Program KUR-Kartu Prakerja Diselaraskan untuk Genjot Kewirausahaan
Pemerintah ingin memberikan fasilitas KUR kepada alumni Kartu Prakerja yang membutuhkan modal tambahan dalam mengembangkan usaha yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi usaha mereka.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah membuka peluang bagi alumni program Kartu Prakerja untuk mendapat fasilitas kredit usaha rakyat atau KUR untuk menggenjot penyaluran kredit ini. Melalui integrasi ini, diharapkan penyaluran KUR bisa berdampak terhadap peningkatan jumlah wirausaha.
Tahun ini, pemerintah menetapkan plafon KUR sebesar Rp 253 triliun. Nilai ini naik 33,15 persen dari target penyaluran KUR pada 2020 yang sebesar Rp 190 triliun.
Adapun berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, realisasi penyaluran KUR hingga 31 Desember 2020 tercatat mencapai Rp 196,42 triliun atau 103,3 persen dari target.
Berdasarkan jenisnya, penyaluran KUR mikro menjadi yang paling besar mencapai Rp 128,49 triliun, disusul oleh KUR kecil (Rp 59,06 triliun), KUR supermikro (Rp 8,49 triliun), dan KUR TKI (Rp 372 miliar).
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahudin mengatakan, keputusan menyelaraskan program Kartu Prakerja dengan KUR sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk menumbuhkan jumlah wirausaha dalam negeri.
”Targetnya, pertumbuhan tahunan wirausaha baru pada 2024 bisa mencapai 4 persen dengan rasio kewirausahaan nasional mencapai 3,9 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas, Minggu (7/3/2021).
Keputusan menyelaraskan program Kartu Prakerja dengan KUR sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk menumbuhkan jumlah wirausaha dalam negeri. (Rudy Salahudin)
Sebagai perbandingan, saat ini rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,47 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Tingkat kewirausahaan ini masih jauh di bawah negara tetangga Thailand yang hampir 5 persen dan Singapura yang sebesar 9 persen.
Rudy menambahkan, hasil survei Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja hanya mencatat sekitar 35 persen alumnus program Kartu Prakerja yang semula tidak punya pekerjaan menjadi punya pekerjaan. Namun, hanya 19.500 orang dari 5,98 juta peserta program dari gelombang 1-11 kini menjadi wirausaha.
Untuk itu, pemerintah memberikan fasilitas KUR kepada alumni Kartu Prakerja yang membutuhkan modal tambahan dalam mengembangkan usaha. Pemberian fasilitas KUR ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi mereka. Integrasi juga diharapkan bisa digunakan untuk meningkatkan skala usaha alumni Kartu Prakerja.
”Jika alumni program Kartu Prakerja ingin meningkatkan kualitas dan skala produksinya, akan membutuhkan tambahan modal sehingga program KUR bisa untuk menaikkan skala usaha mereka ke depan,” kata Rudy.
Digitalisasi penyaluran
Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pada Januari 2021 BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 11,36 triliun. Untuk menyalurkan KUR, BRI menjalin kerja sama dengan platform perdagangan secara elektronik atau e-dagang seperti Shopee dan Tokopedia.
Aestika menambahkan, digitalisasi penyaluran KUR merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru BRI. Hal ini berdampak positif karena mempermudah masyarakat mengakses pembiayaan.
”Melalui kerja sama dengan platform digital serta pemanfaatan mahadata, BRI relatif akan lebih mudah untuk melakukan asesmen dan mendapatkan debitor dengan risiko rendah,” kata Aestika.
Digitalisasi penyaluran KUR merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru BRI.
BRI yang fokus di segmen UMKM mendapat kuota KUR sebesar Rp 170 triliun pada 2021 atau naik 21,42 persen dari kuota yang diberikan pada 2020 yang sebesar Rp 140 triliun. Sepanjang Januari 2021, BRI telah menyalurkan KUR kepada 400.000 pelaku UMKM. Realisasi penyaluran itu setara dengan 6,68 persen dari kuota yang diterima BRI tahun ini.
Sementara GM Bisnis Usaha Kecil-2 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bambang Setyatmojo mengatakan, hingga 31 Januari 2021, BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp 1,6 triliun. Tahun ini BNI mendapatkan kuota KUR sebesar Rp 32 triliun atau bertambah Rp 10 triliun dari jatah 2020.
”Seiring dengan penambahan kuota KUR, BNI memperluas jangkauan pasar KUR secara aktif dengan mengembangkan sistem kemitraan dengan melibatkan platform digital seperti Gojek, Grab, Shopee, dan Tokopedia,” ujarnya.