Pembangunan Jalan Kawasan Khusus Mandalika Capai 58 Persen
Pembangunan Jalan Kawasan Khusus Mandalika yang juga akan berfungsi sebagai arena balap MotoGP terus berlangsung. Secara keseluruhan, progres pembangunannya telah mencapai 58 persen.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) terus mendorong percepatan pembangunan proyek Jalan Kawasan Khusus Mandalika. Hingga saat ini, progres pembangunan jalan yang akan digunakan untuk berbagai fungsi termasuk arena untuk balap MotoGP itu telah mencapai 58 persen.
Jalan Kawasan Khusus (JKK) memiliki panjang lintasan 4,31 kilometer. Tidak hanya untuk ajang balap MotoGP yang direncanakan berlangsung pada November 2021 mendatang, tetapi juga kegiatan olahraga rekreasi (sport tourism) lain. Termasuk balap sepeda hingga jalan umum untuk mengakses ke obyek wisata di kawasan Mandalika.
Menurut Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro, Senin (22/2/2021), kegiatan pekerjaan tanah (ground work) termasuk di dalamnya pemasangan pagar beton keliling JKK, timbunan tanah, serta pengembangan pekerjaan tanah sudah rampung pada Januari 2021.
Bram menambahkan, saat ini, pembangunan JKK Mandalika telah memasuk tahap persiapan aspal AC-Base Track, pemasangan saluran Hauraton, pekerjaan Gravel Bed, Backfill Retaining Wall, penanaman rumput, dan pengaspalan service road sepanjang 1,8 kilometer.
”Proses pengaspalan untuk service road dilaksanakan dengan hati-hati dan presisi karena harus memiliki permukaan yang halus dan terjaga dari kerusakan,” kata Bram.
Saat ini, progres pembangunan JKK telah mencapai 58 persen dan masih sesuai jadwal. Kami terus pantau dengan ketat proses pekerjaan proyek ini karena pekerjaan harus dilakukan dengan teliti dan presisi. (Bram Subiandoro)
Service road adalah jalan layanan yang berada di belakang garis pertama perlindungan sebagai pelayanan darurat. Fungsinya untuk mengakomodasi sejumlah kendaraan yang mengalami kecelakaan beserta para pembalap saat keluar dari lintasan.
Bram menambahkan, saat ini, mereka juga tengah memasang concrete barrier. Bagian ini berupa pagar pembatas di sepanjang lintasan untuk menajga motor dan melindung penonon ketika terjadi kecelakaan. Total volume dari pagar pembatas tersebut adalah 9.903 meter kubik dan ditargetkan selesai pada akhir Juni 2021.
”Saat ini progres pembangunan JKK telah mencapai 58 persen dan masih sesuai jadwal. Kami terus pantau dengan ketat proses pekerjaan proyek ini karena pekerjaan harus dilakukan dengan teliti dan presisi,” kata Bram.
Bram optimistis proyek tersebut dapat berjalan lancar. Termasuk selesai sesuai tengat waktu dengan hasil final homologasi sesuai dengan standar Federasi Motor Internasional (FIM).
Homologasi adalah proses standar persetujuan atau sertifikasi dalam dunia balap yang meliputi standar kendaraan balap, lintasan, dan komponen-komponen lainnya yang telah ditentukan untuk penyelenggaraan balap.
Bram menambahkan, perkembangan pembangunan JKK Mandalika secara rutin kepada Dorna Sports, organisanya penyelenggara MotoGP. ”Dengan begitu, kami harap proses homologasi pada pertengahan tahun ini nantinya dapat berjalan dengan lancar dan balapan IndonesianGP dapat digelar tahun ini,” kata Bram.
Persiapan
Selain infrastruktur, persiapan lain juga dilakukan. Baik pendukung di dalam kawasan maupun di luar kawasan. Pada Desember 2020 misalnya, BNPB bersama Universitas Mataram menggelar uji coba sirene dan simulasi bencana tsunami di kawasan Mandalika, Lombok Tengah, NTB. Kegiatan itu diharapkan bisa meningkatkan kapasitas masyarakat menghadapi bencana.
Ketua Pusat Kajian Pengelolaan Risiko Bencana (PKPRB) Fakultas Teknik Universitas Mataram mengatakan, kawasan Kuta yang berada di kawasan pesisir selatan Lombok, termasuk Sumbawa, memiliki risiko tinggi terhadap tsunami. Oleh karena itu, peningkatan kesiapan masyarakat menghadapi bencana tersebut sangat diperlukan.
Selain itu, pelatihan bagi UMKM juga dilakukan. Baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan. Termasuk bagi desa-desa wisata yang disiapkan sebagai penyangga KEK Mandalika. Pelatihan, baik dari pemerintah, badan usaha milik negara (BUMN), maupun swasta.
Di Desa Wisata Hijau Bilebante Lombok Tengah misalnya, mereka mendapat pelatihan untuk terapi kesehatan dari salah satu perusahaan kecantikan. Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (DWH) Bilebante Pahrul Azim, terapis memang menjadi salah satu kecakapan yang disiapkan untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan yang datang saat ajang MotoGP berlangsung.
Desa wisata lain seperti Tete Batu di Lombok Tengah juga ikut bersiap. Menurut Sekretaris Desa Tete Batu Hermiwandi, wisatawan yang datang ke Mandalika tentu tidak sekadar menonton MotoGP, tetapi sekaligus berekreasi.
Oleh karena itu, selain akomodasi seperti hotel dan penginapan, mereka juga menyiapkan atraksi. Misalnya membuka kembali jalur pendakian Rinjani, jalur sepeda, dan kemah. Menurut Harmiwandi, sebagai desa wisata, peluang dari keberadaan KEK Mandalika harus ditangkap.