Digitalisasi Membuat Layanan Perusahaan Logistik Makin Efisien
Pandemi Covid-19 mendorong perusahaan penyedia jasa logistik menerapkan layanan yang efisien. Penggunaan teknologi canggih menjadi investasi yang penting untuk pengembangan layanan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perubahan situasi dan perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19 mendorong perusahaan penyedia jasa logistik menghadirkan layanan yang efisien. Penggunaan teknologi canggih menjadi investasi yang penting untuk pengembangan layanan.
Perusahaan logistik, yang terlibat dalam pergerakan, penyimpanan, dan aliran barang, juga terdampak langsung pandemi Covid-19 karena adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Laporan International Finance Corporation (IFC), yang membahas dampak pandemi terhadap industri logistik global, menyebutkan kendala operasional diperkirakan menyebabkan keterlambatan pengiriman, kemacetan, dan kenaikan tarif angkutan.
Lebih jauh laporan tersebut menjelaskan, pandemi berdampak akut bagi pemain logistik besar seperti DHL dan CEVA Logistics, yang pada April 2020 mengumumkan perusahaan mereka dalam keadaan kahar. Banyak juga pemain kecil terdampak, seperti bisnis angkutan truk kecil yang cenderung tidak memiliki cadangan, rencana pemulihan, dan kurangnya teknologi.
”Tidak semua segmen mendapat pengaruh yang sama. Perusahaan yang melayani bisnis penjualan daring, misalnya, mengalami peningkatan aktivitas karena konsumen memilih belanja kebutuhan pokok secara daring, sementara mereka yang melayani sektor lain, seperti otomotif dan barang konsumen, akan mengalami penurunan”, tulis IFC.
Pemulihan dan dampak jangka panjang pandemi pada logistik juga tidak sama pada semua perusahaan penyedia jasa. Ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan adaptasi, salah satunya teknologi. Pemanfaatan infrastruktur teknologi yang memungkinkan mereka untuk melayani secara daring akan memberikan keuntungan.
”Ini memerlukan investasi teknologi, seperti internet of things (IoT), komputasi awan, otomatisasi, dan analitik data. Dalam jangka panjang, penggunaan robotika, drone, dan kendaraan otonom membuka kesempatan kerja bagi pemilik keahlian khusus”, tulis laporan tersebut.
Perusahaan pengiriman barang tiba pada hari yang sama atau same-day delivery berbasis aplikasi, PT Paxel Algorita Unggul (Paxel), mengakui, operasional bisnis yang berorientasi pada teknologi membantu mengurangi potensi kerugian besar di awal pandemi.
Sejak awal, Paxel memanfaatkan IoT dan sistem penyortiran yang terdesentralisasi dengan loker pintar daripada gudang besar. Kemudian sistem antar jemput barang oleh kurir untuk memastikan barang sampai ke penerima maksimal delapan jam. Sistem ini meningkatkan efektivitas pengiriman karena menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
”Pandemi mempercepat perkenalan teknologi kepada masyarakat, misalnya sekarang orang bisa belanja sayur secara daring. Ini juga membuat kami agak sedikit kaget karena harus mendahulukan pengembangan infrastruktur teknologi untuk menghadapi lonjakan permintaan layanan,” kata Chief Technology Officer (CTO) Paxel Erick Soedjasa, dalam wawancara eksklusif media Rabu (10/3/2021).
Walau demikian, kebutuhan pengembangan itu, menurut dia, tidak terlalu sulit dipenuhi dan tidak membutuhkan biaya tinggi karena usaha rintisan itu sebelumnya telah menggunakan infrastruktur hosting Amazon Web Services (AWS).
Ia mencontohkan, infrastruktur komputasi awan merek Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2) dengan Elastic Load Balancing memudahkan kurir mengumpulkan data penerimaan barang dengan memotret penerima pesanan dan meminta parafnya. Data ini kemudian disimpan di dalam Amazon Simple Storage Service (Amazon S3).
Teknisi Paxel juga menggunakan Amazon Simple Queue Service (Amazon SQS) dan Amazon ElastiCache untuk unggahan konten yang lebih cepat guna memberikan pengalaman yang lebih baik pada aplikasi di ponsel pintar. ”Investasi pada teknologi-teknologi AWS berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan yang nanti akan muncul di masa depan, sejalan dengan pertumbuhan perusahaan,” kata Erick.
Saat pertama diluncurkan pada 2018, Paxel hanya mengirimkan 20 paket dalam satu hari dan menggunakan instance komputasi seminimal mungkin untuk menekan biaya penggunaan server. Namun, sekarang perusahaan dapat mengirimkan lebih dari 10.000 paket setiap harinya. Bisnis Paxel tumbuh berkisar 30-50 persen setiap bulannya, berbanding lurus dengan peningkatan pemakaian server AWS sebesar 60 persen.
Gunawan Susanto, Country Manager AWS Indonesia, mengatakan, AWS berkomitmen untuk terus mendukung perusahaan rintisan dalam meraih kesuksesan bisnis. Amazon menyadari betul pentingnya menghadirkan peluang dan solusi dari keterbatasan, seperti yang dilakukan usaha rintisan saat ini.
”Perusahaan start up melakukan penerapan teknologi demi terciptanya akses serta model bisnis baru dan tidak terkungkung oleh cara-cara tradisional. Untuk itu, kamu berkomitmen mendukung start up,” kata Gunawan.