Keyakinan pelaku usaha bertambah setelah mengetahui rencana pemerintah yang akan terus membantu pemulihan ekonomi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah optimistis menyambut triwulan I-2021 meskipun aktivitas bisnis mereka pada triwulan IV-2020 turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Hal tersebut tergambar dari survei BRI Micro and SME Index (BMSI) pada 11 Januari-4 Februari 2021. Survei dilakukan terhadap 5.000 nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di 33 provinsi. Tren positif kondisi UMKM tecermin dari indeks di atas 100.
Survei BMSI mencatat indeks aktivitas bisnis triwulan IV-2020 sebesar 81,5 atau turun dibandingkan dengan triwulan III-2020 sebesar 84,2.
”Penurunan BMSI sejalan dengan penurunan produk domestik bruto secara triwulanan,” kata Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (18/2/2021).
Sunarso memaparkan, ada tiga faktor penyebab penurunan aktivitas UMKM tersebut. Pertama, pengetatan PSBB di akhir triwulan III-2020 sebagai dampak peningkatan jumlah kasus Covid-19. Kedua, pembatalan libur panjang pada akhir 2020 berupa pengurangan libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Ketiga, penurunan aktivitas di sektor pertanian pada awal musim tanam serta penurunan aktivitas pertambangan dan konstruksi di musim hujan.
Sunarso menambahkan, indeks ekspektasi aktivitas bisnis pada triwulan IV-2020 sebesar 105,4 atau lebih rendah daripada triwulan III-2020 sebesar 109,3. Indeks ekspektasi aktivitas bisnis di atas 100 tersebut menunjukkan optimisme pelaku UMKM menyambut triwulan I-2021 tetap terjaga.
Responden pelaku UMKM yang mengetahui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) naik dari 33,10 persen pada triwulan III-2020 menjadi 55,6 persen pada triwulan IV-2020. Indeks kepercayaan pelaku UMKM kepada pemerintah juga naik dari 126,8 di triwulan III-2020 menjadi 136,3 di triwulan IV-2020.
”Rencana pemerintah yang akan terus membantu pemulihan ekonomi sektor UMKM melalui kelanjutan program PEN 2021 turut menambah keyakinan para pelaku usaha,” kata Sunarso.
Sunarso mengatakan, BRI merencanakan beberapa program dalam mendukung pelaku usaha, terutama segmen mikro, yang menjadi fokus bisnis perseroan. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 30 juta pelaku usaha ultramikro belum mendapatkan akses pendanaan dari lembaga pembiayaan formal.
”Di BRI saat ini terdapat 10,2 juta lebih nasabah mikro. Sebanyak 93 persen di antaranya, yakni 9,5 juta nasabah, terkategori ultramikro dengan outstanding kredit Rp 205 triliun,” kata Sunarso.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan, masih banyak pelaku UMKM yang membutuhkan dukungan pembiayaan. Apalagi, kegiatan usaha UMKM banyak yang terdampak pandemi Covid-19.
BRI merencanakan beberapa program dalam mendukung pelaku usaha, terutama segmen mikro, yang menjadi fokus bisnis perseroan.
Sementara itu, Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng pada UKM Virtual Expo 2021, Kamis (18/2/2021), mengatakan, UMKM berperan penting dalam perekonomian. Berdasarkan data Kemenkop dan UKM serta Badan Pusat Statistik pada 2018, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 61,07 persen.
UMKM juga berkontribusi 97 persen terhadap total tenaga kerja dan 14,37 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia. ”Kalau kita bisa menggerakkan hampir 64 juta UMKM, ekonomi Indonesia akan lebih cepat bangkit,” kata Hanawijaya pada sesi Ngobrol Permodalan dan Literasi Keuangan UKM bersama Bank Jateng.