena permintaan mulai mengalir. Oleh karena itulah, Kementerian Pertanian mendorong perluasan pangsa pasar melalui sejumlah kebijakan untuk mengakselerasi pemulihan sektor ekonomi yang terdampak pandemi.
”Selain berpotensi meningkatkan penerimaan devisa, sarang burung walet merupakan industri padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja,” ujar Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungan kerjanya di Jatim.
Data Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya menunjukkan, volume ekspor sarang burung walet selama 2020 mencapai 245.387,63 kilogram dengan frekuensi pengiriman 1.826 kali. Harga sarang burung walet di pasar ekspor sangat tinggi, yakni Rp 25 juta hingga Rp 31 juta per kg.
Kementan berupaya mendongkrak pasar ekspor komoditas pertanian untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. BPS menyatakan, ekspor pertanian 2020 nilainya mencapai Rp 549 triliun atau naik 15,4 persen. Pertanian menjadi sektor yang tumbuh di tengah pandemi.
Apabila sebelumnya penjual barang mentah dan setengah jadi, selanjutnya menjadi eksportir barang jadi untuk industri dan industri berteknologi tinggi. (Muhammad Luthfi)
Untuk memaksimalkan upaya menggenjot ekspor, Syahrul Yasin Limpo bersinergi dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfhi dan Menteri BUMN Erick Thohir. Kementan juga menggandeng Pemprov Jatim karena Pemprov Jatim paling agresif dalam mendorong peningkatan ekspor.
”Menghadapi dampak pandemi Covid-19 tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, melainkan harus bekerja sama lintas sektoral atau kementerian,” kata Syahrul.
Sementara itu, Muhammad Lutfi mengatakan, Indonesia penghasil, penjual, dan salah satu pengekspor kopi terbaik di dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki barang prospektif di dunia, seperti sarang burung walet. Oleh karena, pihaknya ingin memastikan ekspor sebagai salah satu penghasil devisa bisa berevolusi.
”Apabila sebelumnya penjual barang mentah dan setengah jadi, selanjutnya menjadi eksportir barang jadi untuk industri dan industri berteknologi tinggi,” ujar Luthfi.
Perdagangan
Lutfhi mengatakan, perdagangan menjadi salah satu sektor penting untuk menggeliatkan kembali ekonomi. Data BPS menunjukkan, konsumsi berkontribusi menopang 59 persen produk domestik bruto (PDB) nasional. Supaya kegiatan masyarakat bisa berjalan menggerakkan industri, ekspor harus didorong.
Jatim terutama Surabaya merupakan pusat perdagangan barang setengah jadi dari dan untuk wilayah Indonesia timur. Komoditasnya pun beragam, seperti cengkeh, lada, dan kopi. Kementerian Perdagangan berkepentingan membangun export center atau pusat ekspor di Jatim tepatnya di Surabaya untuk memastikan produk-produk Indonesia bisa mempenetrasi pasar internasional dengan baik.
Kerja sama antarkementerian merupakan separuh kunci sukses dari usaha memulihkan kembali situasi ekonomi. Setidaknya hal itu merupakan permulaan yang baik. Diharapkan, seiring membaiknya penanganan Covid-19 dan masifnya vaksinasi, pandemi diyakini bisa segera teratasi. Pemerintah akan menyusun regulasi memastikan semua usaha bisa berjalan dengan baik.