Mendesak, Kajian untuk Hentikan Kisruh soal Cantrang
Agar konflik antarnelayan tidak terus berlarut, pemerintah didesak segera melakukan kajian mendalam terhadap alat tangkap baru modifikasi yang diberi nama jaring tarik berkantong.
Nelayan beraktivitas di sekitar kapal cantrang yang bersandar di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kota Tegal, Jateng, Senin (15/2/2021). Setelah melakukan audiensi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, nelayan cantrang di pantura Jateng sepakat beralih alat tangkap menjadi jaring tarik berkantong. Alat tangkap itu diklaim lebih ramah lingkungan dan berbeda dengan cantrang.
BATAM, KOMPAS — Nelayan tradisional di Kepulauan Riau meragukan modifikasi cantrang oleh nelayan pantai utara Jawa dapat mengubah karakteristik pukat tarik itu menjadi ramah lingkungan. Agar konflik antarnelayan tidak terus berlarut, sejumlah kalangan mendesak pemerintah segera melakukan kajian mendalam terhadap alat tangkap baru yang diberi nama jaring tarik berkantong tersebut.
Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri, Kamis (18/2/2021), mengatakan, modifikasi alat tangkap cantrang menjadi jaring tarik berkantong itu hanya kedok untuk mempercepat turunnya izin bagi kapal-kapal cantrang dari pantura Jawa untuk beroperasi di Laut Natuna Utara. Ia meminta pemerintah melibatkan nelayan tradisional saat melakukan uji petik untuk membuktikan klaim ramah lingkungan tersebut.


