Presiden Jokowi Tinjau Lumbung Pangan dan Resmikan Bendungan di NTT
Hari ini Presiden Joko Widodo menyambangi NTT. Presiden akan meninjau area lumbung padi yang menjadi program jangka panjang pemerintah di Sumba Tengah. Presiden juga akan meresmikan Bendungan Napun Gete di Sikka.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengadakan kunjungan kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Selasa (23/2/2021). Presiden dijadwalkan meninjau lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah dan meresmikan bendungan di Kabupaten Sikka.
Mengutip siaran pers Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi bersama rombongan terbatas lepas landas menuju Kabupaten Sumba Barat Daya dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 06.00.
Setiba di Bandar Udara Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Presiden akan langsung bergerak menuju lokasi lumbung pangan di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah. Di lokasi, Presiden akan meninjau area lumbung padi yang menjadi program jangka panjang pemerintah untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selanjutnya, Presiden diagendakan untuk langsung bertolak menuju Kabupaten Sikka dengan menempuh perjalanan udara melalui Bandar Udara Tambolaka dan tiba di Bandar Udara Frans Seda, Kabupaten Sikka. Di sini, Presiden akan meresmikan Bendungan Napun Gete yang mulai dibangun 2016.
Selepas rangkaian acara, Presiden bersama rombongan terbatas akan langsung kembali menuju Jakarta. Turut serta dalam rombongan Presiden Jokowi, antara lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Agus Subiyanto.
NTT adalah provinsi kepulauan dengan wilayah seluas 47,93 kilometer persegi dan penduduk 5,54 juta jiwa. Wilayah NTT terbagi dalam 21 kabupaten dan 1 kota. NTT juga mencakup 615 pulau dengan tujuh pulau besar, yakni Sumba, Timor, Flores, Alor, Lembata, Rote, dan Sabu. Iklim yang kering menjadi karakteristik sebagian besar wilayahnya di hampir sepanjang tahun.
Sebagai salah satu provinsi termiskin di Indonesia, NTT tertinggal hampir di semua area dibandingkan dengan provinsi lain. Hal ini tecermin di berbagai indikator pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Angka kemiskinan di NTT, misalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019, mencapai 20,62 persen atau lebih dari dua kali lipat angka rata-rata kemiskinan nasional 9,22 persen. Hal ini menempatkan NTT sebagai provinsi termiskin ketiga setelah Papua dan Papua Barat.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT juga terendah ketiga di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat. IPM NTT pada 2019 adalah 65,23 atau jauh di bawah IPM nasional, yakni 71,92. IPM dibentuk dari penilaian terhadap tiga dimensi, yakni pendidikan, kesehatan, dan standar hidup layak.
Di bidang pendidikan, Angka Partisipasi Murni (APM) NTT termasuk rendah. Merujuk pada Statistik Pendidikan 2018 yang diterbitkan BPS, untuk jenjang SD, angkanya masih tergolong rata-rata, yakni 96,12 persen.
Namun, pada jenjang SMP, SMA, dan perguruan tinggi, APM NTT langsung anjlok. Untuk tingkat SMP 68,14 persen dan tingkat SMA 53,67 persen. Adapun untuk tingkat perguruan tinggi, APM NTT lebih parah lagi atau hanya 16,69 persen.