Transformasi Digital Geliatkan UMKM di Tengah Pandemi
Transformasi digital UMKM menjadi salah satu cara untuk memulihkan kinerja UMKM dalam masa adaptasi kebiasaan baru. Dengan digitalisasi, kegiatan UMKM dapat tetap berlangsung meskipun ada pembatasan fisik.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Transformasi digital menjadi salah satu cara efektif memulihkan kinerja usaha mikro, kecil, dan menengah dalam masa adaptasi kebiasaan baru. Dengan digitalisasi, kegiatan UMKM dapat tetap berlangsung meskipun ada pembatasan fisik karena pandemi Covid-19.
Untuk mendorong digitalisasi itu, Bank Indonesia Kalimantan Selatan mengadakan Pergelaran UMKM Karya Kreatif Banua-Go Digital di Atrium Duta Mall, Banjarmasin, 6-7 Maret 2021. Pergelaran itu menghadirkan 12 UMKM yang menampilkan barang-barang kriya kreatif khas Banjar dan kuliner.
Beberapa kegiatan lain adalah temu bisnis hingga seminar. Selain itu, ada juga talkshow terkait pengembangan digitalisasi UMKM serta UMKM dan QRIS Corner.
Kepala Perwakilan BI Kalsel Amanlison Sembiring mengatakan, pandemi Covid-19 tidak serta-merta menghentikan geliat UMKM. Berdasarkan data spasial e-commerce di Kalimantan pada triwulan IV tahun 2020, terjadi peningkatan nominal transaksi e-commerce sebesar 96,27 persen year on year dan 28,53 persen (kuartal ke kuartal).
”Ini tanda digitalisasi UMKM menjadi satu langkah penting untuk kita dorong bersama. Bekerja sama dengan semua pihak, termasuk regulator, otoritas, pemerintah, dan swasta, untuk meningkatkan transformasi digital UMKM, termasuk dari sisi digitalisasi pembayaran,” kata Amanlison saat membuka pegelaran, Sabtu (6/3/2021).
Berdasarkan data Bank Indonesia pada 11 Februari 2021, 63.738 UMKM di Kalsel telah menggunakan atau terdaftar menjadi penjual atau merchant QRIS. Dengan menggunakan QRIS, mereka telah melakukan transformasi digital dan masuk dalam ekosistem digital pembayaran.
Akan tetapi, jumlah itu terbilang kecil dibanding jumlah UMKM di Kalsel sekitar 461.000 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016. ”Masih ada potensi cukup besar untuk digitalisasi UMKM di Kalsel. Maka, diperlukan kolaborasi, sinergi, dan pengembangan secara berkesinambungan,” katanya.
Menurut Amanlison, kinerja perekonomian Kalsel pada 2020 masih dalam tahap pemulihan karena secara tahun ke tahun pertumbuhannya terkontraksi sebesar minus 2,94 persen dan secara kuartal ke kuartal (triwulan III ke triwulan IV-2020) minus 0,58 persen. Untuk itu, semua pihak perlu bekerja sama dan bahu-membahu membangun UMKM di Kalsel.
”Kami optimistis sejalan dengan langkah pemerintah dalam penanganan pandemi akan mendorong momentum pemulihan ekonomi Indonesia, di mana proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional 2021 diperkirakan 4,3 sampai 5,3 persen,” katanya.
Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA mengatakan, diperlukan tekad dan upaya yang keras dari seluruh pihak untuk membangun rasa optimisme dalam mendukung pemulihan perekonomian Indonesia. Tahun 2021, perbaikan perekonomian Indonesia diproyeksikan akan terus berlanjut hingga mampu meningkat dari kondisi tahun 2020.
”Sebagai penggerak sekaligus katalisator pertumbuhan perekonomian daerah, kami mencoba terus berinovasi dan berupaya menggerakkan roda perekonomian agar tetap berjalan. Berbagai strategi dijalankan di tengah berlangsungnya upaya penanganan pandemi Covid-19,” kata Safrizal yang hadir secara virtual.
Membangun motivasi
Menurut Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri itu, Pegelaran UMKM Karya Kreatif Banua-Go Digital merupakan bagian dari inovasi dan upaya pemerintah daerah bersama perbankan dan pemangku kepentingan lainnya untuk menggerakkan perekonomian daerah.
Kegiatan itu pun diharapkan dapat membangun motivasi para pelaku UMKM di Kalsel agar tetap bertahan dan terus berkembang di era kebiasaan baru. Dengan inovasi seperti digitalisasi, ada peluang bagi UMKM daerah untuk membesarkan pasar yang ada, bertumbuh, dan berdaya saing sehingga dapat berkontribusi secara maksimal bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
”Kami sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini, apalagi diadakan di tengah pandemi Covid-19. Para pelaku UMKM perlu didorong dan didukung untuk terus maju dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Perubahan yang saat ini terjadi perlu disikapi dengan adaptasi yang cepat, salah satunya lewat digitalisasi UMKM,” kata Safrizal.
Bobby Muttaqien (49), pemilik usaha Abba Cokelat, mengaku semakin intensif berjualan secara daring di masa pandemi Covid-19. ”Sejak 2010 kami sudah berjualan secara online dan offline. Namun, selama pandemi, kami intensifkan penjualan online karena interaksi antara pelaku UMKM dan pembeli sangat terbatas,” katanya.