Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah tetap inovatif dan adaptif di masa pandemi. Hal ini meningkatkan daya saing UMKM.
Oleh
M Paschalia Judith J
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tengah mempromosikan produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah yang sarat inovasi teknologi. Berbagai produk yang unjuk gigi itu menunjukkan betapa sumber daya manusia (SDM), menjadi aset daerah berharga, karena mampu berkreasi di tengah terpaan pandemi Covid-19.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah menilai, NTB tak boleh hanya dilihat dari sisi keindahan alam dan kuliner. Namun, juga harus dilihat dari sisi produk UMKM yang inovatif.
”Produk-produk NTB bukan hanya kopi dan selendang, tetapi juga mesin lokal. Ada motor listrik hingga tempat penyimpanan berpendingin,” katanya saat pembukaan Karya Kreatif Indonesia 2021: Eksotisme Lombok-Seri 1 yang diselenggarakan Bank Indonesia, Rabu (3/3/2021).
Menurut dia, pandemi Covid-19 telah menjadi alarm penggugah yang menunjukkan kemampuan SDM sebagai aset yang sangat bernilai. Sebab, di tengah pandemi, SDM tetap mampu menciptakan produk, berinovasi, dan berkreasi. Barang-barang berteknologi yang dihasilkan dapat menunjang penguatan produktivitas di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menyampaikan, transformasi produk-produk UMKM ke ranah optimalisasi teknologi dapat meningkatkan daya saing. Oleh sebab itu, industri pariwisata mesti mampu menghadirkan produk-produk unggulan UMKM berbasis inovasi teknologi seiring penguatan akar budaya daerah setempat.
Pandemi Covid-19 telah menjadi alarm penggugah yang menunjukkan kemampuan sumber daya manusia sebagai aset yang sangat bernilai.
Menanggapi hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berpendapat, pariwisata bukan hanya soal destinasi wisata, melainkan juga berkaitan dengan produk-produk kreatif dari daerah ke kancah dunia. Oleh sebab itu, digitalisasi UMKM merupakan salah satu kunci penting.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, penyempurnaan kode baca cepat standar Indonesia (QRIS) berperan signifikan. QRIS dapat memfasilitasi sistem pembayaran antara pelaku UMKM dan pembeli tanpa tatap muka serta cukup menyentuh layar gawai. Nantinya, QRIS akan memiliki fitur tarik dana, setor, dan transfer tanpa tatap muka.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menggarisbawahi pentingnya ketersediaan produk unggulan daerah dalam wisata domestik.
”Ekonomi kreatif dan UMKM harus berjalan beriringan dan saling mengisi, salah satunya dalam mendigitalisasi produk-produk artisan Indonesia dan produk wisata. Digitalisasi juga berdampak pada efisiensi,” katanya dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menandatangani dua Kontrak Paket Pekerjaan Konstruksi Mandalika Urban Tourism Infrastructure Project (MUTIP) senilai Rp 1,7 triliun.
Bank Investasi Infrastruktur Asia atau Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) membiayai penuh kontrak tersebut sekaligus merupakan pembiayaan mandiri pertama yang dilakukan di Indonesia. Pembiayaan ini merupakan yang pertama secara global di sektor pembangunan infrastruktur pariwisata.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer merinci, pembiayaan kontrak ini menunjukkan pembangunan The Mandalika terus berjalan dan berbarengan dengan konstruksi sirkuit di jalan raya dan amenitas seperti hotel dan klub pantai.
”Percepatan pembangunan ini dapat meningkatkan daya tarik kawasan bagi investor untuk masuk dan bersama-sama mengembangkan The Mandalika sekaligus mempersiapkan kawasan untuk menyambut normalisasi pariwisata setelah proses vaksinasi selesai,” tuturnya melalui siaran pers yang diterima, Selasa.
ITDC menandatangani Paket I dengan usaha patungan antara PT PP (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Bunga Raya Lestari (BRL). Usaha patungan ini akan membangun, antara lain, jaringan jalan lengkap dengan drainase, boks utilitas, lanskap dan penerangan jalan; dan pekerjaan normalisasi sungai berikut tempat evakuasi sementara dan pintu air.
Selain itu, pembangunan jaringan pipa air bersih, jaringan pipa air kotor, dan jaringan pipa air irigasi berikut kelengkapannya di area barat dan tengah The Mandalika.
Percepatan pembangunan ini dapat meningkatkan daya tarik kawasan bagi investor untuk masuk dan bersama-sama mengembangkan The Mandalika.
Penandatanganan Paket II melibatkan operasi bersama antara PT Hutama Karya (Persero) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Operasi bersama ini akan membangun, di antaranya, sarana dan prasarana jaringan jalan, normalisasi sungai, dan konstruksi Masjid Area Timur.
Pembangunan The Mandalika berlangsung sejak 2016. Proyek infrastruktur dasar yang masih berjalan dan akan selesai pada tahun ini terdiri dari jalan sepanjang 6,7 kilometer dan jalan kawasan khusus.
Pekerjaan ini memperoleh pembiayaan dari pemerintah melalui penyertaan modal negara tahun 2020 sebesar Rp 500 miliar, fasilitas pendanaan melalui program National Interest Account dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank, serta sindikasi pendanaan dari Himpunan Bank Negara.