Kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Emirat Arab kian erat. Hal ini tecermin dari perjanjian bisnis yang meliputi sektor pelabuhan, ekonomi kreatif, sektor energi, dan pariwisata.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyedia rantai pasok logistik internasional Dubai Port atau DP World dan grup investasi global Caisse de dépôt et placement du Québec atau CDPQ bekerja sama dengan Maspion Group membentuk perusahaan patungan untuk memulai pembangunan pelabuhan peti kemas internasional dan kawasan industri logistik di Gresik, Jawa Timur.
Pengerjaan proyek tersebut ditargetkan dapat dimulai tahun ini dengan nilai investasi hingga 1,2 miliar dollar AS. Kemitraan ini menandai pembangunan pelabuhan dan logistik global.
Langkah tersebut meningkatkan posisi Jawa Timur sebagai salah satu gerbang perdagangan utama bagi Indonesia.
Perjanjian ditandatangani Chairman dan CEO DP World Sultan Ahmed bin Sulayem serta President Direktur PT Maspion Group Alim Markus di Jakarta pada forum bisnis Indonesia-Emirates Amazing Week 2021 di Jakarta, Jumat (5/3/2021). Penandatanganan perjanjian disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab HE Suhail Al Mazrouei.
Luhut mengemukakan, DP World dinilai memiliki rekam jejak sistem dan teknologi yang baik dalam rantai pasok logistik. Keterlibatan DP World dalam proyek pengembangan pelabuhan peti kemas di Jawa Timur akan mendorong efisiensi biaya pelabuhan.
”Dengan masuknya DP World ke Indonesia dan kerja sama dengan beberapa pihak, seperti Maspion, biaya pelabuhan akan turun beberapa puluh persen,” kata Luhut.
DP World selama ini melayani rantai pasok logistik di 61 negara yang terhubung dalam 136 unit bisnis, meliputi terminal maritim dan darat hingga layanan kelautan dan kawasan industri. Sementara itu, grup bisnis Maspion telah mengembangkan lini perusahaan, antara lain bidang peralatan rumah tangga, kawasan industri, hotel, dan perbankan.
keterlibatan DP World dalam proyek pengembangan pelabuhan peti kemas di Jawa Timur akan mendorong efisiensi biaya pelabuhan.
Suhail mengungkapkan, investasi DP World masuk Indonesia sebagai permulaan dari kerja sama jangka panjang kedua negara. Ia menilai, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar. Serangkaian perjanjian kerja sama telah ditandatangani dan berpotensi untuk terus berlanjut.
Ia juga meyakini penerapan Undang-Undang Cipta Kerja akan menciptakan lebih banyak kerja sama internasional dan penyerapan lapangan kerja. Iklim investasi yang lebih baik akan menarik lebih banyak investor.
Secara keseluruhan, ada tujuh perjanjian yang ditandatangani, antara lain kerja sama program mangrove seluas 620.000 hektar yang sebagian dikerjasamakan dengan UEA. Selain itu, nota kesepahaman antara PT Pindad-Caracal dan Pertamina-Adnoc, Lulu Lease Agreement, serta pengaturan teknis konferensi dunia mengenai ekonomi kreatif.
Kerja sama juga meliputi usaha patungan DP World dan PT Maspion dalam pembangunan pelabuhan peti kemas di Jawa Timur serta kesepakatan paspor logistik dunia untuk meningkatkan peluang perdagangan antara pasar negara berkembang.
Investasi pariwisata
Kerja sama juga diwujudkan melalui rencana investasi Uni Emirat Arab untuk pengelolaan beberapa pulau di Aceh sebagai tujuan pariwisata.
Luhut memaparkan, dalam waktu dekat bisa terlihat perkembangan proyek investasi sektor pariwisata di beberapa pulau di Aceh, antara lain resor dan destinasi wisata di Aceh Singkil. Nilai proyek itu diperkirakan bisa tumbuh hingga 300 juta dollar AS-500 juta dollar AS.
”Ada peluang investasi di Aceh. Kami tengah mempelajari hal ini dengan cepat dan presiden sudah memberikan lampu hijau,” katanya.
Suhail menambahkan, pihaknya memfasilitasi pelaku swasta dalam mengembangkan investasi. Saat ini tengah dilakukan tahapan identifikasi pulau-pulau yang dibidik untuk investasi, disusul tahap selanjutnya berupa finalisasi.
Secara terpisah, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaedi mengatakan, masuknya investasi asing untuk mengelola pulau dapat mendorong pengembangan wisata bahari di Indonesia melalui skema kerja sama investasi dengan perusahaan asing. Investor asing dapat membangun dan mengelola pulau-pulau di Indonesia, sepanjang penggunaan pulau tidak dilepas kepada pemilikan asing.
”Yang harus dijaga, jangan sampai pulau dimiliki asing,” kata Didin, yang juga Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri).
Investor asing dapat membangun dan mengelola pulau-pulau di Indonesia sepanjang penggunaan pulau tidak dilepas kepada pemilikan asing.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan, provinsi yang jadi sasaran utama investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing pada 2020 adalah Jawa Barat dengan nilai investasi Rp 120,4 triliun atau 14,6 persen dari total realisasi investasi di Indonesia. Adapun Jawa Timur mendapat investasi Rp 78,3 triliun atau 9,5 persen dari realisasi investasi.
Realisasi penanaman modal asing pada 2020 terbesar dari Singapura senilai 9,779 miliar dollar AS pada 15.088 proyek. Sementara itu, UEA menempatkan investasi 21,6 juta dollar AS pada 118 proyek.