Semangat Pariwisata Berkelanjutan Gede Ardika Tak Lekang
Ide yang digaungkan I Gede Ardika soal pariwisata berkelanjutan dinilai tidak lekang. Pariwisata tak lagi bisa dimaknai hanya dari segi ekonomi, tetapi juga lingkungan, budaya, sosial, budaya, politik, dan keamanan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Semasa hidupnya, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan periode 2000-2001 dan 2001-2004 I Gede Ardika menggaungkan dan berupaya menerapkan pariwisata berkelanjutan atau tourism sustainable. Dia telah berpulang, Sabtu (20/2/2021).
Pemerhati pariwisata berkelanjutan sekaligus Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan 2019-2020 Valerina Daniel menganggap Ardika sebagai guru. ”Dia mengajarkan saya tentang pariwisata berkelanjutan secara detail dan terus-menerus. Gagasannya mengenai pariwisata berkelanjutan penting dan relevan hingga saat ini,” katanya saat dihubungi, Sabtu.
Relevansi itu kian mengemuka saat pandemi Covid-19 yang membuat pemangku kepentingan dan pelaku terkait berpikir ulang mengenai konsep pariwisata yang cocok diterapkan di Indonesia. Pariwisata berkelanjutan menawarkan penerapan yang holistik, tetap relevan hingga di waktu mendatang, serta tak hanya menyoal ekonomi, tetapi juga sosial masyarakat dan lingkungan hidup.
Pariwisata berkelanjutan memiliki empat pilar, yakni sosial masyarakat (people), lingkungan hidup (planet), ekonomi (prosperity), dan tata kelola (management). Dia menilai, pandemi menjadi momentum untuk mengedukasi wisatawan domestik agar lebih memahami dan mengapresiasi adat-istiadat dan nilai-nilai lokal beragam destinasi yang ada di Indonesia sebagai bentuk bagian dari pariwisata berkelanjutan.
Keputusan Menteri Pariwisata Nomor 143 Tahun 2019 tentang Dewan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Indonesia (Indonesia Sustainable Tourism Council) menunjuk Ardika sebagai ketua dewan dan Valerina menjadi anggotanya. Salah satu tugas dewan tersebut adalah memberikan arahan kebijakan serta strategi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan program pembangunan pariwisata berkelanjutan, termasuk sertifikasinya. Tujuannya meningkatkan daya saing keberlanjutan lingkungan.
Bersama Ardika, Valerina pernah menjadi juri Indonesia Sustainable Tourism Award untuk menilai destinasi wisata yang telah menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Ajang ini juga bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat serta para pelaku usaha dan pemangku kepentingan terkait mengenai pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Selama berinteraksi dengan Ardika, ada pesan yang menyentuh hingga saat ini. ”Pak Ardika pernah mengatakan, ’Pariwisata itu bukan sekadar jalan-jalan, melainkan proses mendapatkan ketenangan dalam diri, sosial, dan lingkungan’. Kalimat ini akan tecermin dari kegiatan wisata yang dipilih. Jika ingin memperoleh ketenangan pribadi, sosial, dan lingkungan, kita akan memilih terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat setempat dan tidak membuang sampah sembarangan. Setelah berwisata, bukan hanya kita yang senang, tetapi juga masyarakat sekitar destinasi pun ikut senang,” tuturnya.
Menurut dia, semangat Ardika dalam menerapkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia datang dari cara hidup masyarakat Bali. Dia berpendapat, ada sejumlah prinsip dalam pariwisata berkelanjutan yang beririsan dengan ”Tri Hita Karana”.
Secara pribadi, dia menilai sosok kebapakan Ardika begitu kuat. ”Saya juga menganggap Beliau sebagai bapak karena sangat sabar serta tak sungkan membagikan ilmu dan pengetahuannya. Sejak mendengar kabar kesehatan Beliau menurun pada tahun lalu, saya menjaga kontak dengan mengirim pesan semangat dari jauh. Saya merasa kehilangan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Budijanto Ardiansjah menyebutkan, kebijakan promosi pariwisata ala Ardika sangat berkesan bagi pelaku usaha wisata. ”Promosi tersebut turut mengemas konsep kekayaan budaya dan keindahan alam Indonesia. Dampaknya, pertumbuhan wisatawan mancanegara pada masa itu tergolong luar biasa,” katanya saat dihubungi.
Bagi dia, Ardika merupakan sosok yang rendah hati serta mampu memahami pariwisata, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun industri. Oleh sebab itu, dia dapat membangun pariwisata menjadi sektor yang bermanfaat bagi masyarakat. Dia merupakan tokoh yang berdedikasi dalam kemajuan pariwisata Tanah Air. Kini, Indonesia telah kehilangan tokoh besar pariwisata.