70 Alat Tes Deteksi Covid-19 GeNose untuk Dermaga Penyeberangan
Kementrian Perhubungan telah memesan 200 unit GeNose yang 70 unit di antaranya khusus untuk dermaga penyeberangan. Alat deteksi Covid-19 itu ditargetkan dapat dioperasikan di dermaga seluruh Indonesia pada Maret 2021.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Kementerian Perhubungan memesan 70 unit alat deteksi Covid-19 Gadjah Mada Electronic Nose atau GeNose C19 untuk dioperasikan di dermaga penyeberangan seluruh Indonesia. Hal itu menjadi angin segar bagi provinsi yang wilayahnya sebagian adalah perairan seperti Kepulauan Riau.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setyadi, Kamis (25/2/2021), mengatakan, pihaknya telah memesan 200 unit GeNose yang 70 di antaranya khusus untuk dermaga penyeberangan. Alat deteksi Covid-19 itu ditargetkan mulai dapat dioperasikan di dermaga seluruh Indonesia pada Maret 2021.
”Nantinya 70 unit GeNose itu akan dibagikan ke dermaga-dermaga di seluruh Indonesia oleh PT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan). Kami sudah pesan dan dua minggu lagi akan datang,” kata Budi saat peresmian Dermaga II Pelabuhan Telaga Punggur, Batam, Kepri.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menerapkan tes GeNose di stasiun kereta api di tujuh kota di Pulau Jawa mulai 5 Februari 2021. Penggunaan GeNose akan diperluas ke 44 kota lainnya dalam satu bulan ke depan untuk mempercepat deteksi dini Covid-19 (Kompas, 20/2/2020).
Salah satu yang mengharapkan penggunaan GeNose sebagai penapisan Covid-19 di dermaga adalah Pemerintah Kabupaten Bintan. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan Wan Rudy Iskandar menilai, GeNose cocok diterapkan di provinsi kepulauan seperti Kepri yang mobilitas warga antarpulaunya tinggi.
Selain itu, kata Rudy, penggunaan tes GeNose dapat mengurangi resistensi wisatawan untuk berlibur saat pandemi. Metode tes itu dinilai simpel karena tidak perlu mengambil sampel cairan dari rongga hidung. Selain itu, biaya tes hanya Rp 20.000 dan hasilnya keluar dalam tiga menit.
”Di Bintan sudah ada PCR yang disediakan untuk wisatawan asing jika nanti Singapura dan Malaysia membuka perbatasan. Sementara GeNose yang lebih praktis cocok digunakan oleh wisatawan domestik yang akan berlibur ke Bintan,” kata Rudy.
Kedatangan rombongan Kementerian Perhubungan ke Batam itu untuk meresmikan pembangunan Dermaga II Telaga Punggur. Dermaga baru itu rencananya akan difungsikan sebagai tempat berlabuh kapal-kapal antarprovinsi.
Pelabuhan Telaga Punggur mampu melayani 16 lintasan dengan jumlah armada sebanyak 10 kapal. (Ira Puspadewi)
Direktur PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, dermaga baru yang dibangun dengan dana hampir Rp 60 miliar itu mampu menampung kapal berukuran 10.000 gross register tonnage (GRT). Kapasitas itu dua kali lebih besar dari Dermaga I Telaga Punggur.
Dengan pembangunan dermaga baru itu, kini Pelabuhan Telaga Punggur mampu melayani 16 lintasan dengan jumlah armada 10 kapal. Hal itu diharapkan semakin memudahkan transportasi warga di Batam dengan pulau-pulau di sekitarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, yang saat ini perlu menjadi fokus bersama adalah aspek keselamatan. Ia mendorong pengelola dermaga untuk selanjutnya bekerja sama dengan pemerintah daerah agar pelayanan lebih maksimal.