Penerapan Protokol Kesehatan untuk Menggenjot Wisatawan Domestik
Pemerintah tidak bisa serta-merta membuka jalur penerbangan internasional untuk meningkatkan wisatawan luar negeri sehingga tahun ini fokus untuk mengembalikan kunjungan wisatawan domestik akan ditingkatkan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penerapan protokol kesehatan masih menjadi cara paling jitu dalam proses pemulihan sektor pariwisata dari terpaan pandemi Covid-19. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintah tahun ini dalam mengembalikan tingkat kunjungan wisatawan domestik.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, menilai, protokol kesehatan di semua destinasi wisata perlu diterapkan untuk menopang minat wisatawan domestik yang mulai menggeliat lagi pada 2021.
”Mobilitas wisatawan mancanegara diperkirakan baru akan normal 1-2 tahun mendatang. Sejalan dengan fokus pemerintah pusat menggenjot wisatawan domestik, pemerintah daerah harus menjadi ujung tombak penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (3/3/2021).
Mobilitas wisatawan mancanegara diperkirakan baru akan normal 1-2 tahun mendatang. Sejalan dengan fokus pemerintah pusat untuk menggenjot wisatawan domestik, pemerintah daerah harus menjadi ujung tombak penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata.
Destinasi wisata berorientasi wisatawan mancanegara, seperti Bali, perlu mengutamakan penerapan protokol kesehatan yang cakap. Dengan demikian, pemulihan ekonomi di sektor pariwisata bisa tertolong minat wisatawan domestik yang merasa yakin untuk berwisata lantaran penerapan protokol kesehatan yang sudah baik.
Dalam MNC Group Investor Forum 2021, Selasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia tidak bisa serta-merta membuka jalur penerbangan internasional untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini. Untuk itu, pemerintah masih akan fokus mengembalikan kunjungan wisatawan domestik.
”Dalam komunitas internasional, kita tahu ada travel bubble atau pembukaan zona lintas negara sesuai dengan kesepakatan. Saat seseorang melakukan perjalanan, dia harus memiliki keperluan,” katanya.
Saat ini, mengembalikan kunjungan turis domestik dinilai lebih penting dalam menggairahkan industri pariwisata. Untuk memulihkan pariwisata domestik, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyusun paket menggairahkan vakansi dan meningkatkan kekebalan kelompok (herd immunity).
”Kita harap program vaksinasi dapat menciptakan herd immunity di akhir 2021. Pada pertengahan tahun, 70 juta orang bisa divaksin. Hal ini menjadi game changer untuk turisme,” kata Airlangga.
Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan, upaya memulihkan sektor pariwisata domestik harus menumbuhkan kepercayaan wisatawan lebih dulu. Kepercayaan ditumbuhkan mulai dari penerapan protokol kesehatan hingga kegiatan wisatawan.
”Wisatawan juga akan melihat pelaksanaan protokol kesehatan di tempat wisata. Adakah protokol kesehatan yang terlewatkan, hal ini akan menjadi pertimbangan untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan mancanegara,” ujar Yusuf.
Ia menyarankan pemangku kebijakan pariwisata mengubah pola atraksi pariwisata, dari semula menciptakan kerumunan menjadi bersifat privasi. Hal ini menjadi penyesuaian untuk menumbuhkan sektor pariwisata dalam kondisi pandemi Covid-19.
”Fokus untuk menggenjot wisatawan domestik menjadi hal yang logis. Sebab, sepanjang pandemi masih berlangsung, sektor pariwisata sulit berharap pada kunjungan wisman,” ujarnya.
Wisatawan juga akan melihat pelaksanaan protokol kesehatan di tempat wisata.