Sidoarjo Ungkit Kompetensi Warga Terdampak Pandemi lewat Beragam Keterampilan
Lebih dari 500 orang di Sidoarjo, Jawa Timur, meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti beragam pelatihan keterampilan, seperti meracik kopi, menjahit, memperbaiki pendingin ruangan, dan pijat refleksi.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Lebih dari 500 orang di Sidoarjo, Jawa Timur, mengikuti beragam pelatihan keterampilan seperti meracik kopi, menjahit, memperbaiki pendingin ruangan, dan pijat refleksi. Latar belakang mereka beragam, mulai lulusan sekolah menengah atas yang belum bekerja hingga ibu rumah tangga yang terkena pemutusan hubungan kerja.
Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi masyarakat di dunia kerja atau menjadi bekal membuka wirausaha baru. Upaya meningkatkan kompetensi menjadi bagian mengakselerasi pemulihan ekonomi. Sidoarjo mencatat tingkat pengangguran tertinggi dari 38 kabupaten dan kota di Jatim.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan, peserta pelatihan keterampilan berasal dari empat kecamatan dari total 18 kecamatan di wilayahnya. Empat kecamatan itu meliputi Tulangan, Krian, Porong, dan Sukodono. Jumlah peserta pelatihan berpotensi besar bertambah karena belum semua daerah terpapar program tersebut.
”Program pelatihan keterampilan ini merupakan aspirasi dari masyarakat. Oleh karena itu, jenis pelatihan ditentukan berdasarkan minat peserta agar benar-benar bermanfaat nantinya,” ujar Fenny, Selasa (9/3/2021).
Pelatihan keterampilan yang diikuti ratusan peserta ini berlangsung di kantor kecamatan masing-masing. Selain untuk memudahkan aksesibilitas peserta dan mendekatkan dengan lokasi tempat tinggal mereka, kebijakan itu ditempuh dengan pertimbangan mencegah terjadinya kerumunan orang yang berpotensi menjadi sumber penyebaran Covid-19.
Meracik kopi
Data Disnaker Sidoarjo menunjukkan jumlah peserta sebanyak 508 orang dengan rincian 348 orang dari Kecamatan Porong, 72 orang dari Kecamatan Tulangan, 52 orang dari Kecamatan Krian, dan 36 orang dari Kecamatan Sukodono. Jenis keterampilan yang diminati adalah meracik kopi atau barista, memijat refleksi, menjahit dasar, tata rias pengantin, dan memperbaiki pendingin ruangan.
Program pelatihan keterampilan ini merupakan aspirasi dari masyarakat. Oleh karena itu, jenis pelatihan ditentukan berdasarkan minat peserta agar benar-benar bermanfaat nantinya. (Fenny Apridawati)
Masa pelatihan disesuaikan dengan jenis keterampilannya. Pelatihan memperbaiki pendingin ruangan, misalnya, memerlukan waktu hampir sebulan. Untuk keterampilan lainnya rata-rata memerlukan waktu pelatihan dua pekan. Peserta wajib mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.
Untuk mengikuti pelatihan, peserta tinggal mendaftar melalui pemerintah desa masing-masing tanpa dipungut biaya. Pemda mengalokasikan anggaran Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta per peserta, termasuk biaya uji kompetensi. Selama pelatihan, mereka mendapat uang saku agar tak mengganggu pendapatan keluarga.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan pihaknya serius dalam program pelatihan keterampilan ini. Peserta yang lulus diharapkan berdaya saing tinggi di dunia kerja. Peserta yang berminat membuka usaha sendiri akan difasilitasi dengan pinjaman modal usaha berbunga ringan untuk membeli peralatan kerja.
”Ada program kredit usaha rakyat daerah atau kurda dan program kredit usaha perempuan mandiri atau kurma. Bunga kreditnya hanya 3 persen karena disubsidi pemda dengan plafon hingga Rp 250 juta per orang,” kata Muhdlor.
Sementara itu, kurma merupakan program hibah modal usaha dengan besaran Rp 5 juta hingga Rp 50 juta per pelaku usaha. Dengan program ini, harapannya para perempuan menjadi lebih produktif di tengah melaksanakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Mereka tetap bisa berusaha tanpa mengorbankan urusan keluarga.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi menambahkan, pihaknya bergerak cepat mengatasi dampak pandemi Covid-19 di sektor ekonomi. Alasannya, Sidoarjo menjadi daerah paling terdampak di Jatim dengan indikasi penambahan tingkat pengangguran terbuka paling tinggi dari 38 kabupaten dan kota.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sidoarjo meningkat menjadi 10,97 persen dari jumlah penduduk usia kerja. Tahun lalu, TPT hanya 4,62 persen. Tingkat pengangguran terbuka di Sidoarjo melampaui TPT Jatim 5,84 persen.
Berdasarkan data BPS mengenai keadaan ketenagakerjaan Jatim pada Agustus 2020, terdapat 4,23 juta penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19. Jumlah itu setara dengan 13,36 persen dari 31,66 juta penduduk usia kerja di Jatim. Dari data penerima bantuan sosial untuk mengatasi dampak ekonomi pandemi, hampir 1 juta penerima merupakan penduduk Sidoarjo.
Sementara itu, dari 4,23 juta penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19, mayoritas penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 dengan jumlah 3,55 juta orang. Selain itu, pengangguran karena Covid-19 sebanyak 318.610 orang.
Jumlah penduduk usia kerja bukan angkatan kerja yang terdampak Covid-19 sebanyak 112.430 orang. Sementara itu, jumlah penduduk usia kerja yang sementara tidak bekerja karena Covid-19 sebanyak 252.570 orang.